Jaemin melirik Lucas yang sedang menatapnya datar, sebelum kembali memainkan ponselnya. Menghiraukan sahabatnya itu, sungguh ia sedang dalam suasana hati yang buruk.Ck
Decakan Lucas lagi-lagi hanya mampu membuat Jaemin memutar bola matanya. Mengeluarkan headset dari dalam tasnya dan berniat untuk memasangnya—
Sret
- sebelum Lucas mengganggunya lagi dengan mengambil benda yang ada di tangannya.
"Sebenarnya apa maumu ini?!" Jaemin mendengus sebelum menatap tajam Lucas.
"Kau ini sebenarnya bodoh atau memang
sangat bodoh?"Jaemin mendengus malas. "Setelah kau mengganggu ku, sekarang kau berniat mengolokku atau bagaimana?"
"Melihat drama kalian tadi pagi, aku memang berniat untuk mengataimu,Na bodoh Jaemin"
"Ini tidak ada urusannya denganmu. Kami hanya sedang lelah saja."
"Bukan kalian, tapi hanya Jeno saja yang lelah." Jaemin menatap Lucas yang masih menggantungkan ucapannya.
"Kau menikmati skinship yang terjadi pada kalian selama ini dengan embel-embel SAHABAT. Tanpa kau sadari, jika Jeno sudah tidak nyaman dengan apa yang kalian jalani."
"Jangan berlagak sok tahu. Selama ini kami menikmati satu sama lain, Jeno juga tidak pernah memprotes itu semua."
Lucas menghela napas lelah. Jaemin benar-benar keras kepala. "Dia tidak memberitahumu mungkin ada alasannya. Lagipula setiap orang pasti akan terbawa perasaan jika ada yang memperlakukan mereka dengan sangat lembut, seperti kau pada Jeno. Mustahil tidak ada rasa yang muncul pada salah satu diantara kalian." jelasnya. Namun sepertinya Jaemin hanya diam, tak menanggapi itu semua.
"Aku hanya mengingatkan padamu. Beri sedikit Jeno kebebasan. Kebebasan untuk memilih seseorang yang mampu menjaganya, seseorang yang akan mengambil alih tanggung jawab Ayah, kakak juga Kau untuk melindungi Jeno, Jika kau mengekangnya seperti ini, lalu kapan Jeno akan mendapatkan orang yang benar-benar tulus padanya." Lucas menjelaskan dengan satu tarikan napas.
"Choi Yeonjun, kau seleksi dia. Jika dia lulus tes darimu, kau harus merelakan Jeno untuknya. Suka atau tidak suka."
•••••
"Untukmu."
Jeno menatap sebungkus roti dan susu kotak berperasa strawberry setelah itu mendongak mendapati pemuda dengan senyum kecil yang tersungging.
"Terima kasih. Kau begitu mengerti diriku." ucapnya haru.
Membuat pemuda itu langsung memutar malas bola matanya dan langsung duduk disamping Jeno
"Aish, sudah tahu tidak bisa tidak sarapan. Malah pergi sekolah dengan perut kosong, sebenarnya kau ini kenapa huh?!"
Jeno meminum susu itu lalu menggigit
roti ditangannya sebelum menjawab. "Aku
sedang ada masalah dengan Jaemin.""Sudah kuduga. Jika persahabatan seperti kalian ini pasti tidak akan bertahan selamanya. Kau sudah mulai lelah?"
Pemuda mungil itu diam lalu meletakkan roti itu. Ia sudah tak berselera untuk makan. "Aku sudah menahannya terlalu lama. Kupikir seiring berjalannya waktu dia akan menyadari itu, tapi nyatanya Jaemin malah semakin nyaman dengan hubungan seperti ini."
"Kenapa kau tidak jujur saja?" lama-lama ia kesal juga dengan kedua orang ini.
"Jika saja aku bisa." Jeno menghela napasnya frustasi. "Tapi nyatanya tidak.Jaemin pasti akan sangat terluka jika aku berkata sejujurnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
-ˋˏ 𝐣𝐮𝐬𝐭 𝐟𝐫𝐢𝐞𝐧𝐝 ˎˊ
Cerita PendekJaemin dan Jeno berteman layaknya sepasang kekasih. Dimana ada Jeno, disitu ada Jaemin.Bagaimana posesif Jaemin terhadap Jeno. Dan bagaimana Jeno sangat tergantung pada Jaemin. Tapi jika ditanya, Jaemin menjawab mereka hanya berteman. Sebenarnya bag...