27. Awal

63.1K 6.2K 293
                                    

Shaka membanting semua benda di meja kerjanya, kepalanya terasa berdenyut. Saat bawahannya melapor jika tidak mendapat jejak apapun selama pencarian Vio.

"Tidak berguna!" Teriak Shaka marah.

"Tuan, apa tidak sebaiknya anda menghentikan pencarian nyonya? Mungkin saja nyonya sudah tiada." Ucap Dani, pria itu berusaha menghentikan tuannya mencari keberadaan Vio. Karena Dani tahu, Vio lebih baik hidup tanpa Shaka.

Pukulan diterima Dani, tepat di sudut bibir. Shaka mencengkeram kerah kemeja Dani dengan kuat. 

"Apa yang kau katakan bedebah?"

"Maaf tuan." Shaka mendorong tubuh asistennya itu ke lantai, mengacak rambutnya sendiri dengan kasar.

"Cepat, kerahkan lebih banyak orang untuk mencari Violet!"

"Saya menyarankan anda berhenti tuan, tidak ada gunanya mencari nyonya lagi. Dia bahkan tidak ingin bertemu denganmu lagi." Shaka menatap Dani tajam, rahangnya mengeras.

"Berani sekali kau bicara omong kosong! Cepat lakukan perintahku!"

Shaka mengatur nafasnya yang memburu, ia tidak terima jika Vio meninggalkannya begitu saja. Setelah tahu apa yang sebenarnya terjadi, ia tidak rela kehilangan istrinya.

"Aku akan mencari, bahkan sampai keujung dunia sekalipun."

'Karena aku tidak memiliki kesempatan lagi."










'Kejahatan'

'Kejahatan sangat tidak dapat dihindari dari kehidupan, setiap manusia yang hidup pasti pernah melakukan kejahatan. Entah itu mereka rencanakan atau tidak. Namun, kejahatan yang direncanakan sangatlah buruk.

Seperti kejahatan yang dilakukan oleh keluarga Amelia selama ini, sudah beberapa kali keluarga itu membunuh orang untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.

Pembunuhan pertama mereka, adalah di saat Adrean berumur dua puluh tahun. Saat itu, salah satu anggota keluarga angkatnya tidak menyukai keberadaan dirinya di antara keluarga Requila. Tepatnya adalah, nenek dari Adrian sekaligus nenek angkat Adrean. Maka dari itu, Adrean langsung menghabisi wanita tua itu dengan cara mendorongnya dari tangga.

Adrean juga sering mencuri uang, serta perhiasan milik orang tua angkatnya. Namun, semua bukti ia limpahkan ke Adrian. Menyebabkan Adrian menjadi korban kambing hitam Adrean.

Kasus kedua, yaitu upaya pembunuhan bayi Violet Requila. Lalu, istri Adrean yang mencelakai Devan Requila dan Zevan Requila. Menjadikan Adrean mendekam di dalam penjara.

Ketika keluar, Adrean membangun sebuah bisnis. Yaitu, menampung barang curian dari para pencuri dan perompak. Beberapa kali juga, Adrean ikut dalam pencurian rumah-rumah mewah di tengah kota.

Sedangkan istrinya, Serina. Wanita itu membangun bisnis, menampung wanita-wanita yang ingin bekerja sebagai wanita malam. Tak hanya itu, ia juga sering menipu dan menculik perempuan-perempuan muda untuk dijadikan pekerja di tempatnya.

Lalu Amelia, anak mereka. Dia juga tidak kalah licik dan jahat dari kedua orang tuanya. Ia memanfaatkan wajahnya yang terlihat polos dan lugu untuk menggaet dua pria kaya untuk membalaskan dendam pada keluarga Requila.

Dengan menikahkan anak mafia yang kejam dengan sepupu tirinya, mereka menyetir otak laki-laki itu agar menyakiti serta menghabisi permata berharga Requila.

Tiga kali, Adrean, Serina, dan Amelia melakukan pembunuhan pada orang-orang yang dikiranya mengganggu jalannya rencana mereka.

