Mata bulat milik Jaemin senantiasa memperhatikan tubuh mungil yang berjalan mondar-mandir di dapur. Pemuda kecil bermarga Lee itu terlihat sedikit kerepotan walaupun memasak makanan yang tidak terlalu berat masih bisa ia kuasai.Jaemin sudah berusaha untuk menawarkan bantuan, namun si mungil melarangnya untuk mendekati dapur.
"Makanlah. Aku akan mandi lebih dulu."
Jaemin mengerjap mendengar suara Jeno yang terbilang cukup datar selama hampir 14 tahun mereka berteman.
"Kau tidak sarapan? Kenapa hanya membuat satu piring?"
Jeno tersenyum tipis lalu menggeleng. "Aku tidak berselera pagi ini untuk sarapan."
"Ingin makan berdua denganku? Biar aku suapi." tawa Jaemin dengan menyendokkan makanan untuk Jeno
"Tidak perlu, Jaemin-ah. Lebih baik kau makan saja, setelah itu kita berangkat."
Jaemin mengangguk kaku lantas memakan sarapan yang sudah dibuat oleh Jeno. Sedangkan pemuda mungik itu menghela napas sebelum berjalan menuju kamarnya.
Entah hanya perasaannya saja atau bagaimana.
Sejak pagi sikap Jeno sedikit berbeda dari biasanya.
Biasanya jika mereka tidur satu ranjang, maka Jeno akan senantiasa menunggunya untuk bangun. Namun pagi ini tidak.
Jika biasanya Jeno akan berceloteh banyak sembari membuatkannya sarapan. Maka pagi ini sahabat mungilnya itu hanya diam saja.
Jika setiap pagi, mereka berbagi kecupan dan saling melempar senyum manis satu sama lain. Namun pagi ini tidak. Jeno terkesan menghindar dan sedikit mengurangi skinship pada mereka
"Masalah apa yang berusaha ia sembunyikan." gumamnya tak mengerti.
"Jaemin."
Pemuda jangkung itu terkesiap dari lamunannya dan menoleh pada kakak Jeno yang sudah rapi dengan baju kantornya.
"Oh, Mark Hyung. Ayo sarapan bersama." ajak Jaemin dengan nada ramah seperti biasa.
Mark tersenyum kecil lalu menggeleng.
"Ada rapat yang perlu ku hadiri pagi ini, aku tak punya banyak waktu untuk sarapan. Dimana Jeno?"
"Dia sedang bersiap dikamarnya." balas Jaemin
Mark mengangguk, lalu menepuk pundak Jaemin agak kuat. "Setelah pulang sekolah, ada yang ingin ku bicarakan padamu. Hanya berdua saja."
"Baiklah." Jaemin menyanggupi menghiraukan perasaan yang mengganjal di hatinya.
"Tapi bagaimana dengan Jeno? Dia pergi dan pulang selalu bersamaku."
"Yoora yang akan menjemputnya. Kebetulan semalam ia meneleponku, jika merindukan princess cantik kami." jelas Mark.
•••••
"Terima kasih untuk semalam dan juga pagi ini, hyung."
Lucas tersenyum kecil dan sedikit membungkuk guna mensejajarkan wajahnya pada Johnny yang duduk di kursi kemudi.
"Tidak masalah. Aku juga berterima kasih karena kau sudah menjadi Oppa yang baik untuk Haeun." Johnny tersenyum kecil yang dibalas tertawa kecil oleh Sehun.
"Bukankah aku terlalu tua untuk menjadi oppa baginya?"
Johnny tertawa melihat wajah tak terima Lucas
KAMU SEDANG MEMBACA
-ˋˏ 𝐣𝐮𝐬𝐭 𝐟𝐫𝐢𝐞𝐧𝐝 ˎˊ
Short StoryJaemin dan Jeno berteman layaknya sepasang kekasih. Dimana ada Jeno, disitu ada Jaemin.Bagaimana posesif Jaemin terhadap Jeno. Dan bagaimana Jeno sangat tergantung pada Jaemin. Tapi jika ditanya, Jaemin menjawab mereka hanya berteman. Sebenarnya bag...