6

424 38 0
                                    

Hari yang cerah namun tidak secerah suasana hati Beomgyu.

"Tidak perlu menjemputku." Setelah mengatakan hal tersebut, Beomgyu memutuskan panggilannya kemudian menyimpan ponselnya pada saku almamaternya.

"Tuan mobilnya sudah siap." Supir yang selalu mengantar Minho pergi memberitahu.

Minho meletakkan korannya. "Kau antar Beomgyu dahulu. Aku akan berangkat bersama Daniel." Ucapnya.

Beomgyu yang mendengarnya tidak percaya. Jika tahu bakal begini, Ia tidak akan melarang Jake yang akan menjemputnya.

"Baik Tuan." Sang supir undur diri. "Mari tuan muda." Kemudian mengajak Beomgyu yang berada di ruang tamu, setelah menerima panggilan dari Jake tadi.

"Kau duluan saja. Aku akan pamitan." Beomgyu kembali ke meja makan. Disana sudah ada Daniel yang baru saja duduk disamping Minho.

"Appa, Paman. Beomgyu berangkat." Pamit Beomgyu tidak lupa membungkuk.

"Hm, hati-hati dijalan." Ucap Minho tanpa melihatnya.

"Sudah pamit dengan eomma?" Daniel bertanya saat melihat Beomgyu yang menunduk atas respon dari Minho.

Daniel tahu sejak 4 tahun terakhir, Minho semakin tegas pada Beomgyu. Dan itu membuat Beomgyu menjadi segan bahkan takut padanya.

"Tidak perlu Paman. Aku harus berangkat, takut terlambat." Beomgyu segera beranjak.

Setelah hampir setahun, Beomgyu kembali diantar oleh supir ke sekolah. Rasanya sangat canggung.

Dan Taehyun. Jika kalian bertanya tentangnya. Taehyun sudah berangkat ke sekolah 20 menit yang lalu. Sangat pagi memang, tapi Taehyun sudah terbiasa. Dan seperti yang sudah diketahui, Taehyun berangkat ke sekolah menggunakan sepeda. Taehyun bukan tidak tahu mengendarai motor. Tapi umurnya belum cukup untuk mendapatkan SIM. Dan Taehyun tidak ingin mengambil resiko jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

Kembali pada Beomgyu.

Hanya butuh waktu 15 menit, Beomgyu sudah sampai di sekolah. Hari ini jalanan sepi, jadi tidak perlu waktu lama untuk sampai di sekolah.

Setelah mobil berhenti tepat di depan gerbang sekolah. Beomgyu membuka pintu mobil tanpa melihat keluar dahulu.

BRAAK.

Suara pintu mobil yang dibuka Beomgyu, tidak sengaja mengenai salah satu siswi yang lewat dan membuatnya jatuh terduduk.

"Auw." Terdengar suara ringisan dari siswi tersebut.

Sang supir yang melihatnya pun keluar hendak membantu siswa tersebut. Namun sebelum melakukannya, Beomgyu lebih dulu berucap.

"Kau pulanglah!"

"Baik Tuan muda." Sang supir hanya bisa mengangguk, kemudian pergi dari lingkungan sekolah.

"Tidak perlu banyak drama!" Beomgyu berucap dengan penuh penekanan dan pergi meninggalkan siswi tersebut yang masih terduduk di jalan.

"Ais! Dasar brengsek!" Maki siswi tadi. Dia pun berdiri dan melihat telapak tangan kanannya yang berdarah karena tergores aspal.

"Ryunjin, sedang apa?" Yoona menyapa saat akan masuk.

"Oh Yoona." Gadis yang dipanggil Ryunjin pun melihatnya. Ya, nama siswi tadi adalah Ryunjin, Shin Ryunjin.

"Tangan kamu berdarah." Yoona tidak sengaja melihat tangan Ryunjin yang ternyata berdarah.

Ryunjin mengangkat tangannya yang berdarah. "Ah, tidak apa." Ucapnya.

Yoona tidak menjawab, lantas menarik tangan Ryunjin yang tidak terluka untuk ikut dengannya ke ruang kesehatan.

BROTHER OR RIVALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang