تسعة عشر

424 14 0
                                    

Waktu subuh adalah waktu terbaik untuk memulai segala aktivitas termasuk kedua insan ini setelah sholat berjamaah keduanya memutuskan untuk jogging sebentar di area komplek, sebenarnya Alen sangat malas untuk diajak berolahraga namun karena ia dijanjikan akan di belikan mochi kesukaan nya ia menerima ajakan dari alzam .

" Capek banget kak " eluh Alen mengelap keringat yang mulai bermunculan di dahinya, ia berusaha mengatur nafasnya baru 15 menit saja ia sudah ngos ngosan seperti ini, tapi alzam sangat bangga kepada Alen sudah cukup bagus untuk pemula sepertinya

" 10 menit lagi " ucap alzam menggandeng istrinya untuk berlari lari kecil , begini saja sudah membuat Alen sengsara tidak apa apa Len demi mochi

Lima menit sudah mereka lewati , keringat Alen mulai mengucur deras ia sangat capek kakinya terasa pegal
" Gendong " manjanya pada alzam membuat alzam langsung berjongkok kasihan juga istri kecilnya , alzam suka ketika Alen bersikap manja seperti ini kepadanya

Dengan penuh semangat Alen naik ke punggung tegap alzam dan melingkar kan tangannya pada leher cowok itu , sudah seperti papa nya yang menggendong nya .
" Aku berat ya? " Tanya Alen merasa tak enak

" Tidak . Enteng seperti bayi" ujar Gus alzam , memang benar alen itu tubuh nya ramping dan tinggi bagaimana bisa dirinya sendiri mengatai jika istrinya itu berat

Alen menggigit bahu alzam gemas membuat sang empu tertawa , matahari mulai menampakkan sinar nya jarak nya sekarang dengan apartemen tidak terlalu jauh

" Malah ngehina " todong nya tak terima ia meletakkan kepalanya di bahu alzam , beruntung sekali ia punya suami seperti nya

Tak sekali dua kali Alen insecure karena banyak Ning yang mengidamkan alzam padahal yang mengidamkan nya itu lebih dari Alen kenapa Gus nya itu memilih nya.

" Tidak memang kenyataan" balas alzam gemas , ia ingin sekali mengurung Alen di rumah . Perempuan selucu ini kenapa tidak ia miliki dari dulu

Alen menikmati pemandangan sekitar , jalanan masih sepi keadaan nya yang asri membuat semangat untuk menjalani hari itu muncul .
" Nanti habis ketemu client aku mau ke rumah mama "

Alzam menautkan alisnya " ada apa?"
Alen menggidikkan bahunya tidak tau tiba tiba saja mama Karin memintanya untuk ke rumah " ngga tau tiba tiba mama nyuruh ke rumah "

" Nanti biar saya antar "

" Biar aku naik mobil sendiri aja , kakak pasti cape" Alen merasa tidak enak pada alzam padahal dirinya juga bisa mengendarai kendaraan sendiri , cewe se independen ini bertemu dengan cowo act of service

" Tidak ada penolakan Alen . Nanti telfon saja kalau ingin pulang " ucap alzam tegas

Alen langsung memberikan hormat pada suaminya " siap komandan " ia terkekeh sendiri dengan tingkahnya

" Nanti aku masakin bekal dulu buat kamu" ujarnya , alzam mengangguk lalu mencuri sebuah kecupan di pipi sebelah kiri Alen

" TUH KAN MODUS " teriaknya

" Morning kiss " jelas alzam lalu berlari begitu saja agar cepat sampai di apartemen membuat badan mungil Alen hampir terjungkal kebelakang jika tangannya tidak melingkar pada leher alzam

Memang cowok ini sulit ditebak ada saja kelakuan yang membuat jantungnya tidak aman setiap harinya
" ALLAHUAKBAR" pekiknya ketika alzam lari semakin kencang sudah seperti membawa dirinya saja padahal alzam membawa satu nyawa lagi disini

Yang diteriaki malah tertawa geli , " pegangan yang kencang"

Alen semakin memeluk alzam , memang gila cowok ini . Ternyata ini sifat asli alzam tang tertutup dengan sikap dingin nya di mata orang orang selama ini

Dibalik Lencana Dan SketsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang