20

215 16 0
                                    

Lagi lagi Soobin hanya bisa menghembuskan napasnya pasrah dan sesekali memijat pangkal hidungnya. Sejak Yeonjun tiba di ruang club sains dan mengatakan semua yang terjadi di lapangan basket, membuat Soobin semakin pusing.

Tadinya Soobin juga berniat untuk mengusulkan agar Beomgyu ikut dalam lomba olimpiade nanti. Namun semuanya pupus saat mendengar cerita dari Yeonjun.

"Jadi?" Yeji yang sedari tadi diam menyimak cerita dari Yeonjun akhirnya bersuara.

Yeonjun mengedikkan bahunya tanda tidak tahu. "Aku tidak tahu lagi, karena aku juga sepemikiran dengan Soobin. Tapi Taehyun sudah mewakili, dan kita mendapat penolakan." Jelasnya.

Untuk yang kesekian kalinya Soobin menghela nafasnya berat. Mengapa hari ini sangat berat. Padahal Ia sudah merencanakan semua yang akan dilakukan hari ini sejak tiga hari yang lalu, namun apa yang terjadi semuanya tidak ada yang terlaksana dan malah lebih parah.

"Beomgyu pasti akan ikut. Aku tahu bagaimana caranya." Soobin berucap demikian lantas berdiri dan meninggalkan dua orang yang saling pandang.

"Apa lagi yang dilakukan oleh anak itu?" Lia berucap setelah menutup pintu. Saat akan ke ruang club sains, Lia berpapasan dengan Soobin yang sedang tergesa, entah mau kemana.

Yeonjun dan Yeji yang juga tidak tahu kompak menggeleng.

"Ais, kalian sama saja." Gerutu Lia dengan kedua temannya itu. Ketiga lantas terdiam dengan Yeonjun dan Lia yang fokus pada ponselnya, sedang Yeji yang laptop yang sedari tadi menyala di depannya. Mereka bertiga larut dalam dunianya, sampai suara gebrakan pintu membuat mereka semua kaget bukan main.

BRAK!!

Suara pintu yang terbuka, dan pelakunya hanya berjalan santai dan mengambil duduk di samping Lia dengan senyum merekahnya. Sedang ketiganya hanya bisa mengusap dadanya sabar.

Yeonjun yang baru akan bicara urung karena kembali dikagetkan oleh seseorang yang membuka pintu dengan tidak berperasaan lagi.

BRAK!!

Lagi!!

Tapi kali ini orang yang membuat keributan tidak langsung masuk, Dia hanya berdiri di dekat pintu dengan senyum canggungnya.

Dan untuk yang berada dalam ruangan kembali mengusap dadanya pasrah, lagi. Tapi tidak dengan satu orang. Karena kaget, Dia pun kesal dan menatap tajam sang pelaku yang masih setia berdiri di dekat pintu.

"Yak! Kau menga_."

"Kau pun sama!" Sambar Yeonjun sebelum Soobin melanjutkan ucapannya.

Ya, sudah diketahui jika pelaku membuka pintu yang pertama tidak lain adalah Kim Soobin. Tapi sepertinya Dia tidak sadar, sebab dengan itu Dia ingin marah pada Heeseung pelaku kedua yang membuka pintu tanpa perasaan.

Merasa ucapan Yeonjun tertuju padanya, membuat Soobin mengerutkan kening bingung.

"Na!" Ucapnya sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Tapi menga_."

"Yak! Diamlah Kim!" Kali ini Lia yang memotong ucapan Soobin.

Soobin membulatkan matanya tidak percaya dengan Lia yang membentaknya barusan.

"Yak! Kau juga Kim, asal kau lupa!" Soobin balas teriak pada Lia. Soobin hanya tidak terima jika marganya di bawa-bawa. Dan juga, gadis itu juga memiliki marga yang sama dengannya.

"Apa kalian bisa bicara dengan suara yang normal, hah?" Yeji pun ikut bersuara. "Apa kalian pikir, dengan saling teriak akan menyelesaikan masalah?" Semuanya diam, termasuk Heeseung yang merasa tidak enak.

BROTHER OR RIVALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang