35. Entah

42.4K 4.8K 152
                                    

Vio meneguk ludahnya kasar, kini ia sudah berada di depan rumah Shaka. Dengan langkah pelan, Vio mundur ke belakang berusaha kabur. Namun itu semua terasa sia-sia karena Shaka ternyata sudah berjaga tepat di belakang ibu hamil itu.

"Ingin kabur hm?" Bisik Shaka, tanpa permisi. Tangan halus Vio melayang ke pipi Shaka karena terkejut.

"Sorry, nggak sengaja." Ujar Vio pelan, padahal dalam hatinya ia merasa puas dengan apa yang ia lakukan.

Shaka tidak marah, melainkan tersenyum dengan lebarnya.
"Tidak apa, tidak terasa sakit sama sekali."

PLAK

Satu tamparan mendarat di pipi Shaka lagi. "Udah sakit?"

Shaka menggigit pipi bagian dalamnya yang terkena tampar Vio dua kali.
"Tidak."

PLAK

Kali ini tamparan lebih keras di layangkan oleh Vio.
"Sakit?"

"No."

Vio mengangguk, lalu mengibaskan tangannya. "Oke, kalo gitu berarti kurang kenceng."

Vio melayangkan tangannya lagi, namun gagal karena Shaka sudah menahannya.

"Kau ingin menyakitiku?"

Ibu hamil itu cemberut. "Bukankah ini yang selalu kau lakukan dulu padaku?"

Shaka mengusap wajahnya kasar. "Ayo masuk!"

Vio menahan kakinya untuk tidak bergerak dari tempat.
"Vio, kau harus beristirahat dan mengobati lukamu."

"Aku bisa minta obati oleh mama, antar aku ke sana!"

"Tidak akan!"

Vio menggeram marah, ia tidak ingin kembali ke rumah kelam itu.
"Jika kau tidak ingin mengantarku, biar aku pergi sendiri!"

"Kenapa harus kembali, agar kau bisa menikah lagi?"

Vio mengangguk. "Tentu saja, anakku membutuhkan ayah yang baik sebagai pelindungnya!"

"Apa aku kurang baik?" Tanya Shaka tanpa tahu diri.

"Kau iblis Shaka!" Teriak  Vio sembari menunjuk ke arah wajah Shaka. "Kau iblis, dari mana sisi baikmu itu?"

"Aku baik karena telah menolongmu."

"Itu hanya sekali, kejadian yang lalu bagaimana? Yang bahkan kau hampir membunuhku karena masalah yang sepele!"

"Oke, maafkan aku. Aku menyesal telah berbuat jahat padamu."

Vio tersenyum remeh. "Apa aku akan percaya dengan maaf mu itu? Tentu tidak Shaka, aku sudah tidak percaya lagi."

"Tolong tetaplah disini!"

Vio menghempaskan tangan Shaka yang berada di bahunya.
"Biarkan aku pergi jika kau masih ingin melihatku!"

"Aku tidak bisa bersikap sabar seperti ini Vio, tolong turuti semua kemauanku!"

"Dasar gila!" Cibir Vio. "Yak! Lepaskan aku, antagonis gila!"

Vio berteriak tatkala Shaka tiba-tiba menggendongnya.
"Aku sudah bilang dari awal, aku punya rencana untuk menculikmu. Jadi untuk apa aku melepaskan mangsaku sekarang?"

"SHAKA!"

Vio terus meronta meminta diturunkan oleh Shaka, namun seperti tuli. Shaka terus berjalan memasuki rumah.

"Lo gila! Gue nggak mau kembali ke tempat ini!"

Shaka menurunkan Vio ke atas ranjang kamar, kamar pribadi miliknya yang tidak boleh ada seorangpun yang masuk. Namun kali ini, ia membawa sendiri Vio masuk ke dalam.

Istri Sang Antagonis  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang