31. kilas balik

645 105 17
                                    

sepertinya 2 chapter lagi tamat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

sepertinya 2 chapter lagi tamat.

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[]

            Jevan tau kalau Mamanya itu nyebelin, tapi dia nggak menyangka kalau beliau bakal se-menyebalkan itu.

Semuanya bermula dari pesta pernikahan ulang tahun orang tuanya—tentu saja, masalah-masalah dalam hidup Jevan memang biasanya bersumber dari orang tuanya. Bukan bermaksud mengutuk, tapi memang kenyataannya begitu. Terlalu sering beda pendapat yang terjadi di antara Jevan dan kedua orang tuanya—mostly Mama—membuat Jevan lama-lama malas berinteraksi dengan mereka. Setiap kali berinteraksi, selalu ada saja hal yang diributkan. Daripada ribut terus, mending diam aja sekalian.

Kalau saja sewaktu di pesta, Mama tidak menggembor-gemborkan sesuatu yang belum jelas, pasti Jevan tidak perlu menghadapi serentetan kejadian yang bikin pusing kepala—bukan cuma pusing, dia merasa kepalanya mau meledak.

Jevan masih ingat dengan jelas sewaktu Haikal menonjoknya keras tepat di wajah—padahal waktu itu Haikal dalam keadaan setengah mabuk tapi tonjokannya masih bertenaga banget. Penyebabnya apa lagi kalau bukan Mama yang dengan entengnya menyebarkan 'rumor' tentang Jevan. Namanya juga ibu-ibu ya, rumor itu dengan cepat menyebar ke seisi ballroom, dan Jevan yakin seratus persen, paling lambat besok pagi, rumor itu sudah akan tersebar ke 'luar'.

Selain tonjokan Haikal, masih teringat jelas juga dalam ingatan Jevan tatapan tajam teman-temannya yang lain—Caka, Juli, dan Juna. Sumpah, itu adalah pertama kali Jevan mendapatkan tatapan setajam itu dari mereka. Belum lagi caci-maki dan kepalan tangan Juli yang menghujam lengannya tanpa henti—perempuan itu terlihat paling terpukul setelah Haikal.

Jevan tidak punya pembelaan apa-apa, dan dia pun merasa tidak berhak untuk membela diri.

Haikal marah padanya, jelas, dan Caka masih ngide membawa temannya yang lagi mabuk itu ke apartemennya. Tujuan awalnya, karena Jevan tidak mau membuat Shakila kerepotan mengurusi kakaknya yang lagi mabuk, karena orang mabuk itu pasti ada aja tingkah nyebelinnya.

Just Us 2 [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang