Part 10

2K 149 2
                                    

Happy reading ~~




Udah dua hari Jeno pulang dari Bali. Anaknya udah sembuh, tapi dia kesal karena gak bisa bawa serta anaknya. Namun suasana hatinya saat ini sangat buruk bukan karena anaknya, melainkan karena si manis kesayangannya. Dari kemarin lebih tepatnya Jeno uring-uringan karena si manis ngambek dan mendiamkannya. Tentu saja, selama dia di Bali, dia hanya fokus pada sang anak hingga melupakan si manis. Dia tak mengabarinya sama sekali. Jelas si manis merasa kesal dan akhirnya mengabaikannya balik. Balas dendam mungkin dari sananya mah.

"Masih pagi Jen, lesu banget," Mark menyabut kedatangan Jeno di meja makan.

"Hmmm..ayo sarapan dulu," ujar Taeyong.

"Kamu ada apa sebenarnya? bukannya Logan udah sembuh?" Taeyong bertanya hati-hati.

"Hm, kalo kamu mau Logan ikut ke sini, biar Daddy bantu bicara ke keluarga mantan istri kamu itu, Jen," Jaehyun ikut menimpali.

"Hmmm...gak perlu Dad, soal Logan aku bisa tangani sendiri."

"Terus kenapa dari kemarin murung terus, hm?"

Jeno gak jawab, dia lebih memilih untuk menghabiskan sarapannya dan segera pergi ke kantor.

Haechan ada di sana, tapi dia diem aja. Gak komentar apa-apa soal Jeno yang nampaknya memiliki masalah berat. Bukannya gak perduli, tapi dia sepertinya tahu Jeno kenapa tapi gak mungkin dia bicara soal itu di sini kan?

Setelah sarapan, Haechan ikut ke kamar membantu suaminya bersiap untuk pergi ke rumah sakit.

"Kak, nanti aku ke kafenya Nana ya," izin Haechan pada Mark.

"Iya boleh."

"Tapi aku gak mau pake supir."

"Gak bisa dong, kakak gak kasih izin kalo kamu ke sana sendiri."

"Kalo gitu kakak anterin aja dulu akunya sebelum pergi ke rumah sakit."

"Tapi nanti kamu pulangnya gimana?"

"Y-ya...

"Gini deh, nanti kamu berangkat bareng kakak. Kakak anterin kamu ke kafenya Nana. Terus kamu kalo mau pulang, telpon supir suruh jemput kamu. Gimana?"

"Ya udah deh."

"Hmmm..gitu dong, nurut."

Mark mendekat ke arah Haechan. Sedikit menunduk, untuk melihat perutnya Haechan yang masih rata. Ia usap-usap pelan, sambil menggumamkan kata-kata manis untuk sang buah hati plus mommy nya. Kebiasaan Mark sejak Haechan hamil.


🌱🌱🌱



Jaemin melempar asal hp nya saat hp nya kembali berbunyi untuk yang kesekian kalinya ke sofa.

Sudah dari kemarin dia mengabaikan puluhan chat dan telpon dari oknum bernama Jeno. Sungguh, dia ingin balas dendam karena berani mengabaikannya selama hampir satu Minggu.

Kalau boleh jujur, sebenarnya Jaemin gak tahan. Ingin rasanya membalas puluhan chat yang masuk dan mengangkat telpon dari Jeno. Dia juga kangen, omong-omong. Cuman rasa kesal nya lebih mendominasi sehingga ia lebih memilih mengikuti egonya.

Tok...tok...tok

"Masuk."

Ceklek

"Kenapa Jin?"

"Ada yang nyariin lo noh."

"Siapa?"

It's You |Nomin| (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang