"Bukunya!" Pekik Devan heboh, Vio melotot menatap Devan.
"Buku terus pikiran Lo, ini anak gue nangis!" Sentak Vio kesal, Aska masih menangis walaupun sudah di ganti popok oleh Vio serta di timang olehnya. Shaka juga ikut menghibur Aska, dengan membuat wajah konyol walaupun tidak terlihat ikhlas sama sekali.
"Sayang, kaget ya Aska?" Ucap Vio lembut. "Kak Dev, ambilin Aska susu!" Perintah Vio.
"Baiklah." Devan keluar dari kamar, dan menuju dapur untuk membuat susu untuk Aska.
"Kenapa dia masih menangis?" Tanya Shaka yang mulai kesal karena sang anak belum diam juga, sementara Vio ingin menampar wajah Shaka seketika itu.
"Ini anakmu, bersabarlah!" Ucap Vio ketus.
"Anakmu juga."
Gadis itu memutar bola matanya malas. "Ya, anakku juga." Imbuhnya.
Devan kembali dengan membawa satu gelas susu, baik Shaka dan Vio menatap Devan aneh.
"Kenapa?" Tanya Devan tak mengerti."Kau pikir anakku bisa meminum susu dari gelas?" Tanya Shaka galak. "Ambilkan dot milik Aska!"
"Kau ayahnya, kau saja yang mengambil!" Balas Devan kesal.
"Lalu membiarkanmu berdua dengan istriku?" Devan mendengus pelan, lalu tak urung pergi juga. Sebelum mencapai pintu kamar Devan berkata.
"Ralat, calon istri!"
"Aku semakin yakin, jika Devan gila!" Gerutu Shaka, Vio terkekeh pelan mendengarnya.
"Jangan-jangan jiwa Devan yang asli udah nggak ada, ketuker sama jiwa asing!" Tebak Vio asal.
"Nih, susunya! Aku bukan jiwa asing, ini jiwa asliku!" Devan kembali dengan wajah muram, membuat Aska tiba-tiba berhenti menangis. "Huft, aku tidak yakin jika Aska anak Violet." Imbuhnya.
"Kan like mamak, like anak." Balas Vio.
Setelah Aska kembali tertidur, Vio ikut bergabung dengan Shaka dan Devan yang terlihat sangat serius.
"Ada apa?" Tanya Vio setelah duduk di samping Devan.
"Lihat!" Vio melihat buku yang di sodorkan Devan padanya, buku yang semula kosong kini penuh dengan tulisan.
"Kok ada tulisannya?" Tanya Vio bingung. "Bukannya tadi masih kosong?"
Devan mengangguk. "Tadi buku ini terkena aliran ompol Aska, tiba-tiba tulisannya keluar." Jelas Devan yang melihat sendiri ompol Aska menjatuhi buku yang ada di meja.
Mulut Vio terbuka kagum. "Jangan-jangan ompol Aska berharga?"
Shaka menatap bayinya yang tengah tidur di atas ayunan bayi.
"Kita selesaikan ini dengan cepat, aku mempunyai firasat Adrean mulai bergerak."Baik Devan dan juga Vio mengangguk, tangan Vio membalik halaman buku.
Liontin merah yang terbuat dari darah, incaran banyak orang. Pakaikan pada sang pemeran utama.
Bubur hijau makanan bayi
Liontin darah hanya memiliki satu pemeran utama, atau hilang selamanya.
Pemeran utama mengetahui semua rahasia.
Vio membaca buku itu dengan keras, hanya ada dua petunjuk itu di dalam buku.
"Hanya itu?" Tanya Devan, Vio mengangguk sebagai jawaban. "Siapa pemeran utama?"
"Amelia." Jawab Vio cepat. "Dalam novel ini, Amelia itu pemeran utama perempuan lalu Deril pemeran utama pria." Jelas Vio.
"Bukankah Amelia sudah tiada?" Shaka mengangguk menjawab Devan.
"Berarti bukan Amelia."
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Sang Antagonis
FantasiaViona tidak tahu harus mengatakan apa setelah membaca novel 'Samudra Rindu', novel yang menceritakan tentang perjuangan cinta sepasang kekasih yang harus melewati banyak rintangan dalam perjalanannya. Apalagi dengan konflik sang antagonis, yang men...