chapter 17

1.9K 196 1
                                    

Jaemin memperhatikan dari dalam mobilnya yang terletak cukup jauh dari rumah Jeno

Memperhatikan bagaimana keduanya
melempar senyum satu sama lain.

Bagaimana Jeno tertawa dan terlihat nyaman pada orang lain selain dirinya.

Bagaimana dengan lancang tangan Yeonjun menyentuh surai kesukaaan.

Dan bagaimana dadanya terasa sesak melihat adegan itu semua. Entah kenapa ada perasaan marah dalam dirinya. Selama ini Jeno sudah ia jaga sebaik mungkin, namun untuk kali ini ia lengah. Ia lengah membiarkan seseorang masuk ke dalam kehidupan sahabat kecilnya. Orang yang selalu ia jaga, sahabat cantiknya yang selalu ia prioritaskan.

Jaemin bukannya ingin mengekang Jeno untuk tidak berdekatan dengan pria dominan selain dirinya, terkecuali untuk Sehun.

Jaemin hanya takut.

Takut jika sewaktu-waktu rasa nyaman Jeno padanya juga berlaku untuk orang lain.

Dan parahnya lagi, jika Jeno tak perlu lagi untuk bergantung padanya. Lalu meninggalkannya.

Memikirkan semua itu membuat Jaemin frustasi. Cukuplah ia ditinggal selama lebih dari tiga tahun oleh Jeno ke Manhattan. Dan sejak saat itu, Jaemin berusaha untuk membuat sahabat yang sangat ia sayangi untuk tidak lagi pergi darinya.

Melihat mobil Yeonjun sudah pergi, Jaemin segera menginjak pedal gas dan berhenti tepat dimana mobil Yeonjun tadi berada. Buru-buru Jaemin keluar dari mobilnya.

Ia harus menyelamatkan hubungan mereka, terlebih untuk dirinya sendiri.

Ia tak akan melepaskan Jeno, pada siapapun. Kecuali seseorang yang sudah ia percaya untuk bisa menjaga Jeno hingga ia tua nanti.

"Jeno."

•••••


Lucas menatap dalam diam bagaimana Johnny merayu Haeun untuk bermain dengan wanita yang bersamanya tadi.

Setelah adegan dimana Johnny berteriak memanggil Haeun dengan raut khawatirnya. Papa muda itu memperkenalkan wanita cantik disampingnya sebagai Mama Haeun.

Namun entah kenapa Haeun malah menangis dan tak mau lepas dari pelukannya.

"Haeun-ya, ayo bermain dengan Mama. Mama Haeun sudah ada disini." rayu Johnny dengan lembut, namun setelah itu menghela napas lelah melihat anaknya yang malah menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Lucas.

"Haeun-ya, Mama bawa boneka untukmu. Ayo kemari, Lucas Oppa sudah kelelahan menggendongmu." kini Soojung yang mencoba merayu Haeun dengan boneka berukuran sedang ditangannya. Senyum cantik itu tersemat diwajahnya saat anaknya mulai mengintip penuh minat pada boneka yang dibawanya, namun kembali luntur saat Haeun menatapnya takut dan menyembunyikan wajahnya lagi.

"Hei Haeun-ya, lihat Oppa." pinta Lucas sembari melepaskan rangkulan Haeun pada lehernya. Gadis kecil itu sempat merengek, namun tenaganya kalah dari Lucas membuat pelukan itu terlepas.

"Kenapa harus menangis, hm?" tanya Lucas dengan lembut. Tangannya sibuk merapihkan rambut yang menempel di wajah anak itu, kemudian menghapus lelehan air mata Haeun. "Sini, dengarkan Oppa." Disana-pemuda pucat itu menunjuk Soojung.

" Itu adalah Mama Haeun. Yang membawa Haeun di dalam perutnya sangat lama, sampai kemudian melahirkan Haeun menjadi anak cantik seperti ini." jelasnya dengan pelan, mencoba membuat anak itu mengerti.

"Sama seperti teman Haeun yang lain. Mereka punya Ibu juga Ayah, bukan hanya Ayah atau juga bukan hanya Ibu. Apa Haeun tidak ingin punya Mama, hm?" tanya Lucas kembali. Haeun melirik Papa-nya yang tersenyum lembut juga Soojung yang mengulas senyum cantik padanya, kemudian menatap Lucas yang tersenyum tipis. Lalu mengangguk pelan.

-ˋˏ 𝐣𝐮𝐬𝐭 𝐟𝐫𝐢𝐞𝐧𝐝 ˎˊTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang