24. Jalan Untuk Kembali 2

34 9 0
                                    

                Dalam otak sibuk merangkai kata-kata untuk seperkian detik sampai akhirnya ia menyadari bahwa tak ada satupun yang dapat terucap. Ochan hanya bisa menangis tersedu-sedan saat sang kakak merengkuh dalam pelukan.

Dalam detik-detik itu, Ochan mengingat semua kejadian yang membuatnya berakhir seperti pecundang. Semua bermula saat pemuda itu berada di kelas 9. Ia sedang mampir untuk membeli minum di kantin sekolah, lalu bertemu dengan seorang anak yang terus berdiri di depan showcase minuman. Sesekali lehernya nampak sebuah pergerakan kecil, seperti sedang meneguk saliva.

Dengan senang hati, Ochan menghampiri "Lo anak baru? Ambil aja minuman yang lo mau, gue bayarin".

Alih-alih langsung mengambil minuman tersebut, anak yang dari papan namanya bernama Brandon itu hanya menatap Ochan datar tanpa pergerakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alih-alih langsung mengambil minuman tersebut, anak yang dari papan namanya bernama Brandon itu hanya menatap Ochan datar tanpa pergerakan. Ochan hanya tersenyum dan mengambilkannya satu minuman dari dalam sana untuk Brandon. Pun ia menerima.

Tepat setelah bel pulang sekolah, tiba-tiba Ochan yang hendak pulang ke rumah di kepung oleh sekelompok orang dan diketuai oleh Brandon. Pria bermata sipit itu langsung menghajar Ochan sembari mengucap sumpah-serapah.

"Lo pikir lo siapa? Sok-sok an beliin gue minum! Emangnya gue miskin?".

Sejak saat itu, Ochan selalu menjadi bulan-bulanan Brandon setiap harinya. Melapor ke sekolah? Ochan tak berminat, sebab anak itu selalu mengancam dengan membawa-bawa sang kakak. Hubungan Ochan dan Kalila memang jauh, tapi Ochan tetap menyayangi kakaknya. Ia tak tega bilamana masalah renggangnya hubungan kakak-adik itu harus dibawa-bawa dalam kehidupan sekolah dan menjadi konsumsi publik.

Disaat Ochan sudah memasuki kelas 10 yang mana ia sudah berpindah dan berpisah dari keparat Brandon, ia berniat untuk mengubah hidupnya. Ochan tak mau tertindas dengan cara bergabung bersama gank motor dan anak-anak sok jago demi menaikkan harga dirinya dan bisa menantang Brandon dan melakukan balas dendam. Pun sejak bergabung dengan dunia yang baru, Ochan sudah bertekad untuk tak ingin menjadi baik, sebab posisinya dalam kelompok itu bisa dibilang sangat kuat dan tak ada orang yang berani menyentuh.

Kau hanya perlu meniru anjing pemburu untuk mendapatkan apa yang kau mau dan bukan anak anjing peliharaan yang kerap disiksa manusia—Itulah moto hidup Ochan.

Namun bukan Brandon bila tak ingin membalikkan keadaan. Brandon yang selalu kalah itu melakukan aksi balas dendam tepat di hari ini. Menghancurkan Ochan dan kehidupannya adalah harapan terbesarnya.

Semua memori itu berhenti berputar kala dirinya menyadari akan sebuah cairan yang membasahi lantai dari balik celah bangunan. Arah mata mungil Kalila itu membuat Rayden tertarik.

"Apa itu?".

Rayden memposisikan dirinya setengah duduk. Meraih cairan itu dengan jemari dan mengarahkan ke hidung "Bensin".

"Aissh!" Kalila mengumpat. Napasnya terbuang kasar "Dasar anak-anak micin itu!" Matanya bergetar menggambarkan kegelisahan teramat disusul dengan terdengarnya sebuah suara gesekan antar alumunium yang bisa dipastikan bagian dari korek api.

Ingin Pulang (Colher E Garfo)| Dowoon, Sejeong, SehunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang