19. undangan

597 105 5
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[]

            Jevan nggak pernah suka pulang ke rumah.

Ini bukan kali pertama Jevan ngomong itu, soalnya dia beneran se-nggak-suka itu pulang ke rumah.

Namun, seperti yang sudah-sudah, di sinilah Jevan sekarang. Usai mengantar Shakila kembali ke rumah, Jevan melajukan mobilnya menuju rumah Mama dan Papa—dan dengan berat hati meninggalkan Shakila sendirian di rumah tanpa tau kapan Bunda atau Abangnya akan kembali.

Seperti biasa, Jevan tak perlu repot-repot mencari keberadaan Mamanya. Ia langsung menuju kamarnya di lantai 2. Nanti juga Mama tau sendiri kalau Jevan sudah di rumah.

Benar saja, Jevan baru saja merebahkan badannya di atas tempat tidur ketika Mama tau-tau muncul dari balik pintu. Senyumnya tercetak lebar. Pakaiannya rapi, terlihat seperti orang yang mau pergi.

"Mas Adit ini kebiasaan, deh. Kalo baru sampe rumah tuh Mamanya dicariin dulu dong," kata Mama. Jevan nggak menggubris. Laki-laki itu anteng saja, hanya memandangi Mama dengan tatapan datar. "Ayo, kamu siap-siap."

"Ma?" Jevan menukar posisinya menjadi duduk. Wajahnya menunjukkan protes. "Adit baru dateng loh?"

"Iya, makanya biar nanti selesainya nggak malem-malem banget, kita harus segera berangkat."

Tanpa menunggu Jevan yang mendengus dan menggerutu panjang-pendek, Mama berlalu begitu saja, menuruni undakan anak tangga, mencipta suara nyaring hak sepatu yang beradu dengan lantai.

Dengan langkah malas-malasan, Jevan mengikuti. Kalo udah menyangkut kepentingannya sendiri, Mama memang nggak pernah bisa dibantah. Jelas-jelas tadi di telepon Jevan bilang kalo dia habis pergi seharian, dan sekarang Mama tanpa mikir-mikir ngajakin Jevan pergi lagi. Dikira Jevan tuh robot apa ya, yang kalo kelelahan tinggal dicharge aja ke stop kontak?

"Adit nggak mau berangkat kalo Mama nggak ngasih tau kita mau ke mana," Jevan memegang roda kemudi tapi dia nggak menekan pedal gas bikin mobilnya nggak bergerak. Dari tadi, Mama hanya bilang 'nanti kamu juga tau' yang bikin Jevan jadi berpikiran yang enggak-enggak. Mama dan semua 'kejutannya' bikin Jevan bawaannya curiga melulu sama ibu kandungnya itu. Enggak hanya sekali dua kali Mama bersikap sok misterius begini, yang ujung-ujungnya bikin Jevan keki dan kesal sendiri.

Just Us 2 [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang