Just Us 2 [✔]

30. titik terang

***

[]

"Waktu lo nggak bisa dihubungin tuh, La..."

Shakila mendengarkan cerita Ori sambil menyuap potongan donat ke dalam mulut. Tadi mereka sempat mampir ke salah satu gerai donat terkenal sebelum pulang ke rumah Ori dengan diantar Aldi. "Iya, kenapa?"

"Abang-abang lo kan pada ke sini tuh," Shakila tau kalau kalimat Ori belum selesai. "Pas nyampe sini mukanya udah panik, lo bayangin aja gimana makin paniknya mereka setelah tau kalo lo nggak ada di sini."

Shakila menghela napas.

"Kak Jevan nanya ke gue tentang rumor itu, terus gue jawab kalo gue belum ada cerita apa-apa ke lo—belum ya, La, yang itu artinya gue mau ada ngasih tau dan cerita sama lo sebelum lo tau dari Ani dan Laura, terus kata Kak Jevan lebih baik kalo gue terus nggak ngasih tau lo."

Kening Shakila mengernyit. "Dia nyuruh kamu begitu?"

"Bukan nyuruh sih, tapi lebih ke... minta tolong kali ya. Soalnya Kak Jevan tuh ngomongnya lembut banget gitu, La, gue nggak berasa disuruh jadinya."

"Mas Arya nggak ada ngomong apa-apa?"

Ori menggeleng. "Kak Haikal, Kak Caka, sama Kak Juna cuma berdiri doang di belakang Kak Jevan. Abis itu mereka langsung pergi. Sumpah, La, gue nggak enak banget sama mereka."

"Kenapa kamu harus merasa nggak enak?"

"Ya... nggak tau??" dua bahu Ori terangkat. "Makanya habis itu gue langsung telepon lo kan, Puji Tuhan lo angkat. Terus gue—"

"Ngasih tau Mas Jevan kalo aku angkat telepon kamu?"

Ori menunduk malu-malu, seperti tertangkap basah baru saja mengadu. "Kak Jevan minta dikasih tau kalo semisal ada kabar dari lo."

Shakila memutar bola mata dan memilih kembali menekuri donatnya yang masih tersisa satu, sementara Ori masih terus mengoceh, menceritakan apa saja yang perempuan itu lewati selama beberapa hari tidak disapa Shakila—Ori sudah mengganti topik lebih dari tiga kali, by the way.