[Hanya fiksi]
•••
Akhirnya hari ini Jisung merekam pre-recording untuk musik show. Jisung memegang dada kirinya, jantungnya berdetak kencang. Ia menghembuskan napasnya pelan, mencoba menetralkan napasnya yang tidak teratur.
Kenapa Jisung sangat gugup?Jisung merasa, ia harus bekerja keras untuk penampilan kali ini.
"Gwenchana?"
Jisung membalikkan badannya, Doyoung menghampirinya. Ia membenarkan baju Jisung yang sedikit kusut dan menepuk pundak Jisung, memamerkan senyum hangatnya.
"Aku tidak sabar satu panggung denganmu," ucap Doyoung.
Jisung tersenyum lebar. "Aku juga Hyung. Tapi, aku sangat gugup."
"Gwenchana. Kau lihat komentar MV kita kemarin 'kan? Banyak komentar positif tentang mu Jisung-ah. Kau pasti bisa!"
Mendengar kalimat itu membuat Jisung mendapatkan percaya dirinya lagi. Jisung tersenyum lebar. Ia benar-benar berterima kasih kepada 127 Hyung yang selalu menyemangatinya dan menjaganya.
"Jja yaedeura! Sepuluh menit lagi kita harus naik, ayo berkumpul!"
Mereka bertujuh berkumpul, dan Taeyong memberikan kalimat semangat. Mereka pun berjalan menuju back stage. Setelah semua siap, mereka naik ke panggung dan penggemar mereka berseru.
Melihat lighstick berwarna hijau yang sangat terang membuat Jisung gugup, dan bersemangat secara bersamaan. Tapi Jisung tetap menampilkan senyum manisnya.
Mereka menyapa penggemar, saat staf mengatur setting, musik dan yang lainnya. Jisung mengedarkan pandangannya, meneliti penggemarnya. Ia mengernyit saat melihat wajah tidak asing.
Sekarang Jisung membelalakkan matanya, tangannya menutup mulutnya tidak percaya.
Lim A Yeong, gadis itu berdiri di antara penggemarnya dan mengangkat lighsticknya tinggi-tinggi. Yang lebih mengejutkan adalah, kertas panjang yang bertulisan 'Aku mendukung mu. Park bodoh Jisung, Hwaiting!'
Jisung terkekeh kecil melihat tulisan itu. Ternyata memang benar, Chenle sudah membereskannya. Jisung sungguh berterima kasih kepada Chenle. Jisung sangat tau, Chenle peduli padanya tapi berpura-pura tidak peduli.
Panjang umur!
Saat Jisung menyelesaikan pre-recording dan kembali ke ruang tunggu, Chenle meneleponnya.
"Eoh Chenle-ya?"
"Chenle-ya kau tau, Lim A Yeong datang ke mcountdown."
"Jinjja? Baguslah."
Jisung mengernyit. Ada apa dengan suara Chenle yang lirih? Apa Chenle masih sakit?
"Chenle-ya gwenchana? Suaramu—"
"Jisung-ah apa kau memiliki waktu, satu jam saja?"
Jisung merasa Chenle benar-benar aneh. "Wae?"
"Satu jam saja, tidak bisakah kau meluangkan waktu mu untukku? Aku, aku ingin bertemu dengan mu."
Seorang Chenle memohon ingin bertemu Jisung? Sungguh, Jisung sedikit khawatir karena keanehan Chenle.
Jisung menghampiri Taeyong. "Hyung, apa jadwal kita sangat padat? Apa aku memiliki waktu luang satu jam saja hari ini?"
"Emm ... Setelah ini, kita istirahat selama dua jam barulah kita akan ke radio. Tadi Seo manajer yang mengatakannya padaku, wae?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] 2. I'm Tired : Park Jisung
Fanfiction[Lengkap] Dengan Chenle menyelamatkan Jisung setelah melihat mimpi buruknya, apakah itu memang hal yang terbaik untuk Jisung? Ini tentang Jisung yang lelah dengan permainan takdir untuk hidupnya. Kenapa hidupnya sangat rumit? Benar-benar melelahkan...