Vio kini sedang duduk berhadapan dengan Shaka di meja makan, sedari tadi mata pria itu tidak lepas dari perempuan di hadapannya. Membuat Vio risih sendiri, perlu diingat jika semenjak hamil Vio sangat tidak suka jika menjadi pusat perhatian.
Vio meletakkan sendoknya dengan kasar di piring, membuat suara yang nyaring di keheningan ruang makan.
"Kenapa Lo lihatin gue terus?" Tanya Vio kesal.
"Apa tidak boleh?"
"Nggak! Muka gue itu mahal buat dilihat!"
"Aku akan bayar." Ujar Shaka santai.
"Serah Lo, abis ini anterin gue pulang! Gue mau ketemu emak bapak gue!"
Shaka meletakkan gelasnya sedikit kasar. "Kau tidak ingat jika aku sedang menculikmu?"
Vio menggeleng cepat, dan melanjutkan acara makannya. "Nggak, mangkanya gue minta anterin pulang."
Shaka menghembuskan nafasnya pelan. "Sepertinya tanpa aku antar, keluargamu akan datang kemari."
"Violet!"
Shaka menoleh ke belakang, lalu berdiri menghadang Devan yang hendak mendekati Vio.
"Jangan mendekat!" Ujar Shaka tajam.
Devan tersenyum tipis. "Apa hak kamu Shaka? Violet adalah adikku, dan kamu bukan siapa-siapa."
Shaka membalas senyum Devan sinis. "Aku ayah dari anak adikmu kalau begitu."
"Shaka, jadi kamu yang udah culik menantu?" Brian menatap tajam Shaka yang tidak terlihat takut sama sekali.
"Ayah, kenapa kau selalu menuduhku? Tanya saja pada menantu ayah, apa aku yang menculiknya?"
Semua orang melihat ke arah Vio yang tengah melahap makanannya. "Apa lihat-lihat?"
"Sayang, kamu di-
"Berhenti di sana ibu mertua!" Gea menghentikan langkahnya saat suara Shaka mengintruksi.
"Shaka, dia adalah ibu Violet!" Geram Brian pada anaknya.
"Aku tahu ayah, tapi dia akan membawa istriku." Balas Shaka.
"Anak ini, entah setan apa yang merasukimu!" Rutuk Brian kesal.
"Vi-
"Ey, aku hanya ingin makan kenapa kalian ribut sih?" Ucap Vio kesal, ia ingin menikmati makanannya tapi terganggu dengan ocehan sekitar.
"Sayang, ayo pulang!" Ajak Gea, Vio melihat ke arah Gea lalu berdiri dari duduknya. Mengambil satu paha ayam goreng, berjalan dengan santai menuju Gea berada.
"Tetap di tempatmu Vio!" Geram Shaka, Vio menatap Shaka aneh. Mengedikkan bahunya acuh, lalu melewati Shaka begitu saja.
"Ayo mah, kita pulang. Vio laper." Ajak Vio.
Gea memeluk tubuh Vio, merasa tenang saat dapat memeluk putrinya secara langsung.
"Benar kamu yang menculik Violet, Shaka?" Kini Adrian bertanya.
"Aku memang mempunyai rencana untuk menculiknya, tapi ternyata ada yang mendahului langkahku."
"Maksudmu?"
"Amelia, dia yang telah menculik Violet serta membuatnya terluka."
Gea melihat ke arah wajah serta leher Violet, baru menyadari jika terdapat luka di sana. Brian menggeram marah.
"Lalu dimana wanita itu?"
"Di perut Lion." Bukan Shaka yang menjawab, melainkan Vio. "Shaka bunuh Amelia tuh Yah, hukum dong masa anaknya bunuh orang nggak dihukum?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Sang Antagonis
FantasyViona tidak tahu harus mengatakan apa setelah membaca novel 'Samudra Rindu', novel yang menceritakan tentang perjuangan cinta sepasang kekasih yang harus melewati banyak rintangan dalam perjalanannya. Apalagi dengan konflik sang antagonis, yang men...