28. Lembaran Baru

40 10 0
                                    

Kedai Cuanki Nene selalu ramai. Pun rasa syukur itu selalu tersemat dalam hati wanita tua tersebut. Setelah meracik beberapa porsi cuanki pesanan, Nene menerawang ke seluruh sudut ruangan yang penuh sesak di jam makan siang. Beberapa pria dan wanita berbalut jaket hitam dan hijau sedang mengantri mengambil pesanan yang saat ini sedang disiapkan Kalila. Cita rasa yang autentik serta harga yang ramah di kantong para pekerja menjadi alasan utama.

Ralat! Sepertinya ada sebab lain.

"Woah.. damage banget, sih".

"Lelaki Hujan. Minta foto kali ya?".

"Jangan! Dingin banget. Nggak asik, mendingan candid aja".

Kurang lebih begitulah suara-suara yang selalu membisik terdengar disaat Jordan membawakan pesanan ke pengunjung. Visual nyaris tanpa cela berpadu dengan penampilan elegan selalu membius kaum hawa, meski tak selaras dengan air mukanya yang selalu dingin. Nada bicara ketus. Itu semua tak menjadi masalah asal good looking. Hmmm...

Sembari memberikan dua kantong pesanan pada salah satu abang ojol, Kalila sempat mencuri-curi pandang pada Jordan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sembari memberikan dua kantong pesanan pada salah satu abang ojol, Kalila sempat mencuri-curi pandang pada Jordan. Ia tak munafik bilamana Es Kutub itu memang tampan, membuat dirinya sulit menundukkan pandangan. Astaghfirullah!

Kalila buru-buru menepis apa yang sempat terlintas saat abang ojol memberikan bayarannya. Perempuan berbalut overall itu tergagap, buru-buru mengambil respon normal.

"Ochan! Es jeruk 3!" Teriak Nene yang dihadiahi jawaban nyaring cucu bungsunya.

"Iya!!!"

Nene lantas terkekeh, menyiratkan rona bahagia tersendiri. Pasalnya Ochan seperti terlahir kembali. Setelah keluar dari rumah sakit, ia benar-benar menjadi diri Ochan seutuhnya.

Rajin membantu Nene dan sangat bersemangat. Pemuda itu bahkan sering berebut pekerjaan dengan Jordan. Umm.. Pria elegan itu kembali datang untuk menjajakan cuanki dan bakso aci Nene, seperti dulu.

Jordan nan rupawan itu meracik es campur buatannya, itu juga merupakan menu terbaru yang ia tambahkan sendiri, bahkan tanpa seizin Nene. Pria ini memang bertindak semaunya. Ia bahkan kerap meninggalkan posisinya di kantor demi membantu menjajakan jajanan khas Bandung tersebut.

Jordan mengambil satu sendok gula dari kotaknya untuk dicampur dengan es racikannya. Pun tibalah Ochan yang juga mengambil gula untuk es jeruk. Pemuda itu diam-diam terus saja mengamati gerak-gerik Jordan yang kaku dan tak pernah menampakkan senyum.

Cih.. "Kalau kaya gini cara kerjanya, rating Cuanki Nene bisa-bisa turun, nih" Celotehnya seakan tak berdosa.

Jordan melirik sekilas "Lo ngomong ama gue?"

"Ama tembok!" Semprot Ochan "Ya kali!" Lantas menarik kotak gula.

Jordan terbelalak saat gula yang baru diambilnya ikut tumpah karena tersenggol. Saat itulah, kedua lelaki beda usia mulai mempertajam tatapan masing-masing. Ochan bahkan rela mendongak untuk memberikan tatapan mengintimidasi pada orang yang terus mencampuri kehidupannya. Disusul saling tarik-menarik kotak gula diantara mereka, sampai akhirnya perang sengit itu terhenti oleh teriakan mereka.

Ingin Pulang (Colher E Garfo)| Dowoon, Sejeong, SehunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang