ستة

451 17 0
                                    

Kharen memandangnya dengan tatapan merah padam , " YA ALLAH ! ORANG INI TELAH BERDOSA ! APA YANG KAMU LAKUKAN DI KAKBAH YANG SUCI INI ASTAGHFIRULLAH. SUNGGUH , AZAB YANG BESAR PASTI AKAN MENIMPAMU "

Gus Wafa terpelonjak , begitu juga dengan kakaknya Gus alzam .

" HEI ! APA KAU SUDAH KEHILANGAN AKAL SEHATMU? DIMANA LETAK PIKIRIANMU TUAN . JIKA ANDA INGIN MENGITARI KAKBAH MARI BERSAMA DENGAN KU JANGAN BERDIRI DI DEPAN SANA TUAN ! "

Kharen kembali beraksi . Membuat Gus Wafa mendekati nya dan menyentuh pucuk kepalanya seraya membacakan lantunan ayat ayat ruqyah dengan merdu membuat Kharen menjerit .

" APA KAU GILA TUAN ! LIHATLAH APA YANG DILAKUKAN ORANG INI KEPADAKU DI RUMAH ALLAH INI " , Berontaknya berusaha lepas dari dua orang santri yang sedang memeganginya .

Tingkah Kharen semakin menjadi – jadi membuat para santri yang menyaksikan nya bergidik ngeri .

Alen meneguk salivanya susah payah , Bagaimana bisa gadis ini sampai kesurupan.

Kharen memelototi Gus Wafa " LEPASKAN AKU ! APA KAU INGIN MENGHALANGI KU UNTUK BERIBADAH DENGAN TUHANKU "

Kharen menatap para santri yang berada agak jauh dengannya dengan tatapan menuntut, " APA YANG KALIAN LIHAT ! KALIAN TIDAK AKAN MENYELAMATKAN KAN KU? BANTU AKU. AKU INGIN BERIBADAH KEPADA TUHAN KU "

Zena yang masih digelendoti oleh Usman kini tambah menangis kejer . Kenapa dirinya harus berada di situasi seperti ini .

Suasana pesantren pagi ini yang awalnya aman damai kini harus ricuh karena kejadian kesurupan hari ini .

Gus Wafa tambah mengencangkan alunan ayat – ayat ruqyah kala Kharen semakin memberontak dan berteriak-teriak menyumpah serapahi dirinya dan para santri lainnya .

Perlahan Kharen sudah terkulai lemas di tanah dan langsung dibopong oleh dua santri yang membantu memegangi Kharen tadi .

Gus Wafa bernafas lega , ia melirik kesamping nya masih ada dua santri lagi yang masih kesurupan. Tugasnya belum usai . Ia harus mengeluarkan setan yang masuk kedalam raga Zena dan Usman .

Kini , gus Wafa memerintahkan empat orang ustad untuk memegangi Zena dan Usman .

" IBUUUU " Pekik Usman kala tangannya berhasil terlepas dari kaki Zena .

" IBU IBU MBAHMU ! AKU BUKAN IBUMU " Damprat Zena , sesenggukan.

" Gus Wafa , Zena nggak kesurupan " Ujar Alen yang tidak di dengar oleh Gus Wafa karena keadaan yang mulai bising karena bisik- bisik para santri membicarakan Zena dan Usman .

" IBU . MAAFIN USMAN BU " .

Zena kembali menangis , kali ini bukan karena Usman tapi karena tangan Gus Wafa yang sudah nangkring manis di atas kepalanya bersiap untuk melakukan ruqyah.

" Gus saya engga kesurupan suer " ucapnya di sela – sela tangisnya

" Kamu berdusta . Sesungguhnya setan suka berdusta , saya tidak percaya " balas Gus Wafa menanggapi membuat Zena menggelengkan kepalanya tegas .

" Engga . Saya masih waras nggak kesurupan. Yang kesurupan itu Usman "

Gus Wafa lagi – lagi menggeleng tidak percaya ," Sesungguhnya setan suka berbohong "

Zena menatap Gus Wafa berkaca kaca " Tapi saya nggak kesurupan " . Ujar Zena menghentak- hentakkan kakinya ke tanah .

Kali ini Gus Wafa semakin percaya bahwa Zena benar- benar kesurupan. Lihat saja tingkahnya saat ini .

Gus Wafa kembali membacakan lantunan ayat- ayat ruqyah sama seperti yang dilakukan nya tadi kepada Kharen tak berselang lama bukannya Zena yang ambruk namun tubuh Usman yang tumbang terlebih dahulu dan langsung dibopong untuk di bawa ke asrama oleh kedua ustad yang memeganginya .

Dibalik Lencana Dan SketsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang