عشرين

407 11 0
                                    

Siang ini kedua pasutri itu menghabiskan waktunya untuk istirahat di kamar karena seminggu ini cukup melelahkan bagi mereka.

Alen duduk di balkon tidak ada kegiatan yang harus ia kerjakan lagi , cowok itu terus saja mengintili Alen kemanapun Alen pergi membuat perempuan itu ingin sekali mencubit nya gemas

" Kamu ngapain sih ngikutin terus " Alen menggeser tubuhnya ketika alzam ingin duduk di sampingnya memberikan celah untuk duduk, akhir akhir ini tingkat kemanjaan alzam bertambah berkali kali lipat

Bukannya menjawab ia merebahkan dirinya pada paha Alen menjadikannya sebagai bantalan " tiba tiba banget coba "

Ia memeluk perut Alen erat membuat nya sesak , ia sudah biasa jika alzam bertingkah seperti ini dua Minggu berumah tangga dengan alzam ia sudah mulai mengenali karakter suaminya yang seperti apa

Namun terkadang Alen masih suka gengsi untuk sekedar bermanja manjaan pada alzam .

" Aku rencananya mau ambil kuliah S2 gimana menurut kamu ?" Alen bertanya demikian ia sudah merencanakan nya jauh jauh hari sebelum ia menikah namun masih ragu untuk menjalaninya mengingat ia baru saja wisuda S1

Alzam menghentikan aktivitas nya , ia menatap manik coklat itu " boleh . Ingin kuliah dimana?"

" Kayaknya di swasta aja deh " ia juga masih bimbang universitas mana yang harus ia pilih

Momen seperti inilah yang jarang mereka lakukan ketika dirumah , memang komunikasi itu sangat penting dalam rumah tangga .

Alzam mengangguk ia tidak mempermasalahkan hal itu , toh itu demi masa depan Alen yang sudah ia susun sebelum menikah dengannya tidak ada salahnya jika Alen menempuh pendidikan setinggi tinggi nya karena mau bagaimanapun kepintaran dari anak itu menurun dari ibunya, ibunya lah madrasah pertama bagi anak anaknya

" Kemarin mama sempet nanya , kalau mau kuliah mending nunda punya anak dulu " Alen berbicara dengan hati hati , alzam mendengarkan dengan seksama menunggu Alen melanjutkan ceritanya

" Tapi insyaallah aku bisa kok , kalau kamu mau punya anak cepet aku ga akan pasang kb"

Alzam merubah posisinya menjadi duduk, ia menatap serius wajah Alen " kalau kamu belum siap tidak apa apa Alen"

Alen menggeleng , " engga . Aku juga udah mikirin kok secara umur kakak kan udah tua takut ketuaan bapak komandan "

Dalam situasi seperti ini Alen selalu saja bisa mencair kan suasana , alzam tidak memungkiri perkataan Alen benar usianya sudah 27 tahun sekarang , sudah setua itu memang

" Saya tidak akan memaksa kamu , lakukan apa yang membuatmu nyaman " alzam memberikan suaranya

Inilah yang Alen suka alzam selalu mendukung nya dalam keputusan apapun yang ia buat , ia mencuri satu kecupan di pipi kanan suaminya membuat bibir alzam berkedut menahan senyum

" Yang satu belum " alzam mengarahkan jari tangannya ke pipi sebelah kanannya

" Dih modus nya kumat nih" Alen tertawa tak urung ia menuruti permintaan suaminya

" Dan aku milih buat ga pasang kb rezeki udah ada yang ngatur " Alen sudah memikirkan nya matang matang kemarin, walaupun alzam belum meminta hak nya tapi sekarang Alen sudah menyiapkan mental jika sewaktu-waktu pria itu meminta hak nya

Ia sudah sedikit lebih tau tentang dunia rumah tangga lewat artikel dan buku yang ia beli , itu sangat membantunya dan menyehatkan mentalnya juga

Alzam tersenyum senang , " terimakasih" balasnya tulus

" Makasih doang nih? " Godanya menaik turunkan alisnya

Alzam tertawa , pasti ada saja yang diinginkan Alen " mau apa hm?"

Dibalik Lencana Dan SketsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang