Seperti biasanya alzam sudah mulai bekerja seperti hari hari biasanya mereka masih tinggal di rumah orang tua alen
Karena biar lebih mudah untuk mengawasi pembangunan rumah , pagi pagi satu keluarga sudah heboh karena Alen dan rezan yang demam secara bersamaan
Membuat Alen harus menunda pekerjaan nya dan rezan yang libur sekolah untuk sementara waktu
Mamanya sudah pergi berangkat ke kampus beberapa menit lalu setelah alzam pergi untuk ke kantor polisi , papanya juga sudah berangkat bersama mamanya
Membuat Alen , rezan dan BI Dina yang hanya ada di rumah sebenarnya Alen dan rezan kalau sakit memang sering bersamaan
Alzam ingin meminta izin untuk menemani Alen yang sakit namun tidak diperbolehkan oleh Alen dirinya bisa jaga sendiri lagi pula dirumah ia tidak sendiri ada rezan dan juga BI Dina
Entah kenapa kepala nya sangat berat , untuk sekedar jalan pun Alen masih lemas dan sangat pusing membuatnya muntah jika kelamaan berdiri seperti ada rollercoaster di kepalanya
Ia juga tidak mood sarapan pagi ini, padahal bi Dina sudah memasak bubur untuknya dan rezan namun belum ia sentuh sama sekali ia hanya meminum beberapa teguk susu dan obat berharap sakitnya agar segera hilang
Rezan menyusul ke kamar kakaknya dan ikut berbaring di samping kakaknya, mukanya pucat jangan lupakan badannya yang panas membuat Alen berinisiatif untuk menempelkan baby koniver ke dahi nya sama seperti dengan nya saat ini
Sebelum pergi ke kantor tak henti hentinya alzam mengkhawatirkan dirinya, mulai dari ingin terus dekat bersamanya, sarapan di kamarnya, bahkan menempelkan baby koniver di dahi nya jangan lupakan ia terus berdoa memohon kepada Tuhan agar rasa sakitnya dipindahkan ke dirinya saja jangan Alen kasihan katanya
Cewek itu mengecilkan suhu AC agar rezan bisa tidur dengan nyenyak dan tidak kedinginan
Disisi lain alzam sudah duduk bersama teman temannya di kursi ruang tunggu kejaksaan karena hari ini ada kasus pembunuhan berencana beberapa waktu lalu
Karena jadwal sidangnya masih satu jam lagi namun mereka sudah harus hadir disini satu jam sebelumnya
" Nanti malam gue mau Adain syukuran anak gue dateng ya" ajak vier mengingat anak keduanya itu sudah berusia 40 hari menurut adat Jawa harus di adakan syukuran agar anak itu senantiasa selamat hingga lahir
" Selagi ada makanan trabas ae lah" sudah bisa ditebak watak bayu yang begitu maruk apalagi jika sudah menyangkut tentang makanan
" Sorry gue ga bisa , Alen sakit" ia masih mengkhawatirkan istrinya itu jarang jarang dirinya bisa sakit seperti ini mungkin karena terlalu lelah akhir akhir ini karena job nya yang membeludak ditambah sering begadang ketika malam
Bryan menoleh pada temannya itu , " sakit apa?"
" Demam lah emang sakit apalagi?" Bukan alzam yang menjawab melainkan bayu yang ada di samping vier
Bryan mendesis yang ditanya siapa yang jawab siapa " gue tanya alzam bukan lo" sinisnya
" Demam " balasnya
Untung saja Alen di rumah orang tuanya jadi ada yang mengawasinya ketika dirinya bekerja
" Semoga istri loo cepet sembuh" vier berucap sebenarnya tidak apa apa jika alzam dan Alen tidak hadir masih ada teman temannya yang lain yang akan hadir dan mendoakan anaknya
" Istri Lo ajak" sambungnya menoleh pada Bryan , Bryan menunjuk dirinya sendiri
" Ya rob" pekik bayu tidak habis pikir dengan Bryan yang seperti orang tidak tahu arah dan tujuan hidup dari tadi kerjaan nya ngelamun Mulu
KAMU SEDANG MEMBACA
Dibalik Lencana Dan Sketsa
General FictionAleena khalisa Agnia gadis dengan usia 21 tahun yang mengemban pendidikan di pondok pesantren Al Islam. Tak hanya mengemban ilmu di pondok saja gadis yang kerap disapa Alen oleh teman temannya dikenal dengan sosok perempuan cantik, independen dan b...