Setelah sekian lama, akhirnya Jaemin bisa kembali mengurus kafe. Jujur saja, Jaemin rindu dengan suasana kafe. Ia juga merasa bersalah pada Jinyoung. Sebab, selama ia tak ada, Jinyoung lah yang sepenuhnya bertanggungjawab atas kafe. Jinyoung memang sudah menjadi orang kepercayaan untuk Jaemin dan keluarga.
"Selama gue gak ada, apa lo ada kesulitan?" Tanya Jaemin.
"Pastinya. Tapi lo tenang, gue bisa handle semuanya kok."
"Uhm, gue tau. Lo emang bisa diandelin Jin."
"Hmm...tapi Na, plaese. Jangan lagi."
"Mn. Gue punya lo, punya orang-orang yang sayang sama gue. Gak usah khawatir, gue udah ngerasa jauh lebih kuat sekarang."
"That's right."
...
Jaemin lekas membereskan mejanya. Lalu bersiap untuk pergi.
"Jin, gue keluar dulu ya." Seperti biasa tentu saja, dia harus bilang dulu ke Jinyoung sebelum pergi.
"Ke mana?"
"Jemput anak gue."
"Hmm...yang udah punya anak mah beda ya."
"Hahaha...gitu deh."
"Mmm..oke lah."
Setelah itu, barulah Jaemin pergi.
Meski begitu, Jaemin tentu tidak lupa akan tugas barunya. Kendati dia sudah kembali sibuk di kafe, Jaemin tidak lupa meluangkan waktunya untuk menjemput Logan.
"Mommaaa," teriak Logan bersamaan dengan Jaemin yang baru saja keluar dari mobil.
"Jangan lari sayang," peringat Jaemin.
Saat sudah dekat, Logan langsung memeluk Jaemin.
"Uhh..jagoan momma," Jaemin membalas pelukan dari anaknya.
"Hari ini, bagaimana di sekolah?" Tanya Jaemin.
Mereka sudah ada di dalam mobil saat ini.
"Seperti biasa. Tapi momma, tadi aku disuruh ngajarin temen saat pelajaran matematika," adu Logan.
"Oya? Terus?" Jaemin menyimak dan mendengarkan anaknya bercerita.
"Aku menolaknya."
"Kenapa? Bukannya membantu temen merupakan hal yang baik?"
"Aku gak suka anaknya."
"Eeh..kok gitu? Kenapa memangnya?"
"Dia terlalu cerewet dan suka sekali menempeliku. Aku risih, dan aku gak suka."
"Woaahh..itu tandanya dia suka sama Logan."
"Yah, dia juga mengatakan itu padaku. Bukan cuman dia, banyak sekali yang mengatakan suka padaku."
Jaemin gak bisa nahan ketawanya. Lucu sekali mendengar Logan cerita dengan wajah yang mencebik kesal. Tidak heran jika banyak yang menyukai anaknya. Pesona Daddynya memang menurun sekali kepadanya. Tapi ayolah, Logan baru kelas 2 SD tapi sudah banyak yang nyatain cinta? Terlebih dia juga baru 1 Minggu sekolah di sana. Astaga... benar-benar anaknya Jeno ini.
Tiba-tiba, ponsel milik Jaemin yang sengaja ditaro di sampingnya bunyi. Ia hanya meliriknya sekilas untuk melihat siapa yang menelpon.
"Daddy?"
"Mn, angkat coba. Bilang kalo kita masih di jalan."
Logan pun menurut. Ia mengangkat telpon dari Jeno.
Jaemin gak tahu apa yang sebelumnya Jeno bicarakan, tapi kemudian Logan menyalakan speakernya.
"Na," suara Jeno terdengar.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's You |Nomin| (END)
FanfictionGak ada deskripsi! Langsung baca aja! . . . . . . Warning! #boyslove #yaoi #missgendering #nomin #lokalau Jangan salah lapak! Cerita ini sudah end, tapi dimohon untuk yang mampir diperkenankan untuk vote sama komennya ya, terimakasih. - 7 #guanren 1...