BONUS

293 16 1
                                    

Dokumen milik Mario yang disimpan di dalam laci tempat kerjanya tak sengaja Amara temukan. Awalnya Amara hanya berniat beres-beres saja, tetapi saat melihat judul dokumen itu membuat Amara ingin sekali melihat isinya. Judul dari dokumen itu "REHAN BAGASKARA AYUDHA"

Berhubung Amara mengambil cuti hamil, ia menghabiskan liburnya di rumah. Mario sedang masih bekerja sekarang, jadi tak ada gangguan untuk Amara melihat isi dokumen tersebut.

Isi dokumen tersebut merekap berbagai macam bukti dan bahkan foto jasad Rehan ada di sana. Alasan saat itu Mario menahan Amara untuk tak melihat Rehan memang benar, tangan Amara sampai bergetar melihat wajah Rehan. Amara masih mampu menahan diri dan membuka lembar selanjutnya yang mulai menceritakan kronologi yang terjadi.

KRONOLOGI

Pada pukul 7 malam, Rehan mulai terpisah dari teman-temannya. Ia mendekati Gani yang sedang mabuk malam itu. Gani mengaku dirinya saat itu sedang stres berat karena kerugian yang telah terjadi padanya, Gani khawatir kekayaannya akan melonjak turun karena kerugian yang terjadi cukup besar.

Rehan datang berniat ingin membantu dan menanyakan hal yang sedang terjadi, tetapi kehadirannya membuat emosi Gani semakin menjadi-jadi. Gani menghajar Rehan lalu setelah itu Gani menusuk perut Rehan menggunakan pisau lipat miliknya. Saat itu Rehan masih hidup, ia masih sempat membuka gelangnya tanpa sepengetahuan Gani.

Gani segera menggusur tubuh Rehan yang sudah tak berdaya lalu mendorongnya ke tengah jalan dan truk besar bernomor kendaraan B  4019 AA  langsung menghantam tubuh Rehan. Gani mengatakan ia melakukan hal itu bukan untuk memanipulatif, melainkan nalurinya sendiri.

Para pion Gani membantunya, dan mulai menghapus jejak-jejak yang Gani tinggalkan. Salah satu kerja cepat mereka adalah menghapus sidik jari Gani pada baju Rehan sebelum ambulan dan polisi datang.

Amara segara menutup dokumen itu dan menaruh kembali pada tempatnya. Ada Mario yang baru saja datang. Hari ini masih siang, jadi awalnya Amara tak tahu kalau Mario akan pulang lebih cepat. Mario bukan tipikal orang yang suka mengambil istirahat di rumah belum lagi jarak kantor yang cukup jauh.

Mata Amara sudah tak mampu untuk dibendung lagi. Saat berpapasan dengan Mario, Amara langsung memeluk Mario dan menangis sejadinya.

Mario tersentak kaget, ia takut ada penyusup yang datang dan membuat Amara seperti ini.

"Hey, ada apa?" tanya Mario seraya mengusap punggung Amara.

Tak ada jawaban yang Amara berikan, akhirnya Mario meneliti sendiri. Arah keluar Amara dari tempat kerjanya, pasti ada sesuatu yang Amara temukan di sana.

"Kamu ... buka dokumen itu?" tebak Mario. Tak ada hal lain yang dapat membuat Amara menangis seperti ini selain karena dokumen yang berisikan tentang Rehan.

Dalam pelukan Mario, Amara mengangguk dan tetap menangis. "Sayang, kamu harus ikhlas. Almarhum Rehan pasti udah bahagia lihat kamu sekarang bahagia." Mario mencoba membujuk Amara agar tak menangis lagi. Ini pasti berat, Amara memang tak diberi tahu secara terperinci oleh siapapun mengenai kronologi meninggalnya Rehan. Amara hanya tahu Gani lah pelaku pembunuh Rehan.

"Lihat sini." Mario mencoba mengangkat wajah Amara agar menatapnya. "Maafin Mas yang belum terus terang soal ini sama kamu, Mas gak mau hal ini terjadi."

Amara memberanikan diri menaikkan pandangannya, ia menatap wajah Mario. "Re-Rehan pasti kesakitan banget," ucap Amara terbata-bata.

Mario menggeleng. "Sekarang udah enggak. Itu takdir Rehan, kita semua manusia punya takdir yang berbeda. Terlebih soal ajal kita, itu semua udah Allah atur." Tangan Mario mulai menghapus air mata Amara. "Kamu harus tahu kalau Rehan sengaja copotin gelangnya buat kamu. Rehan ninggalin gelangnya buat obat rindu kamu sama Rehan."

Amara mulai berpikir jernih, yang diucapkan Mario memang benar. Ia tak seharusnya seperti ini, menangis hanya membuat Rehan merasa lebih sedih.

"Besok kita pergi ke makam Rehan," ujar Mario memberi senyum pada Amara.

Amara mengangguk antusias dan perlahan senyumnya mulai terbit. Hak itu mengundang pujian Mario.

"Cantiknya ..." Mario memainkan hidung Amara begitu gemas padanya.

'Akanku buat orang yang kucintai selalu bahagia'

VOTE AND COMMENT



Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 08, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sejuta Lara [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang