~•°•°•°•°•°•°•~Brakk!
Duke datang dengan wajah khawatir nya, ia melihat kearah Viona yang sedang duduk dipangkuan Altair.
Sepertinya Altair sedang menenangkan putrinya yang sedang menangis, terbukti dengan Viona yang masih membaringkan wajahnya pada bahu Altair dengan sesenggukan.
'Tck, kenapa harus ada bocah itu! Dasar Pengganggu!'
"Aku akan menenangkannya!" Ujar Duke Charon.
Altair memandang sinis ayahnya, "Adikku sudah tenang ayah, kau tak perlu lagi menenangkannya." Balas Altair pelan, takut mengganggu tidur adiknya.
Duke menghembuskan nafas tak percaya, ia berdecak malas dan duduk disamping puteranya.
Ia memandang wajah cantik putrinya yang terlihat menggemaskan saat tidur. Mata indah yang tertutup dengan bulu mata yang lentik, pipi gembul yang memerah dan bibir mungil yang mengerucut lucu karena tertekan bahu Altair.
Duke mengecup pipi putrinya sayang, lalu menatap puteranya yang saat ini hanya diam.
Tumben, biasanya marah-marah.
"Ada apa denganmu?" Tanya Duke heran.
Altair tersentak dari lamunannya dan mulai mengalihkan pandangannya kearah Duke. "Ada yang ingin kukatakan!" Ujar Altair serius.
"Hmm?"
"Ayah, sepertinya ada sesuatu yang tidak kita ketahui disini." Altair berujar sambil mengelus punggung Viona sayang.
"Hmm, kau membahas kejadian semalam?" Tanya Duke yang mengerti arah pembicaraan ini.
"Iya ayah. Saat melihat Gadis itu, Adikku tiba-tiba menjadi ketakutan." Jelas Altair.
"Dia Putri angkat Viscount Leon," Ujar Duke datar.
Mengingat kejadian semalam, mereka menjadi sangat khawatir.
Untuk pertama kalinya Viona menangis sekencang itu, bagaimana mungkin mereka tak panik?
"Ayah, sebaiknya kita sembunyikan saja Vio di kediaman kita. Jangan biarkan dia keluar hingga usianya dewasa."
Menghela nafas, Altair berujar gusar. "Aku sudah memikirkan ini sejak semalam. Mungkin, ini cara yang bagus untuk menghindari kejadian seperti semalam!"
Duke tersenyum tipis mendengar itu,
Puteranya ini sepemikiran dengannya.
Awalnya ia juga berfikir seperti itu, namun ia takut akan membuat Vio terkekang dan puteranya tak setuju.
Duke menganggukkan kepalanya, "Hmm."
Altair yang melihat itu tersenyum puas.
Sebenarnya bukan hanya itu alasannya, Altair tidak ingin Viona nya disukai banyak orang nantinya. Melihat tatapan Ardiaz dan kedua putera Hector saja membuat Altair mengerti, bahwa mereka tertarik dan menginginkan adiknya.
Tentu saja Altair tak Terima!
Viona hanya miliknya, dan selamanya akan seperti itu!Duke mengangkat Viona yang telah tertidur pulas ke gendongannya.
Syukurlah puterinya tak terbangun, ia mengecup ubun-ubun puterinya lama dan mulai berlalu pergi.
Altair mendengus sebal saat ayahnya mengambil eh ralat, bukan mengambil tapi merebut Viona darinya.
"Ayah, kau mau membawa adikku kemana?" Altair berjalan menyusul ayahnya.
"Kau lupa ini bukan kediaman kita?" Pungkas Duke kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Change Of Destiny
Fantasy{Jangan lupa Follow yak! } ~••~ { transmigrasi Series } Hasya Bellvyah, remaja 15 tahun yang harus banting tulang demi membantu biaya Panti Asuhan yang ia tempati. Hidup sebatang kara membuat sosok Hasya menjadi gadis yang kuat dan pemberani. Apa...