17. Lelaki Hujan

50 10 4
                                    

Hola! Kembali lagi bareng Kalila dan dua cogan. maaf jarang updaet disini, karena fokus di PF lain.. heu..

Pokoknya Happy Reading!

- Fizzo: ayanna.dhee

- Innovel: ayanna dhee

- web novel: Dan_HeeRa

...

Seperti biasanya, Kalila berkutat pada laptop. Jemarinya tak henti menari-nari diatas keyboard. Menyusun kisah dalam balutan sastra yang sudah dirancang sebelumnya. Namun kali ini ia tak berada di ruang kelas, melainkan bersemedi di perpustakaan sembari mudah mengulik buku referensi.

Sesekali Kalila mengulet. Mencari posisi duduk terbaik. Ia juga kerap memasang bantal leher agar lebih nyaman saat mengetik. Sembari melemaskan jemarinya yang sudah terlanjur kaku, serta otak dan mata yang semakin tak bersahabat, ia meraih ponsel dan menghubungi Ochan, sekedar menanyakan kabar dan mengingatkan sholat, namun sang adik tak pernah sekalipun menjawab panggilannya.

Kalila tak mengumpat begitu saja. Ia lantas mengetik sebuah pesan singkat untuk Ochan. Meski tak mungkin membalasnya, Kalila yakin bahwa sang adik akan membaca.

Ia lantas memasukkan ponsel ke dalam saku. Beranjak mendekati rak buku super besar untuk mencari buku referensi. Nampaknya buku tersebut berada dibagian tertinggi yang sulit dicapai perempuan pemilik tinggi seadanya seperti Kalila. Ia mengangkat tumit dan merenggangkan tangannya setinggi mungkin untuk mencapai, namun satu tangan nan panjang sudah mendahului. Sejenak Kalila terpaku mengikuti pergerakan tangan itu sebelum akhirnya mengerucutkan bibir penuh dendam.

"Dibalik meja operasi?" Kata Jordan membaca judul buku tersebut sebelum ia serahkan pada Kalila. Dengan dinginnya ia bertanya "Hari gini lo masih meriset pekerjaan karakter? Ingat deadline!".

"Nggak, kok, Bos

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nggak, kok, Bos.. eh, Bang" Sepertinya Kalila memang selalu terpeleset saat bicara. Dalam situasi seperti ini ia harus bertutur formal. Sangat tidak profesional "Saya sudah menyusun outline dan naskah yang saya buat untuk persiapan demo test sudah setengah jalan. Buku ini cuma untuk memastikan lebih lanjut lagi".

Jordan berkacak pinggang dengan penuh keangkuhan. Jika tak terbiasa melihat sikap itu, tentu siapa saja akan jengah pada si tampan satu ini "Coba lihat!".

Sebelum mengiyakan, Kalila sempat memutar bola matanya malas, lantaran kejadian tempo hari, dimana semua rahasia pria dingin itu terungkap bahwa ia mengenal orang-orang terdekatnya. Dari mantan suami hingga sang nenek.

Kalila mengintimidasi "Gue masih kesel. Pantes aja kalau ngenterin gue pulang cuma mau sampe depan gang".

"Kalila!" Hardik Jordan membuat perempuan itu mengalah.

Kalila lantas Mengantar sang pembimbing ke meja bundar yang tak jauh dari rak buku tersebut. Perempuan itu mengambil tempat duduk di depan laptop, sedang Jordan tepat berada di belakang Kalila. Mengamati kinerjanya.

Ingin Pulang (Colher E Garfo)| Dowoon, Sejeong, SehunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang