9. janji jari kelingking

716 126 14
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[]

            "Adek."

Shakila berjengit kaget waktu Haikal tiba-tiba memanggil namanya pake deep voice. Mendengarnya saja sudah mampu bikin Shakila merinding disko.

Haikal bersender di pintu kamarnya dengan tangan terlipat di depan dada.

Shakila masih sibuk mengusap dadanya, efek dari keterkejutannya tadi, saat Haikal masuk lebih jauh ke dalam kamarnya lalu duduk di atas kasur. Tangannya masih bersedekap, sedang tatapannya memicing, seperti tengah mencari tau sesuatu.

"Ada Jevan di bawah," kata Haikal, memberitahu.

"Oh, udah sampe?" balas Shakila santai. Perempuan itu berdiri di depan cermin, memeriksa penampilannya entah untuk yang ke berapa kali.

"Ini pertama kali," Haikal terdengar seperti orang yang lagi ngomong sendiri. Tapi tatapannya nggak pernah beralih dari Shakila yang kini memasukkan ponsel dan dompet ke dalam tas.

"Apa, Mas Arya?" tanya Shakila. "Apanya yang pertama kali?"

"Jevan datang ke sini tapi bukan karena mau ketemu Mas Arya," Haikal berdiri di depan Shakila bikin perempuan itu mendongak dengan kening berkerut. "Tujuan Jevan ke sini bukan Mas Arya, tapi kamu."

"Ya... terus?" Shakila terkekeh, berusaha sekuat tenaga bersikap biasa saja padahal sebenarnya dia sedang menahan degup jantungnya yang menggila. "Mas Jevan ngajakin aku ke event korean street food, gitu, Mas. Aku udah ijin Bunda dan udah dapet ijin juga."

"Hm," Haikal seperti enggan pergi dari hadapan Shakila.

"Mas, ayo dong. Kasian itu Mas Jevan nunggu lama," Shakila menyentuh lengan kakak laki-lakinya, menatapnya dengan pandangan paling bayi yang dia punya. "Mas Arya mau nitip apa? Nanti aku beliin."

Shakila tersenyum saat Haikal berbalik dan keluar dari kamar. Mereka berdua sama-sama turun dengan Haikal yang memimpin langkah.

Haikal berdiri di hadapan Jevan dengan tangan terlipat di depan dada. Pandangannya memicing, yang memicu gelak tawa Jevan. Bukannya terintimidasi ditatap begitu oleh Haikal, Jevan justru geleng-geleng kepala sambil terkekeh pelan. Laki-laki itu tidak memperdulikan eksistensi Haikal dan malah mengulurkan tangan pada Shakila yang berdiri di balik punggung kakak laki-lakinya.

Just Us 2 [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang