"Dokter anak tapi tak kunjung punya anak, apalagi usia yang sudah menginjak angka tiga puluhan, mungkin takdirmu hanya sebagai penyelamat bukan sebagai seorang yang menimang."
"Gelarmu boleh indah di belakang nama, tapi sayang gelar tertinggi sebaga...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
KALANA bisa kalian baca secara lengkap di playbook ya, cus merapat biar nggak penasaran.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Add juga Arkansa ke Library kalian. Kisah manis antara Kansa Azzura dan Arka Raditya yang mendapatkan cinta dalam perjalanannya mencari Tuhan dan bahagia yang sebenarnya.
Hancur? Jangan di tanya, rasanya hatiku sudah tidak berbentuk lagi karena kecewa, karena untuk kesekian kalinya aku melihat simpati milik suamiku menghancurkan perasaanku.
Mudah sebenarnya meluluhkan hatiku, aku bukan perempuan penuh drama yang akan ngambek berkepanjangan, membuat masalah denganku cukup meminta maaf dan memperbaiki apa yang sudah di rusak maka aku akan dengan mudah melupakan sebesar apa rasa sakit yang pernah dia berikan.
Kalingga, Suamiku hanya perlu datang meminta maaf dan menepati janjinya untuk memperbaiki hubungan kami di mulai dengan menyingkirkan simpatinya terhadap Nadya dan anak-anaknya, semudah itu dan aku akan meruntuhkan semua tembok tinggi yang tengah aku bangun sekarang ini.
Aku akan membuang jarak yang aku ciptakan, dan aku kembali kepadanya sebagai Alana yang hangat dan menyayanginya.
Namun aku di kecewakan lagi oleh Kalingga. Dia tidak berusaha mencariku, hanya berondongan pesan dan panggilan yang dia sebut usaha, dan saat dia hadir di depan wajahku dia hadir karena Nadya memanggilnya dan kini ultimatum yang aku berikan pun tidak dia hiraukan.
"Saya rasa saya sudah memberikan keterangan saya, Pak Mustapa. Jika Bapak atau perempuan di sebelah saya ini mau melaporkan saya atas apapun yang sudah saya lakukan, silahkan laporkan!! Polisi tahu di mana saya lebih dari pada suami saya sendiri."
Aku menatap jijik pada Nadya yang menangis tersedu-sedu di sampingku memeluk anak-anaknya yang sama histerisnya, sungguh serigala berbulu domba yang menggelikan, tingkah garangnya yang berani menyiramku seolah musnah dan dia kembali berperan menjadi wanita yang teraniaya.
Mulutku sudah gatal ingin berteriak padanya untuk casting sinetron Hidayah sebagai pemeran antagonis saja agar dia punya uang, bukannya malah memoroti suami orang.
