49. Penolakan

31.5K 3.4K 37
                                    

Matahari sudah terbit, membagikan sinarnya yang hangat. Pagi ini, Vio sudah duduk di halaman rumah Shaka dengan Aska di gendongannya. Ia pernah dengar dari tetangganya, jika sinar matanya pagi sangat bagus untuk bayi. Maka dari itu ia membawa Aska berjemur.

"Sayangnya bunda, ganteng banget sih?" Gurau Vio gemas melihat Aska.

"Anaknya siapa ini?"

Aska mengeluarkan suara khas bayi, tangannya yang mungil meraih rambut panjang Vio yang terjatuh di wajahnya.

"Ikatlah rambutmu!" Shaka tiba-tiba datang, dan menguncir rambut Vio menggunakan tali gelangnya.

"Tidak bekerja?" Tanya Vio setelah Shaka duduk di sampingnya.

"Tidak, hari ini aku ingin bersama kalian." Jawabnya.

"Ciri-ciri bucin nggak sih?" Gurau Vio, Shaka menatapnya tak paham.

"Apa itu bucin?"

"Budak cinta, eakk!" Hebohnya. "Eh, bagaimana dengan kedua orang tuamu?" Tanya Vio tiba-tiba.

Shaka menaikkan sebelah alisnya. "Kenapa dengan orang tuaku?"

"Maksudku, bagaimana dengan orang tuamu setelah Violet tiada?"

Shaka menyandarkan tubuhnya ke kursi. "Mereka kecewa padaku, tentu saja. Siapa yang tidak kecewa padaku untuk kasus itu."

Vio tersenyum tipis. "Aku tahu perasaan mereka Shaka, mereka hanya tahu sikapmu selama ini kepada Violet. Dan sebagian besar juga karena ku, andai aku tidak berbicara macam-macam pada mereka."

"Aku sudah bilang, kau tidak bersalah sayang. Jangan menyalahkan dirimu lagi!"

"Tap-

"Permisi tuan!" Keduanya menoleh melihat Dani yang tengah berdiri di samping Shaka.

"Cepat katakan!"

"Hari ini anda mem-

"Urus semua pekerjaanku hari ini, aku tidak masuk kantor." Dani terlihat ingin protes. "Aku ingin menemani anakku, Dani."

Dani akhirnya mengangguk, melirik Vio sekilas lalu pergi dari sana.

"Aku yakin, siang nanti pak tua akan datang kemari." Ujar Shaka.

"Maksudnya ayah Brian?" Tebak Vio.

"Siapa lagi? Dani pasti mengadukan keberadaan mu disini." Vio menatap Shaka khawatir.

"Lalu bagaimana? Aku takut jika mereka tidak menerimaku, kau tahu sendiri ragaku bukan Violet lagi."

"Tenang saja, aku akan mengatasinya." Shaka mengusap kepala Vio lembut, senyum tipis tak pernah luntur dari wajahnya.

"Bagaimana dengan orang tua Violet?"

"Mereka juga kecewa padaku, selama ini merekalah yang mengurus Aska. Tapi, selama mereka kembali ke Jerman aku yang mengurus Aska." Jelas Shaka.

"Kenapa mereka kembali ke Jerman?" Tanya Vio penasaran.

"Pekerjaan mereka ada di Jerman, Vio."

"Shaka, aku penasaran. Dikehidupan ini, kapan ingatanmu kembali?" Tanya Vio penasaran, jika di kehidupan kedua ingatan Shaka kembali saat pria itu sudah membunuh Violet. Maka kapan ingatan Shaka kembali di kehidupan ketiga ini.

"Ingatanku kembali saat pernikahanku dan Violet memasuki usia satu bulan, kau tahu dalam satu bulan aku sudah membuat wanita itu menderita." Jawab Shaka lesu. "Aku bahkan hampir membunuhnya dengan racun."

"Ya aku tahu bagian itu." Balas Vio. "Yang aku tidak habis pikir padamu, kenapa kau masih berhubungan dengan Amelia jika tahu dia ular?" Kesal Vio.

"Rencana ku ingin menghancurkannya melalui pendekatan, tapi malah aku yang hancur."

Istri Sang Antagonis  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang