POV AMARA
Pernikahanku berlangsung di Bandung. Di salah satu gedung yang cukup besar. Semua rekan-rekan Pak Mario datang menggunakan pakaian dinas mereka.
Jadi seperti ini perasaan Latifah saat menunggu Radit menghalalkannya. Gugup sekaligus senang, intinya dua perasaan itu bercampur. Akad nikah akan dilaksanakan pukul 8 pagi, dan waktu yang tersisa hanya 10 menit. Aku tak melihat Pak Mario, kami saling dijauhkan setelah wisuda karena ulah Pak Mario sendiri. Dia menonjok Putra saat meminta berfoto bersamaku. Dan dari sana Om Bagus segera memarahi Pak Mario dan melarang Pak Mario untuk mengunjungiku di Bandung, datang ke Bandung hanya pada saat pelaksaan pernikahan. Terkadang tingkah Pak Mario yang aneh sangat mengundang tawa.
Om Bagus juga melarang aku untuk menjawab pesan bahkan sampai harus memblokir nomornya, aku patuh saja dan melakukan hal tersebut. Lagi pula untuk apa mempunyai nomor Pak Mario? Dia sama sekali tak banyak mengirim pesan, terkahir kalinya mengirim pun hanya pesan 'Bentar lagi nasi datang, jangan bikin malu di acara nanti, tidur sekarang'
Aku memandang pantulan diriku di kaca rias. Hasil riasan dari staff Mami memang tak perlu diragukan, dari atas kepala sampai bawah semuanya dirancang oleh Mami. Gaun yang sangat indah, aku sangat menyukai gaun ini karena terasa nyaman dan terlihat simple.
"Ra, mau denger gak? Ayo ke sana," ajak Latifah saat terdengar sayup-sayup suara mic.
Meyla dan Latifah sigap berada di sampingku, aku berjalan beriringan dengan mereka sampai di dekat pintu masuk gedung acara.
"Nahh bentar lagi ..." seru Meyla tak sabar mendengar suara Mario.
Bukannya merasa tenang, namun rasa gugup ini semakin meninggi. Jantung berdebar kencang membuat tanganku dingin seketika.
"Saya terima nikahnya Amara Bagaskara Nadinda binti almarhum Muhammad Bagaskara dengan maskawin 60,000 dollar dibayar tunai!" Ucapan yang Mario lontarkan begitu lancar, aku mengusap kedua telapak tangan ke muka sembari mengucap hamdalah. Kini aku menjadi istri sah ... Pak Mario.
Terasa seperti mimpi mendengarnya. Kakiku mulai melangkah masuk ke dalam gedung acara untuk duduk di samping Pak Mario. Dua kata yang terlontar dalam benakku tentang Pak Mario 'ganteng banget' Jas yang ia kenakan sangat pas dengan tubuhnya, wajahnya juga terlihat berseri saat aku datang. Pak Mario bahkan tersenyum lebar! Ini langka, aku seharusnya bawa ponsel dan memotretnya.
Aku berhasil duduk di samping Pak Mario. Kami saling beradu pandangan, tapi dengan cepat aku segara menunduk. Detak jantungku semakin bergerak cepat, seperti ingin loncat dari dalam tubuhku.
"Gak akan salam?" bisik Pak Mario membuatku tersentak kaget.
Tanganku sulit bergerak, aku bersikeras agar tanganku tidak bergetar. Ah, ini sulit.
"Gini." Om Bagus menyatukan dengan paksa tanganku dengan Pak Mario.
Huh ... aku mencium punggung tangan Pak Mario walau penuh keraguan. Dan tak kusangka tangan kiri Pak Mario memegang bagian sisi kepalaku lalu ia melantunkan sebuah doa. Cukup lama, karena fotografer memintaku terus dalam keadaan seperti ini. "Jadi istri sholehah, ya," ucapnya membuat senyumku terbit begitu saja.
Tangan Pak Mario hangat jadi bisa kubilang itu sangat nyaman. Namun malu juga jika aku tak melepas tangannya.
"Sekarang giliran mempelai pria," ujar sang MC.
Tanganku dan tangan Pak Mario lepas secara bersamaan, kini kedua tangan Pak Mario memegang kepalaku lalu Pak Mario memberi kecupan pada keningku. Aku terpejam manahan rasa malu, ini pertama kalinya aku dicium pria selain Ayah.
"Pipinya pada merah-merah, ya." MC itu membuat para tamu undangan saling tertawa, tapi memang benar, pipiku memanas.
Aku dan Pak Mario pun berdiri, kami berjalan ketempat duduk pengantin. Dilanjutkan acara sungkeman. Cukup mengundang tangis, dan mendadak saja aku merasa Om Bagus dan Tante Desi seperti Ayah dan Ibu. Pasti Ayah dan Ibu ikut bahagia melihatku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sejuta Lara [END]
Teen Fiction[TAHAP REVISI] PART LENGKAP✓ Duka yang harus Amara terima ketika kenyataan pahit itu datang. Adiknya yang bernama Rehan meninggal karena tertabrak, namun ternyata kabar mengejutkan lagi tiba dari salah seorang polisi yang menyampaikan bahwa Rehan ju...