Setelah mendapat kabar bahwa Mama Puput menjadi korban perampokan, Rayden tak tinggal diam. Ia langsung mendatangi TKP dan menemukan sang ibu yang ternyata bersama Kalila di kafe Poo-Poo.
Semua sama terkejutnya. Garis takdir begitu gemar mempertemukan serpihan masa lalu di tempat yang sama. Namun Mama Puput memilih untuk enyah dari hadapan sang anak, meminta supir yang sejak tadi duduk di meja seberang untuk segera mengantarnya pulang.
Kini menyisakan Rayden dan Kalila yang masih terpaku di tempat, menatap punggung Mama Puput yang semakin lama, semakin menghilang akibat berbelok. Hanya beberapa saat sebelum Kalila membereskan gelas kotor, meletakkannya di atas nampan. Belum sempat diangkatnya, Rayden sudah lebih dahulu mengambil alih nampan tersebut, membawanya ke belakang.
Sontak itu membuat Kalila tersentak, sebab Rayden memasuki tempat khusus karyawan. Kalila kepanikan mengejarnya "Jangan masuk, Kak!".
Kalimat itu membuat Rayden mengerem langkah, berbalik menatap Kalila dengan matanya yang penuh keteduhan dan ketenangan "Kenapa nggak boleh? Ini kafeku, Kalila".
Tatapan cemas nan riuh dari sorot mata Kalila semakin tak keruan. Ia masih belum bisa mencerna dengan baik. Tanpa kusadari, aku kembali bermain api—Gumam gadis ayu itu dalam batin. Hatinya bergejolak. Berharap yang didengarnya adalah sebuah kesalahan.
Kini keduanya kembali duduk di ujung tempat kafe, merenggang dari keramaian. Kalila dan Rayden duduk berdampingan di sebuah sofa besar, serta satu meja di hadapan. Rayden mengoleskan gel untuk menetralkan luka goresan benda tajam di pipi Kalila yang masih setia termenung dalam hening, tercenung lama sekali mencerna situasi.
Lelaki tampan pemilik hati lembut itu diam-diam menatap mata sang mantan yang masih sama hangatnya. Wajah cantik yang selalu ia rindukan setiap kali mengenal jarak. Sebelum termakan oleh jarak itu sendiri. Menyemai rasa yang pernah ada. Sebuah senyum terulas lembut di muka Rayden.
"Jadi, aku mendedikasikan kafe Poo-Poo ini untuk Mama Puput setelah aku berhasil mendapat tempat di Moto-2" Rayden bertutur seraya telaten mengobati luka perempuan itu. Lalu terkekeh mengingat momen lampau "Tapi seperti biasa, mama nggak pernah mau menerima apapun dari aku. Sedih sih, tapi mau bagaimana lagi? Nyatanya tidak semua kebaikan kita bisa diterima dengan baik oleh orang lain, bukan?".
KAMU SEDANG MEMBACA
Ingin Pulang (Colher E Garfo)| Dowoon, Sejeong, Sehun
Fanfiction#1 Pangeran Impian (15 April 2022) "Sendok dan garpu selalu ditakdirkan di atas piring yang sama". Semula, Kalila dan Rayden tak pernah mengenal jarak. Namun setelah ikrar sehidup semati itu tersemat, semuanya mendadak berubah. Pernikahan tak seinda...