خمسة عشر

462 13 1
                                    

Jam 9 pagi mobil alzam baru saja terpakir rapi dihalaman pondok pesantren banyak sekali santri yang menyambut nya dan berebut untuk mencium tangannya sedangkan Alen berdiri disampingnya sambil membalas ucapan selamat dari para santri , Alen dengan abaya hitam dengan pashmina yang senada dengan warna abaya nya membuat alzam beberapa kali memujinya cantik tadi

Mereka menyempatkan untuk sarapan terlebih dahulu di alun alun kota tadi dengan memakan soto ayam kesukaan alzam

Para santri yang lain sibuk mempersiapkan acara untuk pengajian di aula depan pesantren beginilah keadaan pesantren jika Gus nya baru saja menikah

Keduanya pergi ke ndalem terlebih dahulu untuk menemui umi Zainab dan Abuya Ja'far, setelah mengetuk pintu mereka berdua langsung masuk dan disambut hangat oleh umi Zainab yang masih sarapan

" Mantu umi, udah sarapan belum? " Tanya umi Zainab setelah Alen mencium tangannya

" Sudah umi, tadi sarapan di alun alun " ujar Alen membalasnya

Ning fathimah yang melihat gerak gerik adiknya lantas muncul ide untuk mengerjainya " gimana jadi belah duren ga semalem"

Gus Wafa langsung tertawa terbahak bahak atas ucapan kakaknya, bisa bisa nya terpikirkan hal itu .
" Privasi " ucap alzam sebal , kakaknya ini selalu saja membuat dirinya kesal

Abuya Ja'far tertawa , " jangan lupa kasih cucu yang banyak buat Abi " Abuya ikut menambahi membuat pipi Alen kian bersemu merah

" Dua aja cukup abi " balas Alen tidak mau mempunyai banyak anak , karena Alen dan alzam sudah mempunyai kesepakatan sebelum nikah bahwa mereka akan mempunyai anak maksimal hanya dua tidak lebih .

Umi Zainab menutup mulutnya sambil tertawa , " biarlah Abi urusan mereka itu yang penting kita dikasih cucu lagi starla kan udah besar "

" Insyaallah umi " ujar alzam tak ingin diejek kakaknya lagi

" Kita pamit ke kamar dulu " ucap alzam yang menyeret koper milik Alen , Alen pun mengekori suaminya untuk naik ke atas tempat kamar alzam berada di tengah tengah kamar milik Ning Fathimah dan Gus Wafa .

Yang pertama kali Alen rasakan ketika masuk di kamar ini adalah sederhana, rapi dan nyaman bau fresh lavender membuat ruangan ini terasa sangat segar .

Alen mengamati isi kamar dari alzam , cukup luas ada beberapa bingkai foto dirinya bersama keluarga nya dan saat Gus alzam menjalani pendidikan di Mesir dan di akademi kepolisian banyak juga penghargaan yang di pajang di dinding .

Alen duduk di pinggiran ranjang berwarna abu abu itu, sambil mengamati alzam yang membereskan beberapa buku yang berserakan di meja

" Bagus ya " puji Alen interior nya pun sangat sederhana kamar itu dipenuhi dengan cat berwarna abu abu dan putih sesuai dengan karakter dari alzam

Alzam ikut menyusul duduk, " nanti mau jalan? "

" Boleh deh . Libur berapa hari emang? " Tanya Alen setau Alen polisi tidak boleh mengajukan cuti lama lama selama satu tahun

" Ambil cuti seminggu, Minggu depan berangkat" balasnya Alen langsung ber oh ria membalasnya

" How about honeymoon? " Tiba tiba saja alzam mengatakan hal itu , Alen berfikir sejenak setelah dipikir pikir waktu libur alzam hanya hari Sabtu dan Minggu belum juga kepadatan kerja yang lain

" Boleh " Alen mengiyakan saja permintaan alzam kebetulan ia baru saja selesai haid beberapa hari lalu siapa tau dalam masa subur entahlah apakah dirinya siap menjadi ibu atau tidak " mau kemana?" Sambungnya lagi

" puncak? " alzam hanya memberikan sarannya , sebenarnya alzam ingin mengajak Alen untuk honeymoon di luar negri tapi mengingat kesibukan masing masing ia mengurungkan niatnya mungkin kapan kapan jika mereka berdua memiliki waktu senggang

Alen diam " kalau gitu mah liburan aja dipuncak ga usah honeymoon kak "
Bukan karena apa sekarang banyak para wisatawan yang masih berlibur di puncak Alen takut tidak kebagian villa atau honeymoon mereka terasa tidak menyenangkan karena banyaknya pengunjung yang datang

" Bulan depan ke Singapore gimana? Aku yang pesen tiketnya " usul Alen , yang langsung disetujui oleh alzam

* Pakai uang saya " alzam berdehem.

Alen menggeleng , " uangku aja " tak ingin basa basi alzam menyerah kan kartu atm yang sengaja ia buat untuk Alen disana sudah ia isi saldo untuk kebutuhan sehari hari dan kebutuhan Alen sebagai nafkah lahirnya untuk istrinya

" Yaudah terimakasih" balasnya menyimpan kartu itu di dompetnya , Alen beralih menata beberapa baju untuk ia simpan di lemari alzam pasalnya mereka akan tinggal disini beberapa hari lagi sebelum pindah ke apartemen.

Waktu pengajian nya di mulai pada pukul 10 nanti masih ada waktu untuk mereka berdua beristirahat, ternyata alzam tidak seperti yang Alen bayangkan menurut nya alzam itu paling peka akan situasi mungkin karena pekerjaan alzam yang biasa mengawasi gerak gerik orang juga .

***
Seperti yang dibilang alzam tadi malam ini alzam mengajak istrinya untuk jalan jalan di bazar makanan dekat pesantren, ia ingin membuat Alen bahagia jadi ini rasanya pacaran setelah menikah, kenapa dari dulu ia tidak menikah astaghfirullah

Gadis dengan abaya coklat itu sibuk membeli mochi entah makanan dari mana alzam tidak begitu mengikuti trend makanan selain membeli mochi Alen juga membeli dimsum dan terakhir ia membeli jus melon kesukaan nya untuk ia makan bersama Gus alzam .

Mereka mencari tempat duduk yang menurutnya nyaman , Alen membuka dua mochi dan yang satu ia serahkan pada alzam memintanya untuk mencobanya

" Enak ngga? " Alen bertanya pasalnya tak ada perubahan raut wajah apapun dari alzam cowok itu hanya memberikan ekspresi andalannya datar

Alzam mencoba mencerna rasa dari kue asal Korea ini tidak buruk , " not bad "

Alen ikut mencobanya yah rasanya biasa saja sesuai dengan harganya mungkin , Alen kemudian membuka dimsum yang ia beli .
Entah kenapa Alen sangat menyukai dimsum ayam karena rasanya seperti di surga dunia

Alen menyuapi alzam terlebih dahulu untuk mencicipi , tak biasanya alzam memakan makanan seperti ini ia biasa makan ransum polri ketika kepepet atau sedang berkegiatan di hutan

Alen mengambil tisu ketika melihat ada noda Saus yang ada di ujung bibir alzam , alzam yang diperlakukan seperti itu apalagi jarak wajah Alen sangat dekat dengannya membuat jantung nya berdisko

" terimakasih"
Alen mengangguk kemudian melanjutkan makan nya kembali , mereka menghabiskan waktu di fertival itu sampai jam sepuluh malam lalu mereka kembali pulang untuk membuka kado yang belum sempat mereka buka

Banyak yang memberi mereka hadiah baik dari teman teman , sahabat atau keluarganya tentu saja mereka sangat berterimakasih dan menerimanya dengan senang hati .

Ternyata jika dikumpulkan kamar mereka menjadi sesak gara gara kado kado yang diberikan , Alzam dan Alen membuka kado satu persatu ada yang memberinya sprei , teko, gelas , peralatan masak , peralatan mandi dan lain lain

Alen membuka kado dari kharen dan Zena yang paling mencolok diantara yang lain karena kertas kadonya menampilkan foto wajah kharen dan Zena membuat Alen langsung heran dengan kelakuan mereka berdua pasti mendapatkan idee dari kharen

Di dalam kardus itu terdapat beberapa pasang lingree yang membuat Alen terkejut dan langsung melemparkan lingerie itu ke arah alzam . Alzam tak kalah terkejutnya namun tak urung ia tertawa karena melihat ekspresi Alen yang shock dibuatnya

" Astaghfirullah hal adzim , kalau ngasih ga ada yang bener " dumel alen tidak bisa berkata kata lagi

" Bener itu , merah berani" Alen melotot ia langsung menelototi Gus nya

" Mesum diajari siapa merah berani " semprotnya

Sudah di bilang menjahili Alen adalah hobi barunya sekarang , lihat saja Alen jadi bergidik ngeri dibuatnya

" Dosa tau kayak gitu kak " imbuhnya lagi

" Kan dengan istri " alzam semakin menggoda Alen membuat Alen langsung menabok lengannya kesal

" Kapan kapan aja ya bapak komandan istrinya lagi capek mohon pengertiannya bapak " ucap Alen layaknya senior

Alzam mengacak Pucak kepala istrinya sangat gemas , " ditunggu secepatnya ibu bhayangkari "

" MBA SANTRI LIHAT NIH GUS YANG KALIAN IDAM IDAMKAN "

Dibalik Lencana Dan SketsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang