Happy reading ~~
Hari ini hari spesial buat Renjun dan Guanlin. Di mana hari ini, pernikahan mereka akan berlangsung. Sekarang, Jaemin lagi nemenin Renjun dirias.
"Kenapa tuh muka? asem banget perasaan."
"Apa sih Njun, dipikir muka gue mangga muda?"
"Ya terus apa? pakaian gak disetrika? kusut juga lagian tuh muka lo."
"Udah diem, Njun. Lo lagi dirias, jangan banyak ngomong."
"Ya gak masalah, mulut mulut gue?"
"Heeehhh...tapi liat tuh, si mbaknya susah dandanin elo, kebanyakan gerak sih lo nya."
"Gak masalah kan ya mbak?" Renjun nanya ke mbak yang ngeriasnya.
"Gak sih, tapi mending diem dulu sekarang ya, biar cepet."
Renjun merengut, tapi Jaemin langsung ketawa.
"Hahaha...tuh, dengerin!"
Jaemin ketawa, tapi sebenarnya hatinya lagi gak baik-baik aja sekarang. Moodnya bener-bener lagi buruk. Bayangin aja udah tiga hari, dia terus kepikiran seseorang, tapi seseorang yang lagi dia pikirin kayanya gak inget sama sekali buat ngabarin dia. Kan kesel Jaemin tuh.
Hari ini harusnya dia juga bahagia karena ini hari bahagianya Renjun sama Alin. Tapi faktanya, Jaemin malah ngegalau.
"Jen, awas lo! tanggung jawab udah bikin gue kaya gini!" rutuk Jaemin dalam hati.
Guanlin dan Renjun sudah resmi menjadi sepasang suami beberapa jam yang lalu. Sekarang mereka tengah menyalami para tamu undangan yang datang memberi selamat.
Jaemin memilih untuk terus bareng bundanya, soalnya kalo sendiri dia malah ngelamun. Gak ngelamun juga sih, tapi pikirannya tertuju terus ke satu orang. Dan Jaemin gak mau ngerusak momen bahagia ini dengan hal itu.
Tiba-tiba, pandangannya Jaemin tertuju ke pasangan yang baru saja menyalami mempelai pengantin. Ada Mark sama Haechan juga di sana. Haechan berseru memanggilnya saat pandangan mereka bertemu. Jadilah Haechan sama Mark, dan pasangan itu, yang tak lain adalah mertuanya Haechan atau orang tuanya Mark mendekat ke arah Jaemin.
Tapi, kemudian dia langsung teringat kembali. Jika orang tuanya di sini, harusnya dia juga datang bukan?
"Nyari siapa lo?" tanya Haechan.
"Gak kok."
"Bohong. Gue tau, lo pasti nyariin-
"Ussstt..bisa diem gak mulut lo?"
"Nana ya?" seseorang menegur Jaemin.
"Eh, iya om," Jaemin membalasnya dengan sopan.
"Kook, beneran anak kamu ini. Manis banget."
"Hahaha...," Jungkook hanya menanggapi dengan tawa ringan saat Taeyong memuji anaknya.
"Hm, makasih om." Jaemin gak tahu harus gimana, rasanya canggung banget.
"Jae, liat kan? Nana manis banget sekarang. Dulu terakhir ketemu gak semanis ini deh."
"Hmm, iya. Tambah manis sekarang."
Aduh, mau kabur aja rasanya Jaemin sekarang. Kenapa orang tuanya Jeno berlebihan sekali memujinya? mirip anaknya banget. Cuman pas anaknya yang muji, rasanya beda. Kek, seneng aja gitu. Giliran orang tuanya yang muji, malah aduh, gak tau lah Jaemin bingung jelasinnya.
"Cukup kak, Jae, anak aku mukanya udah merah jangan dipuji terus," kata Jungkook.
"Iya bu, Nana nya kesenengan ntar dipuji terus kaya gitu," tambah Haechan.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's You |Nomin| (END)
FanfictionGak ada deskripsi! Langsung baca aja! . . . . . . Warning! #boyslove #yaoi #missgendering #nomin #lokalau Jangan salah lapak! Cerita ini sudah end, tapi dimohon untuk yang mampir diperkenankan untuk vote sama komennya ya, terimakasih. - 7 #guanren 1...