19

198 13 0
                                    

"Yak! Apa kau tidak memiliki otak!" Bentak Beomgyu pada Taehyun.

Setelah diam beberapa saat karena mendengar kabar jika kakek Park telah pergi untuk selamanya. Taehyun pun tersadar dengan tujuannya menemui Beomgyu. Bukannya dapat persetujuan, Taehyun malah mendapat bentakan dari Beomgyu. Taehyun sebenarnya tidak bermaksud demikian, tapi ini juga demi Big Hit School, dan orang yang Taehyun percaya hanya Beomgyu.

"Team basket saja telah kekurangan anggota, dan kau!" Beomgyu tidak melanjutkan ucapannya karena melihat dua orang yang baru saja masuk kelapangan.

"Ada apa? Sepertinya ada masalah serius?" Tanya Kai setelah berdiri di samping Taehyun.

Yap, orang baru saja masuk adalah Kai bersama dengan Ryunjin yang berdiri di samping Beomgyu.

"Ada apa?" Ryunjin ikut bertanya, lalu melihat pada Beomgyu yang juga sedang menatapnya.

Beomgyu menghela nafasnya berat, dan hendak beranjak meninggalkan mereka semua. Tapi sebelum itu, Ryunjin dengan berani menahannya dengan memegang tangannya.

Beomgyu kembali melihat pada Ryunjin bergantian dengan tangannya yang Ryunjin pegang. Dan Ryunjin sadar dengan itu, tapi tidak ada niatan untuk melepaskan.

"Apa dengan begini, masalah akan selesai?" Ryunjin memaksa agar Beomgyu tidak pergi, dan bahkan mereka sedang beradu tatap.

Lagi lagi Beomgyu menghela nafasnya berat. "Aku sedang tidak ingin berdebat!" Tegas Beomgyu dan melepas tangan Ryunjin lalu benar-benar pergi dari lapangan.

Sedikit info, sejak menjadi tetangga mereka berdua jadi akur. Itu juga terpaksa, karena mereka berdua harus menjadi teman satu kelompok sampai kenaikan kelas nanti. Dan juga perintah dari Taeyeon, atau Nenek Choi.

Pernah satu kali Taeyeon melihat Beomgyu yang membentak Ryunjin saat mereka akan mengerjakan tugas bersama di mansion Choi. Saat itu Ryunjin tidak sengaja menyenggol lengan Beomgyu yang saat itu sedang  menyalin jawaban yang tadinya di kerjakan bersama. Karena tersenggol, otomatis membuat  Beomgyu yang sedang menulis menjadi salah. Parahnya lagi, coretan yang dihasilkan sampai pada tengah buku milik Beomgyu. Dan kalian tahulah apa yang terjadi.

Yap, Beomgyu dengan tidak berperasaan membentak Ryunjin tepat didepan wajahnya. Ryunjin hanya bisa diam, sebab itu memang salahnya. Tapi mengapa harus membentak, kan bisa bicara baik-baik pikir Ryunjin.

Karena emosi, Beomgyu pun hendak beranjak untuk meninggalkan Ryunjin di perpustakaan. Yap, di mansion Choi terdapat perpustakaan. Dan saat Beomgyu membalikkan badannya, Ia melihat Taeyeon yang juga menatapnya dengan tajam. Apa Nenek melihatku membentak Ryunjin tadi, itu yang terus berputar dalam otak Beomgyu. Dan benar saja, Taeyeon melihatnya. Dan saat itulah mereka dengan terpaksa damai. Tapi dipikir-pikir tidak ada salahnya mereka damai. Namun ada kalanya mereka kembali berdebat, namun tidak seperti sebelum mereka mengucapkan kata damai.

Oke kembali lagi.

Yeonjun menepuk pundak Taehyun. "Jangan putus asa, hyung akan coba membantu." Ucapnya dengan seutas senyum.

Taehyun mengangguk. "Gomawo."

"Baiklah hyung harus pergi sekarang, kalian baik-baik disini." Yeonjun kembali berucap sebelum ikut pergi. Yeonjun sebenarnya tidak ingin meninggalkan mereka, tapi Kim Soobin sedari tadi menerornya yang mau tidak mau Yeonjun harus menemuinya. Dan juga, Yeonjun ingin meminta bantuan Soobin agar Beomgyu bersedia ikut dalam lomba olimpiade nanti.

Setelah Yeonjun juga pergi, Jake mendekat pada Taehyun yang hendak pergi juga.

"Hyun?" Panggil Jake.

Taehyun melihat Jake yang sedang melipat bibirnya kedalam. Taehyun sangat tahu jika sebentar lagi Jake akan menumpahkan air matanya. Ah, Taehyun rasanya ingin mencubit pipi anak itu. Ternyata Jake masih sama seperti dulu, dan Taehyun suka itu.

BROTHER OR RIVALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang