16. Dibalik Sebuah Kisah

46 10 1
                                    

Assalamualaikum. Selamat malam. Malam minggu. Yang jomblo di rumah aja dari pada gabut, yuk baca lanjutan kisah Kalila dan Rayden. Yang nggak jomblo juga mendingan baca-baca juga..

.

.

maaf baru muncul. Author aktif di platform lain..

FIZZO: ayanna.dhee

INNOVEL: ayanna dhee

WEB NOVEL: Dan Hee-Ra

.

.

Malam itu begitu tenang. Rayden termangu di balkon menatap tetesan air yang membasahi area apartemen. Pandangannya memencar ke segala arah. Kemanapun matanya memandang, ia selalu di pikiran yang sama.

Lelaki 30 tahun itu harus menerima kenyataan atas tertundanya pernikahan bersama Yasmin yang sejatinya akan diselenggarakan bulan depan. Sebab, Rayden harus segera berangkat ke Spanyol untuk melakukan banyak persiapan balap di kelas barunya. Pun ia juga tak bisa semudah itu meminta restu pada Mama Puput.

Atas kesepakatan bersama, pekan depan, Rayden dan Yasmin hanya akan melangsungkan lamaran demi mengikat hubungan keduanya. Pun begitu kuat keinginan orang tua Yasmin.

Napas itu diam-diam melena menghembus. Rayden menengadahkan tangan ke langit, membiarkan gerimis membasahi tangannya. Pikiran nyata berkecamuk mesra. Entah mengapa hari bahagia yang begitu dekat terasa hambar.

Terlebih saat mengingat Yasmin berkisah tempo lalu, bahwa Kalila turut serta membantu memperkanalkannya dengan seorang wedding organizer untuk acara lamaran. Sungguh ironi ketika hal tersebut membuat Rayden tak tenang.

Dunianya semakin abstrak kala teringat kejadian kemarin. Dimana Rayden dan Jordan telah ditinggalkan Kalila di depan gedung.

"Ngapain lo disini?" Tanya Jordan ketus.

"Ada yang harus gue omongin sama Kalila. Lo sendiri nggak punya hak untuk mencegah Kalila" Ceplos Rayden tak nyaman dengan sikap pria dingin itu.

Jordan memutar bola matanya jengah seraya terkekeh "Gue mau antar Kalila pulang. Itu amanah dari Eyang untuk menjaga Kalila".

Merasa kesal, Rayden menahan emosi sembari menggigit bibir bawah "Eyang?".

"Pulang, sono! Lo ada Yasmin, inget itu! Dan Kalila sudah banyak terluka karena lo. Gue juga nggak mau hubungan kita yang udah kaya saudara ini jadi keruh".

Satu tarikan napas terdengar begitu bertenaga "Ternyata bagus juga cara Jordan buat dapetin Kalila".

Ia lantas meraih ponsel dan membuka aplikasi kalender. Matanya terbelalak saat menemukan tanda bulatan merah pada tanggal 1 Maret yang tak lain adalah esok hari. Rayden ingat betul tanggal itu. Sebuah hari istimewa dimana hari-harinya selalu penuh dengan cinta untuk sosok yang pernah mengisi relung sepinya. Hari ulang tahun Kalila.

Bayangan penuh ilusi itu tiba-tiba pecah saat suara pintu terbuka, menemukan Kang Adam yang memberikan sebuah paper bag. Kemudian disambut kening Rayden yang berkerut.

"Orang itu masih ngirimin duit buat lo ternyata" Ceplos Kang Adam.

Rayden membuka isi paper bag yang terdapat satu amplop tebal berisikan uang merah jambu yang entah berapa jumlahnya, ia enggan menghitung dan terlanjur jengah.

"Kenapa lo cegah gue buat lapor polisi soal uang itu? Setiap lo libur, dia selalu kirim uang. Kita juga nggak tau dari siapa" Celoteh Kang Adam heran.

Rayden memutar bola matanya dan memilih untuk melenggang pergi tak mau banyak menanggapi apapun, sebab permasalahan hidupnya sudah terlalu berat, ia tak mau menambahkan beban yang lain lagi.

Ingin Pulang (Colher E Garfo)| Dowoon, Sejeong, SehunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang