واحد

1.8K 37 3
                                    

" WOY ! YANG KERUDUNG BIRU BUKAIN GERBANG NYA DONG ". Teriak seorang perempuan yang berada di balik belakang pintu gerbang pesantren Al – Islam dengan lantang . Sontak membuat kedua gadis yang sedang asik menanam bunga di area pintu masukpesantren menoleh. Menelisik siapa yang tengah berteriak kencang pagi – pagi seperti ini .

" Bukain gih Zen " ujar salah satu gadis diantara keduanya .

Gadis yang memakai kerudung biru dan kerap disapa Zena itu lantas mendegus menatap sebal ke arah gerbang . Zena membersihkan tangannya terlebih dahulu sebelum membuka gerbang utama pondok pesantren Al – Islam . 

Zena menggerutu lagian dimana sih satpam nya biasanya jam segini dia ada disini kenapa tiba tiba menghilang begitu saja .

Zena menoleh ke arah sekitar, " Kang Aryo mana sih ! Pagi pagi udah ngilang begini "gerutunya sebal. 

Dengan susah payah Zena menarik gerbang yang menjulang tingginan besar itu. Matanya membulat ketika menemukan sesosok manusia dengan baju kekurangan bahan yang membalut tubuh indahnya.

" Heh ! Kenapa baju kamu kayak gitu astaghfirullah" . sentak Zena meneliti penampilan perempuan itu dari atas sampai bawah .

 Baju yang terbuka , celana sobek sobek dan kerudung pashmina cream yang hanya ia sampirkan di pundak . Zena geleng geleng dibuatnya. Apakah gadis yang ada di depannya sudah tidak waras ? 

Gadis yang sedang asyik memainkan phonsel mahalnya lantas melirik sekilas ke arah Zena "Kenapa ? Ada yang salah ? " tanyanya polos. 

Zena menepuk jidatnya menyebut istighfar dalam hati berkali kali " Maaf mbak ,Ini pesantren bukan tempat diskotik " .

" Ya terus ? " Picing nya lagi menatap Zena remeh , apa yang salah dengan bajunya

 Zena menghembuskan nafasnya lelah " Pakaian nya sebaiknya diganti . Pakailah pakaian yang lebih tertutup yang mencerminkan sebagai wanita muslimah " . Ucap Zena berusaha sabar

Aleena yang sedari tadi hanya melihat gerak gerik keduanya dari dalam pesantren, beralih menghampiri keduanya.

 " ada apasih zen ? " tanya nya karena Zena belum mengajak gadis itu untuk masuk .

" tuh ,liat pakaiannya kurang bahan kayak gitu . Padahal ini kan pesantren bukan tempat diskotik " adunya menunjuk ke arah perempuan yang berada di hadapannyamembuat Aleena mengikuti arah pandang Zena.

 Gadis yang ditunjuk zena lantas mendengus " Apa sih lo. Serah gue lah mau pake pakaian kayak gimana ".

Aleena menghela nafas pusing " Udah – udah . Kok malah pada ribut si " lerainya

 " Kamu antar gih Zen , ke ndalem . Dia santri baru kayaknya " pinta Aleena setelahnya membuat Zena ingin mengajukan protes namun sudah terlebih dahulu di sangkal oleh Aleena .

" Udah anterin aja "

 Gadis bernama Kharen itu tersenyum jahil , " Bawain koper gue sekalian ya . Berat soalnya " Suruh Kharen lalu berjalan begitu saja melewati Zena yang dibuat terkejut dengan tingkahnya

" BENER – BENER TITISAN SETAN LO ! GUE TANDAIN LIAT AJA " maki zena kesal , ingin sekali memukul kepalanya dari belakang menggunakan koper

Tak urung Zena juga menenteng koper kharen sebagai pembantu memang tidak tau diuntung anak itu

Alen hanya mengekorinya tidak berniat membantu sedikit pun , memang watak kharen yang seperti itu membuat darah Zena langsung mendidih begitu saja

Sepanjang jalan Zena hanya membatin kesal dengan perlakuan gadis itu

Banyak santriwan santriwati yang sedang berlalu lalang melihat kharen heran pasalnya cewek itu terlihat sangat angkuh dan percaya diri dengan pakaian yang dikenakan nya di dalam pesantren

Dibalik Lencana Dan SketsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang