واحد وثلاثين

319 15 0
                                    

Seperti biasanya alzam sudah mulai bekerja seperti hari hari biasanya mereka masih tinggal di rumah orang tua alen

Karena biar lebih mudah untuk mengawasi pembangunan rumah , pagi pagi satu keluarga sudah heboh karena Alen dan rezan yang demam secara bersamaan

Membuat Alen harus menunda pekerjaan nya dan rezan yang libur sekolah untuk sementara waktu

Mamanya sudah pergi berangkat ke kampus beberapa menit lalu setelah alzam pergi untuk ke kantor polisi , papanya juga sudah berangkat bersama mamanya

Membuat Alen , rezan dan BI Dina yang hanya ada di rumah sebenarnya Alen dan rezan kalau sakit memang sering bersamaan

Alzam ingin meminta izin untuk menemani Alen yang sakit namun tidak diperbolehkan oleh Alen dirinya bisa jaga sendiri lagi pula dirumah ia tidak sendiri ada rezan dan juga BI Dina

Entah kenapa kepala nya sangat berat , untuk sekedar jalan pun Alen masih lemas dan sangat pusing membuatnya muntah jika kelamaan berdiri seperti ada rollercoaster di kepalanya

Ia juga tidak mood sarapan pagi ini, padahal bi Dina sudah memasak bubur untuknya dan rezan namun belum ia sentuh sama sekali ia hanya meminum beberapa teguk susu dan obat berharap sakitnya agar segera hilang

Rezan menyusul ke kamar kakaknya dan ikut berbaring di samping kakaknya, mukanya pucat jangan lupakan badannya yang panas membuat Alen berinisiatif untuk menempelkan baby koniver ke dahi nya sama seperti dengan nya saat ini

Sebelum pergi ke kantor tak henti hentinya alzam mengkhawatirkan dirinya, mulai dari ingin terus dekat bersamanya, sarapan di kamarnya, bahkan menempelkan baby koniver di dahi nya jangan lupakan ia terus berdoa memohon kepada Tuhan agar rasa sakitnya dipindahkan ke dirinya saja jangan Alen kasihan katanya

Cewek itu mengecilkan suhu AC agar rezan bisa tidur dengan nyenyak dan tidak kedinginan

Disisi lain alzam sudah duduk bersama teman temannya di kursi ruang tunggu kejaksaan karena hari ini ada kasus pembunuhan berencana beberapa waktu lalu

Karena jadwal sidangnya masih satu jam lagi namun mereka sudah harus hadir disini satu jam sebelumnya

" Nanti malam gue mau Adain syukuran anak gue dateng ya" ajak vier mengingat anak keduanya itu sudah berusia 40 hari menurut adat Jawa harus di adakan syukuran agar anak itu senantiasa selamat hingga lahir

" Selagi ada makanan trabas ae lah" sudah bisa ditebak watak bayu yang begitu maruk apalagi jika sudah menyangkut tentang makanan

" Sorry gue ga bisa , Alen sakit" ia masih mengkhawatirkan istrinya itu jarang jarang dirinya bisa sakit seperti ini mungkin karena terlalu lelah akhir akhir ini karena job nya yang membeludak ditambah sering begadang ketika malam

Bryan menoleh pada temannya itu , " sakit apa?"

" Demam lah emang sakit apalagi?" Bukan alzam yang menjawab melainkan bayu yang ada di samping vier

Bryan mendesis yang ditanya siapa yang jawab siapa " gue tanya alzam bukan lo" sinisnya

" Demam " balasnya

Untung saja Alen di rumah orang tuanya jadi ada yang mengawasinya ketika dirinya bekerja

" Semoga istri loo cepet sembuh" vier berucap sebenarnya tidak apa apa jika alzam dan Alen tidak hadir masih ada teman temannya yang lain yang akan hadir dan mendoakan anaknya

" Istri Lo ajak" sambungnya menoleh pada Bryan , Bryan menunjuk dirinya sendiri

" Ya rob" pekik bayu tidak habis pikir dengan Bryan yang seperti orang tidak tahu arah dan tujuan hidup dari tadi kerjaan nya ngelamun Mulu

Dibalik Lencana Dan SketsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang