26

214 13 0
                                    

Pertandingan kembali dimulai dengan Taehyun yang ikut bermain sebagai team Big Hit School. Di lima menit terakhir Beomgyu dan Taehyun banyak mencetak poin dan menyusul poin yang tertinggal.

Hal itu membuat team lawan kembali terlihat mulai bermain kasar dengan sengaja mendorong Beomgyu dan membuatnya terjatuh dengan lutut yang berdarah.

Sedari awal team lawan memang mengincar Beomgyu, karena mengetahui kemampuan Beomgyu dalam bermain basket. Namun terus gagal karena Beomgyu lebih lincah dari yang mereka duga. Tapi saat mendapat kesempatan, team lawan dengan segera melancarkan aksinya.

Dan dari tribun penonton, Minho sudah menyumpah serapah kepada anak telah berani mendorong Beomgyu dan membuat lututnya berdarah.

"Yak! Dasar anak kurang ajar! Berani sekali dia mendorong anakku!" Emosi Minho yang tidak terima anaknya terluka.

"Hyung sabar, aku yakin mereka pasti bisa memenangkan pertandingan. Dan untuk luka itu, aku rasa Beomgyu tidak terlalu peduli." Daniel mencoba menenangkan Minho yang emosi. Sebenarnya Daniel juga tidak terima jika sang ponakan diperlakukan seperti itu, tapi Ia mencoba menahan sebab sang kakak ipar lebih parah lagi emosinya.

Beda lagi dengan yang berada di area lapangan. Beomgyu yang tadinya jatuh terdorong kini telah berdiri dengan bantuan Taehyun. Walau dengan sedikit agak ngilu di area lutut sampai pahanya, tapi Beomgyu tidak menghiraukannya.

"Hyung, gwaenchana?" Tanya Taehyun memastikan.

Beomgyu mengangguk. "Hm, tidak apa. Ayo lanjut." Ucapnya.

Taehyun yang mendengar tersenyum tipis, ya begitulah Beomgyu. Beomgyu tidak akan peduli dengan keadaannya sendiri jika belum bisa menyelesaikan apa yang sedang dikerjakannya. Dan untuk luka itu tidak ada bandingannya dengan harga diri baginya.

"Bagaimana luka hyung?" Tanya Kai yang tadinya ingin membantu Beomgyu tapi Taehyun lebih dulu. Dan saat berpapasan dengan Taehyun sebelum pertandingan kembali dimulai, Kai pun bertanya.

"Hyung bilang tidak apa. Kau tahu sendiri 'kan." Ujar Taehyun dan mulai berlari mengejar bola begitupun dengan Kai.

Di saat menit-menit terakhir, Big Hit School dapat menyusul poin dan pada akhirnya memenangkan pertandingan. Hiruk piruk suara kebahagian dari para pendukung dan pemain yang saling berpelukan dengan senyum bahagia.

"Yeah! Huuhh!" Teriak kebahagiaan para pemain team Big Hit School.

"Yeah, akhirnya kita menang. Dan membuktikan kalau Big Hit School tidak akan kalah dan menyerah walau mendapat perlakuan yang tidak baik." Teriak lumba-lumba Kai yang membahana. Dan hal itu tak luput dari pendengaran team lawan.

Merasa tersindir oleh ucapan Kai, salah satu diantara team lawan ingin menghampiri team Big Hit School, namun urung karena mendapat teguran dari sang guru.

"Yak! Jangan coba-coba mencari keributan." Tegur sang guru.

"Tapi mereka mengatai kita ssaem." Salah satu dari mereka membela diri.

"Jangan pikir ssaem tidak tahu rencana kalian!" Sang guru kembali berucap dengan intonasi yang tegas yang membuat semuanya terdiam.

"Sudah cukup kalian bermain curang tadi, tidak perlu menambah keributan lagi. Kalian pikir ssaem tidak malu kepada tuan Kang dan Choi atas kelakuan kalian barusan." Sang Guru tidak habis pikir dengan jalan pikir para siswanya.

"Mau ditaruh dimana wajah ssaem saat berhadapan dengan beliau. Apalagi saat masalah ini sampai di telinga Tuan Han, jangan harap jika club basket akan bisa berjalan lagi. Kalian paham!" Sekali lagi sang guru berucap dengan tegasnya dan hanya dianggukkan oleh semua siswanya.

BROTHER OR RIVALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang