Chap : About Alden.

2.8K 397 11
                                    


~•°•°•°•°•°•°•°•~

Alden kembali menuang Wine ke gelas kacanya yang kosong. Terhitung sudah lima gelas yang ia habiskan. Alden menegak kasar minumannya, enggan untuk berhenti.

"Berhenti meminum itu Alden, itu tak baik untuk kesehatanmu!" Sahut Vans, temannya.

"Kau bisa saja sakit Al!" Sentak Vans lalu merampas gelas ditangan temannya.

Alden menatap sayu kearah Vans lalu terkekeh miris, "Aku memang sakit Vans Hik, Aku memang tak pernah Hik baik-baik saja selama ini!" Ceguk Alden.

"Semenjak dia pergi, aku kehilangan semangat hidupku,,Hiks,,, D-dia pergi Hiks,,, Asya ku telah p-pergi,, Hikss,,, Bukankah dia jahat Vans?! Dia meninggalkan ku sendirian didunia ini!!!" Teriak Alden.

Vans terdiam sambil memandang Alden prihatin. Semenjak kematian Hasya, Alden seperti kehilangan arah dan tujuan hidupnya.

Ia bahkan tak segan memukul atau melukai siapapun yang ada di dekat nya. Dampak Asya memang sangat besar untuk Alden.

Semenjak kematian orang tuanya, Alden memutuskan pergi dari rumah dan menghilang tanpa kabar.

Beruntung tangan kanan ayahnya bisa menemukan Alden yang ternyata tinggal di Panti Asuhan milik Orang Tua Alden sendiri.

Saat memutuskan untuk menemui Alden, Vans dikejutkan dengan teriakan Alden dengan tangisan kencangnya. Ia memeluk seorang gadis mungil yang telah terbujur kaku tak bernyawa.

Untuk kedua kalinya, Vans kembali melihat pandangan kosong layaknya tak bernyawa dari mata Alden.

Vans tersadar kala mendengar suara pecahan gelas dari Alden sendiri.

Prangg!

"ARGHHH!!! INI TAK ADIL!! KAU MENGAMBIL SEMUANYA DARIKU! KAU MENGAMBIL ORANG TUAKU!!! KAU MERENGGUT KEBAHAGIAAN KU!! LALU SEKARANG, KAU INGIN MENGAMBIL CAHAYA KU JUGA?!!! KAU TELAH MENGHANCURKAN KU BRENGSEK!!!! ARGHHH!" Teriak Alden sambil menatap langit.

Ia seolah menumpahkan kekesalannya pada Tuhan yang bahkan tak pernah ia percaya.

"Tak bisakah,,Hiks,,kau melihat ku bahagia sebentar huh?! Apa memang aku tak bisa mendapatkan semua itu?! K-kenapa? Kenapa kau sangat jahat? Kau kembali menghancurkan ku untuk kedua kalinya~~" Lirih Alden.

"Cukup Alden, kau tak bisa terus seperti ini!" Ujar Vans mencoba menenangkan. Namun, Alden seolah tuli dan tak menggubris ucapan Vans.

Ia kembali melempar barang didekatnya, Alden bahkan mengabaikan luka dalam di tangan dan kakinya.

Bugh!

"SADARLAH BODOH!!! DENGAN BERTERIAK SEPERTI INI, KAU PIKIR BISA MENGEMBALIKAN GADISMU HAH?! KAU HANYA MELUKAI DIRIMU SENDIRI SIALAN!" Vans berteriak menyadarkan Alden setelah membogem pria itu.

Alden meringis lalu menatap Vans tajam, "Kau tak akan mengerti, lebih baik pergi dan menjauhlah dariku! jangan pernah mencari atau menemui ku lagi! Camkan itu!" Pungkas Alden tajam lalu keluar dari ruangan itu.

Vans tergugu ditempat sambil menatap punggung Alden yang menjauh dengan sendu.

Vans mengusap wajahnya kasar lalu berdecak sebal. "Tck, Dia memang keras kepala."

•••

Alden saat ini duduk diranjang Asya, sambil memandang figura didepannya sendu.

Disana, terdapat foto ia dan Asya yang terlihat sangat bahagia. Asya berpose dua jari dengan senyuman manisnya dan Alden yang memandang Asya penuh cinta. Alden kembali menangis lalu memeluk foto itu dengan erat.

The Change Of DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang