***
[]
Shakila baru saja selesai membereskan alat tulisnya yang berserakan di atas meja ketika ponselnya bergetar pelan. Niatnya untuk beranjak dari kursi dan keluar kelas diurungkan sejenak guna melihat pesan yang baru saja mampir.
Usai membalas pesan yang masuk tadi, Shakila lagi-lagi tidak jadi berdiri sebab tangannya ditahan oleh tangan lain yang ternyata milik Ori.
"Kenapa?"
"Lo kemarin habis jalan sama Kak Jevan, kan?"
Bola mata Shakila melotot. Segera dia mengedarkan pandang ke seluruh penjuru kelas, melihat berapa banyak orang yang masih ada di sana. Untungnya tidak banyak dan sepertinya, mereka tidak mendengar—atau (mudah-mudahan) tidak tertarik—dengan kalimat Ori barusan yang diucapkan dengan nada lumayan keras.
Tunggu dulu. Dari mana Ori tau tentang hal itu? Oh, sebelumnya, biarkan Shakila meralat kalimat Ori. Dia bukan habis jalan sama Jevan, ya. Jevan hanya menjemput dan mengantar dia pulang. Udah, itu aja.
Dan kejadian itu sudah terjadi dua hari yang lalu.
"Kata siapa?" Shakila siap berdiri, namun tangannya ditarik lagi sama Ori jadi dia kembali duduk di kursi. "Ori, aku mau keluar, ih. Ada janji sama temen."
"Lo punya temen selain gue?" Ori malah menatap Shakila dengan pandangan curiga. "Siapa orangnya? Kasih tau gue!"
"Apa sih," Shakila terkekeh pelan seraya mengibaskan tangan. "Mau ngerjakan tugas kelompok."
"Jam berapa?"
Shakila menghidupkan layar hape dan melihat jam di sana. "Setengah jam lagi."
"Waktu lo masih banyak," sahut Ori cepat. "Gue butuh klarifikasi lo sekarang juga. Jigeum. Baro. Right now."
Nah, kalau tiga kata keramat—jigeum, baro, right now—itu udah keluar dari mulut Ori, sudah bisa dipastikan Shakila nggak bakal bisa mengelak lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Us 2 [✔]
Fiksi Umum[SELESAI] [spin-off 'Double Kill'] *** Jatuh cinta itu indah. Dan bagi Shakila, kalimat itu benar adanya. Ada satu lagi kalimat yang selalu Shakila dengar tentang jatuh cinta; "cinta tidak selalu harus memiliki. Ada sebagian cinta yang cukup dikagum...