Pembunuhan terakhir, yaitu Amelia akan membunuh mata-mata Shaka dan mata-matanya sendiri yang ia tugaskan di rumah Shaka. Karena Amelia berpikir, dia sudah tidak membutuhkan mereka. Hidupnya sudah tenang bersama Deril, setelah dendam keluarganya terbalaskan. Yaitu, menghancurkan keluarga Requila.'

"Nggak cuma uler, Amelianjing juga pembunuh?"

"Bapaknya bunuh nenek Violet, yang artinya nenek gue juga dong?!"

"Dasar, satu keluarga nggak ada yang bener!"

"Dirumah Shaka ada mata-mata Amelia, yang tugasnya berarti buat mantau keadaan Violet."

"Orang itu yang akan dibunuh, kalau gue jadi mati dulu."

"Dan juga mata-mata Shaka, berati Shaka di tipu sama bawahannya sendiri dong?"

"Amelia belum bunuh mereka, karena gue belum ada kabar sama sekali."

"Gue bisa pake ini buat jeblosin Amelia sama keluarganya ke penjara kan?" Senyum Vio merekah, lalu menghilang sedetik kemudian.

"Tapi gue nggak ada bukti."

"Coba kalo gue ada bukti, pembunuhan nenek Violet, terus salah satu wanita korban emaknya Amelia. Itu udah lebih dari cukup buat laporin mereka, terus buat kasus yang lain biar polisi yang lanjutin."

"Dan." Vio menjentikkan jarinya, saat mendapat ide di kepalanya. "Gue tahu!"

"Tapi, gue belum siap ketemu Shaka dan yang lain."

"Tapi satu hal yang gue kepo dari Amelia."

"Pake pelet apa sih?"
















"Ibu, aku lapar."

Suara piring pecah terdengar nyaring. "Kau kira ibumu ini tidak lapar?"

"Lalu aku harus apa? Semua kartuku sudah di blokir!" Rengeknya.

"Amelia, andai kamu tidak bodoh kita masih aman sekarang." Amelia menatap ibunya marah, tidak terima di salahkan.

"Itu karena ibu, kenapa ibu memaksaku untuk datang ke pesta itu! Deril dan Shaka jadi tahu semuanya!"

Serina membanting satu piring lagi, menyebabkan suara nyaring di ruangan kecil itu.

"Kalau kau bisa melangkah hati-hati, Deril maupun Shaka tidak akan sampai ke sana!"

"Ini karena ibu, kenapa ibu mengadakan pesta kematian Violet. Padahal wanita itu belum ada kabar sama sekali." Amelia terus menyalahkan Serina, karena wanita itu tidak mau di salahkan sama sekali.

"Kau terus menyalahkan ibumu, ini semua karena kau yang lahir sebagai perempuan. Coba saja kau lahir sebagai laki-laki, ayah dan ibumu ini mendapat warisan yang besar dari keluarga bodoh itu!"

"DIAM!" Kedua wanita itu terdiam saat teriakan dari sang kepala keluarga terdengar. "Kalian membuatku pusing!"

"Ayah, ibu selalu menyalahkanku." Adu Amelia.

"Serina, siapkan makanan! Aku lapar."

Serina berdecak pelan. "Lapar katamu? Kita tidak punya uang sama sekali, semua uang kita terbakar."

"Amelia, carilah pelanggan untuk makan!" Amelia melotot, enggan melakukan perintah sang ayah.

"Ayah, kenapa aku? Kita suruh saja wanita-wanita itu!" Tolak Amelia.

"Mereka tidak laku mahal, berbeda denganmu!" Amelia menghembuskan nafasnya kasar.

"Baiklah, tapi suruh juga wanita-wanita itu untuk bekerja kembali. Suruh juga anak buah ayah merampok lagi, kita akan kembali banyak uang karena itu!"

"Baiklah, ayah akan melakukan sesuai keinginanmu. Tapi untuk sekarang, kau harus berusaha dulu."

"Baiklah, aku pergi!"

Amelia sudah siap dengan pakaiannya bekerja, memasuki club yang dekat dengan tempat persembunyian keluarganya.

"Aku harap disini banyak pria kaya."










Wiu wiu wiu

Sudah siap maju ke lima bulan yang akan datang?

Kuy, semangat semangat







Istri Sang Antagonis  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang