°°°°Sore ini Jaemin dan Jeno tengah berjalan jalan di taman dekat kompleks rumah Jeno. dengan Jeno yang sibuk memakan ice cream nya dan Jaemin yang menggengam tangan si mungil yang menganggur.
Mereka duduk di salah satu bangku taman di sana,setelah hampir satu jam berjalan mengitari taman tersebut. Pemuda yang lebih pendek itu mengeluh lelah dan berakhir ingin ice cream.
Jaemin membawa tangan Jeno di pahanya, lalu digenggam dengan kedua telapak tangannya. Terkekeh kecil melihat tangan itu hampir tenggelam karena genggamannya. Memainkan jari lentik itu sesuka hatinya. Sedangkan si pemilik tangan itu tak peduli, sudah biasa dengan tingkah absurd Jaemin. Memilih asik dengan makanan dingin di genggaman tangan kanannya.
Plak
"Aw Jeno!!"
"Jorok Jaemin!"
Bukannya marah Jaemin karena Jeno memukulnya malah pemuda tampan itu tertawa. Siapa juga yang tidak kesal, ketika jarimu dimasukkan ke dalam hidung orang lain.
Ya, walaupun Jeno akui hidung Jaemin pasti bersih dari kotoran. Tapi tetap saja.
"Jen, kenapa shampoo-mu tidak berubah sejak dulu? Wangi strawberry." celetuk Jaemin
Jeno merotasikan matanya, sudah dikatakan bukan? Jika pemuda cantik ini sudah biasa dengan keabsurdan seorang Na Jaemin
"Biar saja, aku lebih suka yang ini" jawabnya tenang, mengabaikan hidung mancung Jaemin yang masih Setia menghirup wangi rambut Jeno
"Aku juga suka!" kata Jaemin
"Aku tahu Na!" Jeno mencubit pipi Jaemin gemas yang menimbulkan pekikan sakit dari Jaemin. Tapi Jeno tak peduli, ia malah berdiri dari duduknya lalu menarik tangan Jaemin "Ayo kita pulang!"
••••
"YAK! NA JAEMINN!"
Kedua pemuda yang sedang berjalan itu menolehkan kepalanya, dimana Lucas yang berjalan cepat kearah mereka dengan wajah kesal.
Kening Jaemin mengerut, lalu menyenggol Jeno yang ada disampingnya.
"Kenapa dia?"
Kini gantian Jeno yang menyenggol badan Jaemin dengan kasar, membuat pemuda tampan itu hampir hilang keseimbangan.
"Memangnya aku tahu?! Sejak tadi pagi aku selalu denganmu!" ucap Jeno dengan malas.
"Yak! Jaemin!"
"Iya aku Jaemin. Jangan sampai kau memanggilku sampai tiga kali"
Lucas menatap jengkel Jaemin "Memangnya kenapa?!"
"Seperti lagu, sebut namaku jika kau rindukan aku. Berarti kau sedang merindukanku sekarang, tapi aku tidak ingin kau rindukan. Maaf ya" cengir Jaemin membuat Lucas tambah kesal. Sedangkan Jeno menggelengkan kepalanya lelah.
Bugh
Bugh
Pukulan dikepala belakangnya Jaemin dapatkan dari kedua orang tersebut.
"Mwo?!" teriak Jaemin tak terima.
"Kemana kau tadi pagi hah! Aku menunggumu sampai tengah hari tapi kau juga tidak datang! Kau mengingkari janjimu!" pekik Lucas kesal.
"Aku dirumah Jeno " ucapnya santai. "Memangnya aku berjanji apa denganmu?"
Oh, Tuan Na kita sudah mulai pelupa.
"Jogging Na, jogging!"
"Oh Jogging."
Lucas menatap Jaemin tak percaya "Oh? Hanya begitu saja?!"
"Lalu aku harus bagaimana?" tanya Jaemin polos lalu mata bulatnya itu melirik Jeno yang sedang menatap jalanan "Salahkan saja dia yang tak mau ku ajak jogging"
Jeno menolehkan kepalanya "Jangan salahkan aku! Kau bahkan ikut tidur diranjangku!"
Jaemin merangkul bahu Jeno, tangannya dengan jahil mencubit pipi Jeno "Kan kau yang mengajakku tidur, sayang sekali jika itu disia-siakan."
"Yak, kalian berdua! Aku masih disini omong-omong." Lucas menatap jengah sepasang sahabat didepannya ini.
"Untung saja tadi aku bertemu dengan pria tampan itu, jadi kau hanya perlu mentraktirku makan besok dikantin sekolah"
"Pria tampan?"
Lucas mengangguk "Haeun Papa" kekehnya diakhir kalimat.
Jaemin terperangah "Kau menyukai pria tua?!"
Lucas mendengus jengkel "Yak! Kau!" pemuda pucat itu menggeram "Dia masih muda. Kurasa dia itu menikah muda, umurnya baru 23 mungkin."
"Tetap saja dia lebih tua darimu!" ucap Jaemin tak mau kalah alah.
"Kau bahkan pernah menyukai guru seni kita,Na!"
"Hey, aku tidak!"
"Kau iya!"
"Jaem, kau... Itu benar?" tanya Jeno tak percaya.
Jaemin menggeleng ribut "Itu tidak benar Jen. Dia mengada-ada, jangan percaya oke"
Lucas menggaruk pelipisnya kesal "Dia itu kan sahabatmu,Na. Jangan terlalu berlebihan." Melihat Jaemin seperti memberi penjelasan agar kekasihnya tak salah sangka. Padahal katanya cuma sahabat. Sahabat apanya pikir Lucas
"Diam,Luke! Jangan percaya Jen, hm. Aku tidak pernah suka pada siapapun selama ini."
Jeno menepuk pelan pipi Jaemin "Hey, tidak apa apa. Lagipula hal wajar bukan kau menyukai orang lain, atau mungkin kau akan mengencani seorang perempuan"
"Tidak! Aku tidak akan mengencani siapapun. Nanti aku malah mengabaikanmu. Kau bahkan sering tersesat jika berjalan sendirian"
"Aigoo, arasseo"
"Kalian ini sebenarnya apa?"
"Sudah kubilang, kami sudah menjadi sahabat sejak kecil" Jeno mengangguk setuju dengan perkataan Jaemin
"Kita juga sahabat Na. Tapi kau bahkan tak sudi mengantarku ke sekolah" ujar Lucas tak terima.
"Kau itu sudah besar. Bahkan kau sudah pernah ikut tawuran dengan sekolah sebelah tiga bulan lalu."
"Aku juga punya keponakan bernama Haeun" celetuk Jeno
Lucas menatap Jeno berbinar, yang langsung di halangi oleh Jaemin "Matamu tolong dijaga, Luke"
"Menyingkir sana! Aku ingin bertanya pada Jeno"
"Menatapnya biasa saja!"
"Iya iya" Lucas menjawab dengan malas, lalu kembali menatap Jeno dengan semangat "Apa nama orang tuanya Johnny?"
Jeno mengangguk ragu "Dia anak dari sepupu jauhku, Johnny Hyung."
"Astaga! Jadi dia sepupumu! Kenalkan aku padanya Jeno, kenalkan!"
"Yak apa-apaan tanganmu itu. Lepaskan!"
Sudah kita tahu bukan siapa yang berteriak itu.
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
-ˋˏ 𝐣𝐮𝐬𝐭 𝐟𝐫𝐢𝐞𝐧𝐝 ˎˊ
Historia CortaJaemin dan Jeno berteman layaknya sepasang kekasih. Dimana ada Jeno, disitu ada Jaemin.Bagaimana posesif Jaemin terhadap Jeno. Dan bagaimana Jeno sangat tergantung pada Jaemin. Tapi jika ditanya, Jaemin menjawab mereka hanya berteman. Sebenarnya bag...