chapter 03

7.3K 546 25
                                    

Don't be a siders!

Happy reading~

°°°

Jaemin mengistirahatkan kepalanya yang pening di paha empuk Jeno. Dengan senang hati lelaki mungil itu mengelus surainya, membuat mata Jaemin refleks terpejam.

Mereka sedang berada di kelas, saat imi sedang jam istirahat. Jadi memudahkan Jaemin menidurkan tubuhnya diatas kursi yang sudah ia jejerkan.

Merubah posisinya dari terlentang menjadi menyamping, menghadap perut Jeno. Membenamkan wajahnya disana, mungkin ia akan tidur sebentar.

"Manja sekali" cibir Jeno.

"Biar saja, kan aku hanya manja padamu"

"Jangan tidur disini, kalau kepalamu masih sakit lebih baik ke uks" saran Jeno

Jaemin mengerang lalu mengeleng pelan.

Jeno berdecak pasrah, membiarkan Jaemin tertidur sebentar. Padahal bisa saja pahanya sebentar lagi keram, tapi Jaemin yang sakit akan sangat manja.

"Sepertinya mulai sekarang aku harus konsultasi ke dokter, karena menahan sakit melihat pemandangan ini setiap hari" celetuk Lucas yang baru saja masuk kelas dan langsung disuguhi pemandangan yang membuatnya sakit mata.

"Carilah kekasih Luke, agar kau berhenti menjadi iri"

Jaemin yang sepenuhnya belum tidur membalas ucapan Lucas dengan sinis.

"Kau juga carilah kekasih, jangan menempeli Jeno terus. Dia sampai tidak punya kekasih gara-gara kau"

Jaemin menatap Jeno yang sedang menatapnya. "Benarkah aku begitu?" tanyanya sedih. Membuat Lucas ingin muntah.

"Bisa ya bisa tidak" jawab Jeno tidak pasti.

"Jeno jawab dengan benar!"

Jeno menjepit hidung Jaemin dengan gemas. "Tentu saja tidak! Aku memang belum ingin punya kekasih. Nanti kekasihku akan cemburu karena bayi besar ini selalu mengekori ku"

Jaemin merengut "Ish Nono~, jadi aku merepotkanmu begitu?"

Lucas merotasikan bola matanya, tak percaya apa yang dikatakan Jaemin "Sudah pasti Jeno merasa risih, mungkin sebentar lagi ia bosan karena selama 17tahun hidupnya hanya berpusar padamu"

Jaemin bangun dari posisi tidurnya, menatap Jeno sendu. "Itu tak benarkan? Aku tak ingin Jeno jauh dariku lagi"

"Tidak Na, aku tidak akan menjauhimu. Kecuali jika nanti ada seseorang yang bisa menjagamu lebih baik dariku" jawab Jeno dengan tenang.

"Aku tidak ingin punya kekasih, aku mau Jeno saja"

"Tapi kan kalian hanya teman" celetuk Lucas membuat Jaemin bungkam.

••••

"Oppa, aku suka padamu"

Jaemin menatap datar siswi ber-nametag Hwang Yeji yang sedang tersenyum malu padanya.

"Lalu?"

Yeji berkedip polos, Jaemin bertaruh bahkan Jeno terlihat lebih lugu dibanding perempuan dengan bibir semerah tomat di hadapannya kini.

"Maukah Oppa menjadi kekasihku?" tanya Yeji dengan malu-malu. Sungguh siapa yang tidak salah tingkah didepan lelaki setampan Jaemin

"Aku bahkan tidak kenal denganmu"

Mata Yeji berkaca-kaca ketika Jaemin berkata tanpa beban. Baru kali ini ia menjatuhkan harga dirinya dengan menyatakan perasaannya lebih dulu.

Bahkan dia tidak perlu repot untuk mencari kekasih, karena para pria lah yang datang padanya.

Jaemin itu tidak pernah terdengar punya kekasih. Jaemin itu juga sulit didekati. Walaupun dia cukup ramah, tapi ia tak punya teman dekat. Terbukti hanya Lucas temannya di sekolah ini. Juga Hyunjin dan Soobin dari sekolah lain.

Karena rasa penasaran dan juga rasa sukanya pada Jaemin, membuatnya patah hati juga tak percaya bahwa perawatannya yang ia lakukan selama ini tak membuat Jaemin terpesona padanya.

"Oppa, tidak ingin mencoba untuk dekat? Mungkin kita bisa pendekatan lebih dulu" bujuk Yeji

"Tidak"

"Kenapa? Apa karena siswa baru itu? Kulihat dia selalu menempel pada Oppa? Oppa jangan terlalu dekat dengannya. Kupikir ia gay, lihat saja wajahnya seperti banci—"

"Kau pikir, kau lebih bagus darinya huh?! Kau tidak tahu apapun tentangku, tentangnya, tentang kami. Lalu kenapa jika dia gay? Apa ia mengusikmu?! Dan jangan pernah mengoloknya dengan kata banci, jalang atau apapun itu. Karena wajahnya itu memang sudah cantik sejak ia lahir, bibirnya bahkan sudah merah tanpa pemoles bibir. Bukan sepertimu yang ku jamin dari hasil operasi dan perawatan berjuta won!"

Yeji mengepalkan telapak tangannya, menahan emosi karena merasa direndahkan oleh Jaemin karena membawa nama Jeno.

Pandangannya yang memburam menatap diam punggung tegap Jaemin yang berlalu pergi.

Yeji mendesis marah "Cih, apa hebatnya seorang Lee Jeno"

"Haruskah aku menghancurkan wajah cantikmu? Setidaknya kita sama buruknya di mata Jaemin, bukan begitu Lee!" lirihnya ketika melihat bagaimana mesranya Jaemin dan Jeno.

TBC.

Ah, double up lagi^^

 𝐣𝐮𝐬𝐭 𝐟𝐫𝐢𝐞𝐧𝐝 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang