Part 11

10.5K 470 1
                                    

Kalo ada yang typo tandain aja ya.

.
.
.

Miralda bingung ketika melihat Aska datang bersama Arka dan Theo. Bukannya tadi Aska pamit mau berangkat ke kantor?.

"Ya Allah sayang! Tangan kamu kenapa bang? Alaska! Alaska!" teriak Miralda panik karena dia melihat tangan Arka yang dibalut perban berdarah.

"Oma jangan panik, abang gpp cuma luka kecil aja. Ini udh di obatin kok" ucap Arka tenang.

Alaska datang menghampiri Arka dan Miralda di ruang tengah. Teriakan sang mama sangat menggelegar di penjuru rumah sampai Alaska kaget sendiri.

"Kenapa mama?" tanya Alaska.

"Ini tolong obatin tangan bang Arka. Mama ngilu banget liat darahnya" jawab Miralda.

"Ya Allah bang! Kenapa tangan kamu? Sebentar om ambilin obat dulu"

Alaska pergi ke kamarnya. Aska bantu Arka untuk buka perban yang membalut di tangan bocah 10 tahun itu. Arka diam saja.

"Sakit gak bang?" tanya Theo. Dia sendiri meringis kalo dia yang terluka pasti dia udh nangis kejer banget.

Arka menggeleng "Gak sakit kok. Abang kan kuat jadi biasa aja gak ngerasain sakit"

"Theo, ganti baju dulu nak di atas ada mama kamu nnti kesini lagi ya biarin abang di obatin dulu" titah Aska.

"Oke papa!"

Theo lari ke atas menuju kamarnya. Theo tidak tau jika Arka berkelahi dengan teman sekelasnya. Yang dia tau Arka jatuh dan tangannya terluka.

"Aska kok bisa begini?" tanya Miralda.

"Abang Arka berantem sama temannya di sekolah terus tangan dia ditusuk pakai gunting ma" jawab Aska.

"Apa?! Ya Allah! Kecil-kecil kok udh jadi kriminal sih! Kasian Arka" ucap Miralda.

"Aku udh tegur pihak sekolah untuk tidak sembarangan meninggalkan benda tajam di ruang kelas karena ini berbahaya sampai abang Arka jadi korban" ucap Aska.

Alaska datang sambil membawa tas dokternya. Di dalam tas itu banyak alat-alat kedokteran milik Alaska.

Alaska duduk disamping Arka. Luka tusuknya lumayan dalam, kalo tidak di obati secara benar bisa infeksi.

"Abang tahan ya rasa perihnya. Gak lama cuma sebentar aja kalo gak di obatin tangan abang bisa infeksi" titah Alaska sambil mengobati luka Arka.

Arka mengangguk.

"Om Elang kemana oma? Kuliah?" tanya Arka pada Miralda.

"Iya sayang mungkin nnti siang pulang tadi udh telepon oma kalo dia pulang bareng teman-temannya mau kerja kelompok" jawab Miralda.

Miralda sudah tidak heran lagi dengan kedekatan Elang dan Arka. Bahkan setiap pulang dari kampus Elang suka bertanya pada Miralda apa hari ini Arka datang atau tidak jika Elang tidak melihat Arka dirumahnya.

"Laska pelan-pelan" ucap Aska.

"Ini udh pelan-pelan bang Aska. Lagian Arka aja gak teriak kesakitan atau apa kok ini malah abang yang ketakutan"

"Abang cuma ngilu aja" balas Aska.

Aska sendiri masih kesal dengan bocah yang bernama Sammy tau. Dia akan cari tau siapa orangtua dari Sammy.

Tak butuh waktu lama untuk Alaska mengobati Arka. Aska menghela napas lega karena untungnya dirumah ada Alaska yang sedang libur kerja.

"Nnti sekitar 2-3 hari lagi om bakal buka perban abang terus diganti. Usahakan perbannya jangan terlalu sering kena air bang" ucap Alaska.

"Oke om. Makasih banyak udh obatin abang" balas Arka.

"Sama-sama bang. Om bangga sama bang Arka karena bang Arka kuat gak teriak kesakitan berarti abang udh besar nih" canda Alaska.

"Abang memang sudah besar, gaboleh jadi anak kecil lagi kan abang sudah punya adek Theo" balas Arka.

"Good boy! Yaudah om tinggal dulu mau taroh tas dulu di kamar"

"Iya om"

"Kamu libur sampai kapan?" tanya Aska.

"Cuma hari ini aja bang besok udh masuk" jawab Alaska lalu dia pergi lagi ke kamarnya.

"Oiya Alianna kemana? Kok mama gak liat dia, apa dia gatau Arka terluka?" tanya Miralda.

"Alianna tau kan tadi aku kesana bareng sama dia tapi aku suruh dia balik ke toko kue karena disana lagi ramai biar aku yang bawa Arka" jawab Aska.

Miralda mengangguk mengerti.

"Yaudah abang ikut oma ke kamar Theo yuk, abang harus ganti baju setelah itu makan tadi oma udh masak" ajak Miralda.

Miralda dan Arka naik ke atas menyusul ke kamar Theo sedangkan Aska mau ke ruang kerjanya, hari ini dia mau mengurus kantor dirumah aja.

.
.
.

Jam 2 siang mobil Elang sampai di halaman rumah mewah milik orangtuanya. Dia datang bersama ketiga sahabatnya karena mereka mau kerja kelompok disini.

"Assalamualaikum..." ucap mereka berempat.

"Waalaikumsalam..." balas Miralda dari dalam sambil membuka pintu utama rumahnya.

"Eh udh pada datang, ayo masuk" ucap Miralda mempersilahkan sahabat anaknya untuk masuk.

"Makasih tante"

Elang bersama sahabatnya cium tangan Miralda lalu mereka masuk ke dalam.

"Kok sepi ma? Arka sama Theo kemana? Biasanya mereka main dibawah kalo aku pulang" tanya Elang.

"Lagi tidur siang habis makan tadi. Oiya kalian semua belum pada makan kan? Makan dulu gih tante udh masak"

"Boleh nih tante? Tante tau aja kalo Alden kelaparan karena tadi pagi sempat sarapan nih" kekeh Alden.

Bastian dan Romeo menyenggol lengan Alden agar pria itu tetap jaga sopan santun walaupun Miralda terlihat biasa aja dengan sikap Alden.

"Malu-maluin lo!" bisik Romeo.

Miralda tertawa kecil melihat tingkah laku sahabat anaknya. Dari mereka berempat memang cuma Alden yang suka ceplas-ceplos.

"Udh gpp Romeo, langsung ke meja makan aja tante mau ke belakang dulu mau check kolam ikan" ucap Miralda.

"Oke siap tante" balas Alden.

Miralda pergi ke belakang rumah, tadi siang ikan hias pesanan nya sudah sampai dirumah. Miralda suka dengan ikan hias bahkan pernah beli ikan hias dengan harga yang sangat mahal sampai buat Adam marah.

"Lo bertiga duluan aja ke meja makan gue mau ke atas dulu nnti nyusul" ucap Elang.

"Titip tas dong bro nnti kerja kelompok di ruang atas aja soalnya adem banget" ucap Romeo.

Elang ambil tas milik ketiga sahabatnya lalu dia bawa ke atas. Bastian, Romeo dan Alden langsung ke meja makan.

Elang letakkan tas milik sahabatnya di sofa yang ada di lantai atas, dia masuk ke dalam kamar Theo. Dia liat Arka dan Theo sedang tidur dengan pulas.

Tatapan tajam Elang mengarah ke tangan kiri Arka, tangan calon anak tirinya diperban. Apa yang terjadi dengan Arka sampai buat tangan anak itu terluka?.

Elang tutup kembali pintu kamar Theo, dia turun kebawah untuk bertemu dengan sang mama. Mama nya pasti tau penyebab tangan Arka terluka.

POSESIF BRONDONG [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang