"Pelan-pelan saja makannya sayang, tidak ada yang akan mengambil makananmu."
Haeun hanya terkikik geli ketika Johnny mencolek hidungnya sesudah membersihkan noda makanan di sekitar mulutnya.
"Lucas-si, kau tidak ikut makan dengan kami?"
Lucas yang baru saja fokus pada ponselnya mendongak menatap Johnny dengan pipi menggembung.
Dalam hati Lucas sudah berteriak layaknya fanboy pada idolanya.betapa tampan nya orang tua Haeun ini.
"Aku tidak lapar hyung. Kalian makan saja yang kenyang, setelah itu kita pulang. Hari sudah gelap sekarang."
Johnny mengangguk pelan sebelum kembali menyuapkan makanannya ke dalam mulut. Detik kemudian tubuhnya mematung setelah dengan lancang jari Lucas mengusap bibirnya dengan lembut.
Matanya mengerjap linglung terlebih setelah melihat Lucas yang dengan santainya mengemut jempol yang terdapat noda makanan dari bibirnya tadi.
"Ada noda di bibirmu, hyung." Lucas tersenyum tipis yang sialnya semakin bertambah kadar ketampanannya dibalik sikap konyolnya setiap berhadapan dengan Jaemin
Johnny mengangguk kaku, sebelum memakan makananya dengan kikuk. "Terima kasih." cicitnya.
"Kembali kasih."
Lagi dan lagi, Johnny hanya bisa berdehem canggung. Demi apapun, pemuda dihadapannya ini tak lebih dari sekedar anak sekolah menengah. Bahkan umurnya lebih muda beberapa tahun dari Johnny. Tapi entah kenapa 'Papa' Haeun ini selalu salah tingkah.
Kenapa auranya berbeda sekali ketika saat bersama Jaemin?
•••••
"Kau ingin makan apa?"
Jeno memicingkan matanya keatas mencoba memikirkan apa yang ingin ia makan.
"Baek? Kau sedang melamun atau bagaimana? Ini sudah lebih dari dua menit." komentar Jaemin yang sedari tadi tak kunjung mendapat jawaban.
Jeno berdecak kesal. Tak sabaran sekali pikirnya.
""Ish, iya iya. Kalau begitu kita makan Pizza saja ya?"
"Huh?"Jaemin menatap tak percaya. "Kau menghabiskan waktu 2 menit 37 detik untuk
memakan Pizza?!" pekiknya tak terima."Kan aku sedang berpikir Jaemin! Memangnya tidak boleh? Yasudah jika kau keberatan, kita pulang saja. Aku bisa memesan dari rumah saja!"
Jeno berbalik pergi dengan kaki yang menghentak di lantai 3 Pusat perbelanjaan tersebut. Mulutnya tak berhenti untuk berkomat kamit.
Bayangkan saja, Jaemin mengajaknya ke sini hanya untuk menunggunya membeli jam. Lalu setelah itu membuat keributan dan berakhir jadi tontonan banyak orang. Dan sekarang pemuda tinggi itu membiarkannya kelaparan.
Catat sekali lagi!
KELAPARAN!!
KELAPARAN
KELAPARAN!!!
Memangnya enak apa berjalan di gedung bertingkat ini tanpa asupan makanan sedikitpun! Bayangkan saja bahkan dia pun belum memasukkan cairan apapun dari mulutnya sejak menginjakkan kakinya disini!
Jaemin keterlaluan sekali!
Menyebalkan!
Grep
KAMU SEDANG MEMBACA
-ˋˏ 𝐣𝐮𝐬𝐭 𝐟𝐫𝐢𝐞𝐧𝐝 ˎˊ
Short StoryJaemin dan Jeno berteman layaknya sepasang kekasih. Dimana ada Jeno, disitu ada Jaemin.Bagaimana posesif Jaemin terhadap Jeno. Dan bagaimana Jeno sangat tergantung pada Jaemin. Tapi jika ditanya, Jaemin menjawab mereka hanya berteman. Sebenarnya bag...