💜💜💜💜💜
💜💜💜💜
💜💜💜
💜💜
💜SELAMAT MEMBACA
•••
Seorang gadis yang baru membuka matanya itu merasakan pusing luar biasa kala mencoba bangun. Rupanya desisan kecilnya barusan membuat sosok laki-laki yang tertidur di samping brankarnya itu terbangun.
"Nayra, lo bangun? Ada yang sakit?" Tutur laki-laki itu sembari merengkuh dan mengecup puncak kepala sang gadis.
"Bentar ya, gue panggilin dokter dulu," Menyadari tangan sang gadis yang terus memegangi kepalanya membuat laki-laki itu tersadar dan bergegas mencari dokter.
"Sshh gue di mana ini?" Maniknya mengerjap dengan cepat begitu kelopaknya sudah benar-benar terbuka.
Ruangan serba putih yang cukup khas ini ia duga adalah rumah sakit, manik legamnya kini berfokus pada satu titik yakni sebuah liontin yang entah sudah sejak kapan berada dalam genggamannya.
Sekelebat memori tentang seorang pemuda manis yang sudah menjadi kekasihnya melintas membawa kembali ingatan-ingatannya kala Nayra masih menjadi arwah.
Derap langkah kaki membuyarkan fokusnya, gadis itu dapat melihat seorang dokter datang bersama- Seokjin? Apa yang dilakukan laki-laki itu di sini.
Sang dokter memeriksa keadaan Nayra, hasilnya langsung disampaikan pada sosok laki-laki yang sudah menunggu dengan kekhawatiran di belakangnya.
Laki-laki itu mendekat, membawa Nayra dalam dekapan hangat di tengah bingungnya gadis itu saat ini, "Jin oppa? Mana Jungkook?"
Lelaki yang ia ketahui sebagai Seokjin itu justru mengernyit, "Ra, lo beneran lupain gue? Gue Seokjun, kakak lo."
"Hah?!" Beberapa memori kembali terlintas, kali ini tentang seorang gadis kecil yang begitu senang mengganggu kakak laki-lakinya ketika belajar dan berakhir sang kakak menemaninya bermain. Benar, bagaimana bisa ia melupakan kakaknya sendiri. Tapi tunggu, mengapa kakaknya ini begitu mirip dengan kakak dari kekasihnya?
"Ra? Gapapa kalo nggak inget nggak usah dipaksa."
"Jun oppa, ayah mana?" Ya, ini terasa aneh mengingat ayahnya begitu menyayangi Nayra dan ketika sadar gadis itu sama sekali tak menemukan sosoknya.
Sang laki-laki hanya menunduk menambah rasa penasaran dan gelisah di hati sang adik, "Oppa, jawab ih."
"Ayah udah pergi Ra, tepat sebulan setelah lo koma."
Damn, bulir-bulir bening kembali berlomba menyeruak dari kelopak yang melindungi iris hitam itu, "Lo pasti bercanda kan? Nggak lucu tau, tolong banget bawa ayah ke sini."
Seokjun kembali merengkuh tubuh mungil sang adik, hatinya turut sakit melihat perempuan yang paling ia sayang terus meracau di sela-sela isakan tangis pilunya. Tangan besarnya mengusap lembut punggung bergetar itu, setidaknya gadis itu akhirnya tertidur usai lama menangis.
***
"Jung, lo mau kemana?" Tanya yang lebih tua dengan tatapan memicing penuh keraguan.
"Cuma jalan-jalan aja kok Hyung," Alibi Jungkook mencoba menghindari omelan yang bisa diberikan kakaknya itu kapan saja.
"Awas aja ikut balap liar lagi."
"Nggak Hyung tenang aja," Kaki jenjangnya melangkah cepat usai mendapat ijin dari sang kakak.
Katakanlah Jungkook seorang pembohong karena sekarang ia dengan santainya memasuki arena balap liar dan memposisikan dirinya untuk segera melaju bersama beberapa peserta lain.

KAMU SEDANG MEMBACA
Oneshoot BTS [END]
Fanfiction[ BIASAIN VOTE YAH KALO BACA STORY APAPUN DAN SIAPAPUN AUTHOR NYA, VOTE DARI KALIAN ITU ADALAH BENTUK PENGHARGAAN BUAT AUTHOR ] - 💜jk - 💚v - 💛jimin - 💙rm - 💖jhope - 🖤suga - 💗jin Kumpulan story buat yang suka haluin Bangtan. Cuma short story p...