~•°•°•°•°•°•°•°•~Mendengar tangisan adiknya, Altair segera beranjak menuju Viona. Namun langkahnya seketika terhenti kala melihat Ardiaz dan Arsen juga menghampiri adiknya.
"Mau apa kalian?" Tanya Altair datar.
"Mengambil Adikku, memangnya apalagi huh?" Tanya Ardiaz remeh.
"Adik?! Kau berani?!"
"Ya!" Tantang Ardiaz.
"Arghh brengsek! Kau?! Mau apa kau hah?!"
Arsen yang merasa ditanya menjawab dengan tenang, "Hanya Refleks."
Altair dan Ardiaz seketika terdiam melongo mendengarnya. Tak berselang lama karena setelahnya mereka sama-sama menatap tajam satu sama lain dengan wajah garang.
Viona yang tadinya menangis seketika berhenti.
Ia mengernyit bingung melihat keanehan orang disini.
Lihatlah itu?!
Ayahnya yang masih mengacungkan pedang kearah Alex yang hanya tenang. Tetapi siapapun tahu bahwa mata mereka tersirat kemarahan disana.
Kaisar Hector yang menatap mereka berbinar, permaisuri Bia yang hanya diam ditempat dan ketiga laki-laki muda itu yang saling memasang wajah garang.
Arghh kenapa begini?!
Viona yang kesal pun segera berontak turun dari gendongan ayahnya. Setelah turun ia langsung pergi dari sana, bahkan Duke dan yang lain masih tak sadar jika Viona tidak ada lagi disekitarnya.
•••
"Vio cekalang ada dimana!" Gerutu Viona.
Saat ini ia berjalan tak tentu arah dengan Cake Cokelat ditangannya.
Sebelum kabur, ia sempat mencomot banyak cake untuk ia makan.
Sekarang penampilan Viona sangat berantakan. Gaun indahnya yang terkena krim cokelat, pipi gembulnya yang belepotan serta tangannya yang di penuhi Cake coklat, tetapi tak ia hiraukan.
Ia juga tak peduli dengan itu.
"Wuahhh indah cekali!!" Kagum Vio kala melihat indahnya langit malam di atasnya.
Ia berjalan riang kearah taman istana dan mulai duduk di kursi taman yang tersedia disana.
Viona menatap berbinar hingga tak sadar jika ada seseorang disamping nya yang menatap Viona dalam.
"Siapa kau!" Pungkas orang itu tajam.
Mendengar suara barithon disampingnya membuat Viona tersentak dan mulai mengalihkan pandangannya.
Viona terbelalak kaget saat melihat sosok pria tampan bermata Ruby sedang menatapnya tajam.
Apakah di dunia ini cemua plia memang cangat tampan? Huhu Vio cungguh tak kuat!
"Kenapa malah melamun!" Bentak pria itu tajam.
Mendengar bentakan itu membuat Viona tersentak dan mulai melengkungkan bibirnya dengan mata berkaca-kaca.
"Huwaaaaa,,,,kenapa malah-malah?! Vio kan jadi telkejut! Huhuhu Papa!!"
Entah mengapa melihat Viona menangis malah membuat pria tersebut mengulum bibir menahan senyum.
Merasa tak tega, pria itu segera membawa Viona ke gendongannya dan mulai menimang Viona layaknya bayi.
Ia bahkan mengabaikan jas nya yang akan kotor karena terkena crim cake dari Viona.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Change Of Destiny
Фэнтези{Jangan lupa Follow yak! } ~••~ { transmigrasi Series } Hasya Bellvyah, remaja 15 tahun yang harus banting tulang demi membantu biaya Panti Asuhan yang ia tempati. Hidup sebatang kara membuat sosok Hasya menjadi gadis yang kuat dan pemberani. Apa...