Kini kelas yang Amara dan Latifah ambil cukup jauh, mereka memanfaatkan perjalannya untuk saling berbagi cerita. Ada satu hal yang membuat Amara kagum pada Latifah, kini ia bisa mengendarai mobil."Iya, jadi kemarin aku di ajarin mobil sama Pak Tono," katanya penuh antusias.
Sebenarnya mobil yang sering Pak Tono pakai adalah mobil pribadi Latifah, hanya saja ia belum bisa menyetir, jadi orang tuanya mencari supir pribadi untuk Latifah.
Amara kurang yakin juga bila sepenuhnya Latifah bisa mengendarai mobil, Amara tahu betul bahwa Latifah adalah orang yang sangat susah di ajari dan sangat takut dalam memilih resiko.
Mobil matic yang super bombastis harganya itu di belikan saat Latifah berusia 17 tahun, tapatnya saat ulang tahun Latifah kala itu. Amara selalu ikut senang dalam kesenangan yang Latifah rasakan.
Latifah berfikir, kali ini hanya ada satu kelas, berarti ia dan Amara bisa pergi bermain dan Amara harus lihat secara langsung bahwa Latifah sudah bisa mengendarai mobil.
"Kalau udah beres kelas kita langsung jalan-jalan, gimana?" Ide Latifah langsung ia curahkan.
"Tapi gak bisa lama, nanti sore aku ada jam kerja," jawab Amara masih mempertimbangkan.
Latifah langsung mengambil tempat duduk, "Iya. Kamu harus liat kalau aku bisa nyetir, nanti aku traktir apa aja yang kamu mau."
"Iya, deh," putus Amara akhirnya.
Latifah bersemangat karena menang, ia berhasil merayu 'Ratu no time' Godaan baru jika Amara sulit di ajak, sebab Amara super sibuk dan selalu memanfaatkan waktu dengan perkerjaan yang positif. Sepertinya Amara cocok bersanding dengan Mario yang juga sama dalam mengatur waktu, ia sama sekali tak mau waktunya terbuang.
Omong-omong perihal Mario, Latifah jadi bingung isi surat yang di berikan oleh Mario itu. Secara harfiahnya kan Latifah kepo, ia ingin tahu menahu saja. Lagi pula baru kali ini Latifah berhadapan dengan seorang polisi dan ia baru tahu kalau polisi juga bisa memberi surat, ah, mungkin dirinya saja yang kurang baca.
"Ra, kamu bawa surat yang kemarin dari polisi nyebelin itu gak?"
Amara sedang fokus pada buku bacaannya, ia tak mendengar Latifah sedang bertanya. Terkadang orang yang sedang fokus memang pendengarannya tiba-tiba menurun dan jika di ganggu bisa-bisa mengamuk. Tetapi sepertinya berbeda dengan Amara, akhirnya Latifah mendorong kursi yang di duduki oleh Amara.
"Astaghfirullah! Fah, kenapa?" Amara sedikit kaget saat ada pergerakan mendadak pada kursinya.
Muka Latifah berubah sebal, "Gak jadi. Dosennya udah dateng."
Benar saja, saat melihat kembali ke depan sudah ada dosen yang masuk. Dosen kali ini sedikit galak dan perlu memahami materinya penuh ketelitian, karena selain moodnya yang naik turun dosen itu selalu tahu mana siswanya yang tak sedang konsen.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sejuta Lara [END]
Dla nastolatków[TAHAP REVISI] PART LENGKAP✓ Duka yang harus Amara terima ketika kenyataan pahit itu datang. Adiknya yang bernama Rehan meninggal karena tertabrak, namun ternyata kabar mengejutkan lagi tiba dari salah seorang polisi yang menyampaikan bahwa Rehan ju...