Part 23

1.4K 115 1
                                    

Happy reading ~~






Saat ini, Jaemin tengah menyetir. Di sebelahnya, ada Logan yang sesekali mencuri pandang ke arahnya. Mereka akan menuju kantornya Jeno.

Jaemin merasa lucu ketika mendapati Logan langsung membuang muka ketika dirinya balas menoleh.

"Ada apa? Ada yang ingin kamu tanyakan?" Pancing Jaemin. Yah, pasalnya sejak tadi mereka hanya diam. Hanya ada suara musik di radio yang menggema dalam mobil mengisi keheingan.

Logan menggeleng, dan Jaemin mengangguk paham. Mungkin anak itu masih malu atau sungkan kepadanya.

"Kamu tau, sebenarnya hari ini daddymu dan aku akan menemuimu di hotel tempat kamu dan Mommymu menginap."

Anak itu serta merta langsung menengok, memberikan atensi sepenuhnya kepada Jaemin.

"Oh, benarkah?"

"Mn."

"Kakak teman dekat Daddy?"

Jaemin mengangguk ragu. Melirik sekilas bocah di sebelahnya, lalu tersenyum.

"Begitulah," responnya.

"Apa kakak sama seperti bubu dan aunty Echan?"

Jaemin mengernyit kala mendengar pertanyaan tersebut. Agak bingung, akan maksud dari pertanyaan itu.

"Maksudnya?"

"Bisa hamil. Aunty Echan sekarang lagi hamilkan? Ada bayi di perutnya."

"Ahh..," Jaemin paham sekarang.

"Kenapa memangnya?" Bukannya menjawab, Jaemin malah melayangkan pertanyaan lain.

"Hanya...ingin tau."

"Eummm...begitu," gumam Jaemin. Ada jeda beberapa saat. "Yah, aku sama seperti om Taeyong dan Haechan." Lanjutnya.

"Benarkah?"

"Iya."

"Apa semua lelaki yang bisa hamil itu cantik?"

"Tidak juga. Tapi mungkin cenderung manis."

"Mn, kau benar. Bubu dan aunty Echan manis."

"Kalau aku?"

"Kakak cantik, dan....sangat manis."

"Hmmm...benarkah? menurutmu aku cantik?"

"Mn. Seperti Mommy."

Jaemin mengulas senyumnya. Dia memang pernah melihat rupa mantan istrinya Jeno. Dan memang cantik.

"Iya, Mommymu memang cantik."

"Kakak kenal mommy juga?"

"Tidak, tapi aku pernah melihat fotonya."

"Ah, begitu. Tapi dibanding Bubu atau aunty Echan, kakak lebih cantik."

"Haha...apa itu pujian?"

Jaemin menoleh ke samping dan mendapati Logan tak menggubris ucapannya. Mungkin dia bingung. Apa Jaemin tersinggung?

"Jika iya, terimakasih. Kamu masih kecil, tapi mengerti soal memuji fisik seseorang."

"Hmm, aku hanya mengatakan hal yang ingin aku katakan."

"Mn. Itu bagus. Tapi jika yang ingin kau katakan sesuatu yang  tidak baik, atau hal yang tidak kau sukai mengenai seseorang, sebaiknya jangan terlalu frontal. Takutnya itu bisa melukai hati orang itu."

"Mn. Aku mengerti."

"Hmm...," Jaemin mengusap kepala Logan dengan lembut.

.
.
.

It's You |Nomin| (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang