chapter 26

2K 162 9
                                    

Pagi ini tidak seperti hari kemarin dimana Jeno dan Jaemin pergi sekolah secara terpisah, namun sekarang tidak lagi.

Para siswa dan siswi itu kembali disuguhkan dengan pemandangan yang menyakitkan bagi para yang anti dengan gay. Dan pemandangan yang menyegarkan mata dan melatih vokal di pagi bagi para fans mereka.

"Hati-hati."

Tangan besar Jaemin berada di atas kepala Jeno tidak samapai menyentuh kepalanya-mencegah untuk tidak terantuk pada badan mobil.

Jeno yang mendapat perlakuan seperti itu, tak biasanya memerah. Mungkin karena status mereka yang memang sudah jelas sekarang.

"Kau berlebihan Jaem." Jaemin hanya membalas dengan senyum tipisnya, sebelum menutup pintu mobil dan merengkuh Jeno untuk berjalan bersamanya. "Kau harusnya tahu bagaimana aku sayang."

Lagi-lagi Jeno memerah mendengar panggilan baru yang dilontarkan padanya. Membuat Jaemin gemas, tak kuasa untuk tak mengecup pipi yang berwarna merah jambu itu.

"Yo bro! Astaga aku melihat banyak bunga yang bermekaran di musim salju seperti ini!"

Jaemin memutar malas bola matanya mendengar seruan dari Lucas yang tiba-tiba saja berada di tengah-tengah mereka. Sedangkan Jeno meringis malu sambil mengusap tengkuknya.

"Menyingkir!"

Tanpa perasaan Jaemin menoyor kepala kepala Lucas dengan keras, membuat empunya terdorong ke belakang, mendapat kesempatan Jaemin kembali merangkul Jeno dan meninggalkan Lucas yang mengumpat di belakang sana.

"Yak! Giliran sedang galau kau mencariku, dan sekarang saat sudah bahagia aku ditinggal! Dasar kacang lupa kulitnya!"

•••

Yeji tersenyum remeh pada Yeonjun yang tatapannya tak lepas dari sepasang kekasih yang pamer kemesraan di hadapan mereka.

"Lihat, kau tidak sakit hati melihat mereka? Kemarin kalian dekat, tapi sekarang kau bahkan tak dianggap." cibir Yeji

Yeonjun melirik adik kelasnya itu sekilas lalu mendengus. "Aku tidak akan terhasut apapun oleh kata-katamu. Lebih baik aku seperti ini, daripada akhirnya ia membenciku karena bersekongkol dengan rencana licikmu itu." ucapnya lantas berbalik pergi meninggalkan gadis yang menghela napas kesal.

"Baiklah! Jika ia tidak mau, aku sendiri yang akan melakukannya."

••••


Renjun bersiul menggoda kepada pemuda cantik yang baru saja duduk di sampingnya setelah di antar langsung oleh sang kekasih.

"Sudah berbaikan, hm?"

Jeno tertawa kecil melihat alis Renjun yang naik turun, tidak sesuai dengan wajahnya yang terlampau datar. Kepalanya mengangguk dengan senyum manis yang tercipta di bibir tipisnya.

"Tentu. Semalam dia jujur akan perasaannya padaku."

Renjun berdecak. "Astaga, kenapa tidak dari dulu saja kau desak seperti ini No?!"

Jeno mengedikkan bahunya acuh. "Aku tidak tega, semalam saja dia menangis sambil memelukku. Lalu sebelumnya dia juga tejatuh sakit karena tidak makan seharian."

"Orang bodoh mana yang mengenakan jaket kulit dimusim dingin selain Nya Jaemin." cibir Renjun yang masih tak percaya dengan kelakuan bodoh tapi berwajah tampan dari Jaemin itu. "Harusnya dia ikut seperti Lucas. Walaupun gelisah galau merana, yang penting perut harus tetap kenyang. Karena kita berbicara saja memerlukan tenaga, apalagi merenung sambil memikirkan seseorang. Beruntung orang itu memikirkan kita, kalau tidak? Buang-buang tenaga." ungkapnya yang di balas tertawa oleh Jeno

-ˋˏ 𝐣𝐮𝐬𝐭 𝐟𝐫𝐢𝐞𝐧𝐝 ˎˊTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang