Part 21

1.3K 97 1
                                    

Happy reading ~~






"Yah, tau gini tadi kita makan dulu sebelum pulang," Jaemin bete ternyata saat di rumah, orang rumah malah pada pergi.

"Ya udah gak papa, delivery aja kalo gitu."

"Bentar, aku curiga di kulkas gak ada bahan buat dimasak makanya bunda makan di luar. Biasanya gitu soalnya." Jaemin pun lekas ke dapur dan mengecek isi kulkasnya.

"Eh...lengkap kok."

"Ya berarti mereka emang lagi ngedate Na, kaya kata bang Yoenjun tadi."

"Hmmm...makan apa dong? Laper nih."

"Kamu maunya apa?"

"Gak tau."

"Hadeeehh..."

"Kamu biasanya tau kalo aku lagi pengen apa."

"Kan nebak. Belum tentu bener."

"Ya udah deh, terserah."

"Kan...?"

"Hehehe...serius terserah. Aku bakal makan apa pun yang kamu pesen."

"Hmm...masak aja sih."

"Aku lagi males masak."

"Mmm...kalo gitu aku aja yang masak."

"Eh? Emang bisa?"

"Ngeremehin kamu."

"Dih, serius nanya...emang beneran bisa?"

"Bisa lah. Awas kamunya aku mau liat isi kulkasnya."

"Serius kamu yang masak?"

"Iyaaa...gak percaya banget."

"Nggak, masalahnya aku ada trauma liat dapur hampir kebakaran Jeno."

"Siapa emang pelakunya?"

"Ayah, Bang Ojun, sama Papih."

"Hahaha...gak kok, aku gak bakal bikin dapur kebakaran. Bisa masak aku. Liat aja."

Belum sempat Jeno mengeluarkan bahan-bahan buat dimasak, suara ringtone yang berasal dari hp yang ada di meja makan menghentikan gerakannya. Ternyata itu hp nya Jeno.

"Hp kamu bunyi tuh."

"Tolong liat, dari siapa."

Jaemin nurut, dia ngecek hp nya Jeno liat siapa yang menelpon.

"Chaeyoung," Jaemin menyebutkan nama si pemanggil.

"Oh, angkat aja. Tanyain ada apa."

"Eh, serius? Emang dia siapa?"

"Angkat aja, nanti juga tau."

"Hmmm...oke."

Jaemin menggeser ikon warna hijau buru-buru karena takut keburu mati.

"Daddyyyyy...."

Jaemin reflek menjauhkan hp yang baru yang menempel di telinganya. Belum apa-apa dia sudah dengar suara cempreng anak-anak. Anak-anak? Tunggu? Tadi manggilnya apa? Daddy? Jadi ini...

"Daddy! Kau di sana? Halo Daddy? Ini aku Logan Dad."

"Ha-halo..?"

"Ung? Kok suaranya bukan Daddy? Kamu siapa?"

"Mmm...

"Kenapa Na?"

"Daddy...

"Ah, halo sayang...? Jagoan Daddy menelpon?"

"Uhm, Dad, aku kangen Daddy."

"Benarkah? Daddy juga."

It's You |Nomin| (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang