21. juli as a mom

628 108 5
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[]

            Shakila dan Juli bekerja sama membereskan apartemen Jevan yang kacau berat. Dari tadi Juli nggak berhenti ngomel, bikin Shakila meringis dan sesekali mengusap telinganya yang berdenging. Benar sih, Juli tuh nggak marah ke Shakila, tapi kan yang bisa dengar semua omelannya hanya Shakila seorang, soalnya empat orang yang menyebabkan kekacauan ini lagi nggak sadarkan diri, berasanya tuh jadi Shakila yang dimarahin.

Awalnya Juli udah mau pergi, biarin aja nih orang berempat tidur di atas lantai yang dingin, sebelahan sama sampah biar bangun-bangun besok kulitnya keriting semua. Tapi ternyata Juli nggak setega itu. Nggak tega sama Shakila, lebih tepatnya, soalnya perempuan yang sudah Juli anggap seperti adik sendiri itu tiba-tiba berdiri dan mulai mungutin sampah-sampah yang berserakan.

Apartemen Jevan sekacau itu sampai-sampai Juli bingung harus mulai membersihkannya dari mana.

Akhirnya, setelah hampir satu jam bungkuk-bangun ngambil-gambilin sampah, apartemen yang mulanya nggak bisa diinjak tanpa berjinjit itu sudah lumayan keliatan kayak hunian lagi. Walau nggak kinclong-kinclong banget, seenggaknya mereka bisa jalan tanpa khawatir bakal nginjek sampah bekas makan dan botol kaleng juga botol kaca yang bisa pecah sewaktu-waktu.

Shakila memutuskan untuk membawa Haikal pulang, begitu juga dengan Caka yang bakal pulang sama Juli. Haikal harus pulang ke rumah. Bunda bakal memastikan Haikal ada di kamar malam ini, dan Bunda yakin kalau Shakila nggak sendirian di rumah. Nanti Shakila bakal minta imbalan yang gede, karena jasa Shakila juga nggak kalah gede; nyelametin Haikal dari omelan Bunda.

Sedangkan Jevan dan Juna, dua cowok itu dengan susah payah diseret oleh Shakila dan Juli ke dalam kamar Jevan, masih dengan alasan yang sama, yaitu nggak tega.

"Kila, mending kamu telepon Kak Agni, deh," Juli memberi saran. "Kamu bakal kesusahan bawa Ical sendirian."

Shakila melihat jam dinding di apartemen Jevan. Sudah pukul sebelas malam lebih. "Udah malem banget, Mbak. Aku takut ganggu Mbak Tata."

Just Us 2 [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang