°°°°Jeno baru saja sampai dirumahnya, ketika teriakan anak kecil menyapanya.
Mata jeno membola, terkejut melihat kedatangan keponakannya yang tidak terduga
"Jangan berlari sayang, nanti jatuh." teriak seseorang dari dalam rumah.
Remaja cantik itu merentangkan kedua tangannya, menunggu gadis kecil itu masuk ke dalam dekapannya. Dan langsung mengangkatnya ketika anak itu menyambutnya.
"Aigoo Haeun yang cantik. Kenapa tak memberi tahu Oppa jika kau akan datang, hm?"
Haeun, gadis kecil itu terkikik geli ketika Oppa cantik kesayangannya mencium pipinya berkali-kali.
"Kata Papa ini sebuah kejutan."
"Kejutan, huh? Kejutan? Aigoo, Oppa sangat terkejut." kata Jeno yang kembali menggelitiki Haeun. Membuat gadis cilik itu tertawa kegelian.
"Sudah cukup No, nanti dia tidak mau makan."
Jeno menoleh pada Johnny yang berjalan menuju mereka dengan sebotol susu. "Kenapa Hyung tidak mengabariku jika berkunjung?"
Johnny mengambil alih Haeun yang ada di gendongan Jeno
"Surprise?" tanyanya tak yakin.
"Ouh, aku sangat terkejut." cibir Jeno yang tidak ditanggapi Johnny
"Ayo masuk, tidak enak kita mengobrol di luar. Jangan sungkan anggap saja rumah sendiri."
"Seakan-akan rumah ini adalah miliknya." dengus Jeno yang masuk mengikuti Johnny yang lebih dulu berjalan di depannya.
•••••
Jaemin menatap malas Lucas yang saat ini tengah berbaring diranjangnya, dengan santai sembari membaca salah satu koleksi novel milik kakaknya,Yoora
Untung saja, kakak perempuannya itu sedang berada di luar kota karena tugas dinasnya. Jika tidak, sudah dipastikan Lucas mendapat amukan oleh Yoora.
"Ada apa dengan wajahmu itu?"
Jaemin mengangkat alisnya skeptis mendengar pertanyaan Lucas. Lalu kaki panjangnya itu menendang Kaki Lucas yang menyilang.
"Yak Na Jaemin!Apa masalahmu, heh?!" pekik Lucas kesal karena acara membacanya diganggu.
"Aku harusnya yang bertanya padamu, eh. Kenapa kau tidak kembali kerumahmu dan malah mengangguku saat ini?"
"Siapa yang mengganggu?" tanya Lucas bingung. "Sejak tadi bahkan aku hanya membaca novel romansa ini, lihat. Kau bisa baca kan?" ucapnya tak sadar diri. Membuat Jaemin kembali melempar Lucas dengan bantal.
"Kau mengganggu waktu istirahatku, albino sialan! Harusnya sekarang aku bisa tidur dengan nyenyak dan bermimpi Indah, bukannya duduk di sini sambil melihatmu di ranjangku." protes Lucas
"Eiyyy, jangan seperti itu. Sebagai seorang sahabat seperjuangan, kita harus saling berbagi dan saling membantu." ceramah Lucas
Jaemin memutar bola matanya jengah. "Memangnya aku menampungmu disini, bisa membantu apa?"
"Membantu aku yang kesepian dan kelaparan dirumah."balasnya dengan memasang wajah imut, membuat Jaemin
memasang wajah ingin muntah.
"Tidak ada yang memperhatikan aku dirumahku sendiri, kalau di sini kan ada eomma Na."
"Lagaknya seperti Ibuku adalah Ibumu." desis pemuda jangkung itu.
Ctakk..
Lucas menjentikkan jarinya. "Kan ibumu sendiri yang bilang ketika aku pertama kali datang kerumah ini." kemudian menegakkan posisi duduknya. "Jangan sungkan nak Lucas, anggap saja rumah sendiri. Juga panggil saja eomma, seperti Jaemin, Jangan merasa canggung." ucapnya dengan memperagakan cara bicara Ibu Jaemin saat itu.
Jaemin mendesah pasrah. "Aish, terserah. Aku mau pergi saja."
Seketika Lucas melompat dari duduknya dan mengejar Jaemin yang sudah keluar. Berlari kecil, lalu melongokkan kepalanya di celah pintu.
"Yak Na! Kau akan kemana?"
Tanpa berbalik Jaemin menjawab singkat. "Rumah Jeno"
Lucas tanpa harus berpikir dua kali langsung mengejar Jaemin sebelum menutup pintu kamar sahabatnya.
"Aku ikut!"
TBC.
Salam dari ayang nyaa Chenle😎
KAMU SEDANG MEMBACA
-ˋˏ 𝐣𝐮𝐬𝐭 𝐟𝐫𝐢𝐞𝐧𝐝 ˎˊ
Short StoryJaemin dan Jeno berteman layaknya sepasang kekasih. Dimana ada Jeno, disitu ada Jaemin.Bagaimana posesif Jaemin terhadap Jeno. Dan bagaimana Jeno sangat tergantung pada Jaemin. Tapi jika ditanya, Jaemin menjawab mereka hanya berteman. Sebenarnya bag...