"Lalu apa yang harus aku lakuin, Bang? Alana bahkan nggak pulang ke rumah, nggak ada balas pesanku?"
Sungguh Kalingga kini benar-benar kehilangan Alana, sepertinya kini dia mulai merasakan karma atas perbuatannya, selama ini dia yang bersikap dingin terhadap Alana, dan sekarang dia nyaris membeku saat Alana berlaku sama untuk membalasnya.
Kenapa perlu satu setengah tahun untuk menyadarkan Kalingga betapa buruk sikapnya yang dingin terhadap Alana. Sekarang semuanya seolah terlambat untuk di perbaiki oleh Kalingga.
"Yang jelas ya harus minta maaflah, kau pikirlah gimana caranya kalau perlu sujud kau di kaki Alana, nggak heran kalau Alana minggat dari rumah, tingkah kau kayak Bangs*t."
Lingga menelan ludah ngeri, mendapati Kalingga terpaku tertohok dengan kata-kata yang sedari tadi di lemparkan oleh Pramana membuat Pramana semakin gencar mengoloknya. Sepertinya kekesalan Pramana terhadap Kalingga sama besarnya seperti kekesalan Alana.
Tidak cukup hanya mengolok dan mengumpati juniornya, satu hal yang di temukan Pramana kemarin saat dia mengantarkan vaksin anak bungsunya kini hendak Pramana keluarkan untuk membakar Kalingga, gosong, gosong dah tuh Danyon sedeng kebanyakan simpati.
"Ehhh tapi kayaknya Alana udah nyerah sama kau, Ngga. Buktinya dia pergi dari rumah nggak ada pulang, kan? Kau ingat Kaindra, anaknya Laksamana Barata? Nah, kemarin Abang kau ini lihat Kaindra ada di rumah sakit tempat Alana praktek."
Seperti yang bisa Pratama duga, wajah tenang dan anteng Kalingga seolah dia tidak terpengaruh apapun dengan masalah pribadi yang di hadapinya mendadak menjadi tegang saat nama Kaindra di sebut, dalam hati Pratama tidak hentinya tertawa menertawakan betapa konyol jalan hidup yang di pilih Danyonnya yang plin-plan ini.
"Kau ingatkan Kaindra siapa? Ituloh, Kaindra Leting kau, kan? Yang dulu di sering banget di jodoh-jodohin sama Alana, aku ingat betul gimana cocoknya mereka, seringkali tiap ada acara kondangan papasan sama mereka pasti mereka di todong datang bareng."
Wajah Lingga yang sudah masam semakin kecut di buatnya, tidak peduli akan hal itu Pramana semakin gencar menyiram bensin ke dalam api yang di buatnya, gosong, gosong dah tuh Kalingga, pikir Pramana. Menurut Pramana, orang seperti Lingga harus di hantam egonya sampai hancur berkeping-keping biar sadar dulu apa yang sudah dia lakukan. Pramana akan menjadi orang pertama yang menyesal jika sampai Lingga kehilangan Alana hanya karena Nadya.
"Kau tahu, sekarang dia duda anak satu, punya anak perempuan cantik yang di rawat sama istrimu, Ngga. Takdir lucu ya, mantanmu sama mantan 'jodoh-jodohan' Alana sama-sama duda janda, jangan-jangan memang dari awal kau sama Alana takdirnya cuma sementara buat nunggu pasangan kalian jadi single kayak sekarang. Kan cocok tuh, kamu dapat Jandanya Nadya punya bonus dua, sementara Alana dapat dudanya Kaindra punya anak satu, waaah luar biasa memang jalan takdir."
Dengan dramatis Pramana bertepuk tangan, menggema di antara ruang kantor Kalingga yang kini bersiap hampir meledak, butuh kekuatan ekstra bagi Kalingga untuk tidak memberikan tampolan ekstra pada seniornya ini, seluruh tubuhnya bergetar dengan perasaan marah dan tidak terima, mendengar semua yang di ucapkan Pramana tentang Kaindra dan Alana membuat kepala Kalingga terasa mendidih.
Sedari dulu Kalingga memang tidak menyukai Letingnya tersebut, seorang yang menurut Kalingga adalah sosok menyebalkan, sok tahu, konyol, dan berusaha menjadi seorang yang heroik dan ikut campur. Kalingga benar-benar tidak menyukai Kaindra yang sering kali di sanjung orang karena sikap ramah dan hangatnya yang sangat bertolak belakang dengan Kalingga.
Dan benar, salah satu ketidaksukaan Kalingga pada Kaindra memang karena Alana, seperti yang di katakan Pramana, dulu selain Nadya dan dirinya, Alana dan Kaindra adalah couple goals yang sering kali menjadi sorotan di kalangan mereka, kata pacaran memang tidak tersemat di antara mereka, namun siapapun akan melihat jika pria asal Kalimantan tersebut menyukai Alana.
Dan sekarang, apa yang di katakan Pramana tadi? Di saat Alana minggat sama sekali tidak pulang ke rumah, mengacuhkan segala pesan dan panggilan yang di berikan Kalingga kepadanya, Alana justru bersama dengan Kaindra? Lengkap dengan membawa anak perempuannya yang sekarang di rawat oleh Alana?
Hati Kalingga sekarang bukan hanya panas karena cemburu, tapi benar-benar hangus terbakar nyaris menjadi arang.
Takdir benar-benar tidak tanggung-tanggung menyiksa Kalingga sekarang ini, selama ini Alana selalu mengutarakan ketidaksukaannya mendapati Kalingga peduli dengan Nadya dan anak-anaknya walau sudah di jelaskan Kalingga dia hanya sekedar simpati dan kasihan, namun sekarang saat dia melihat hal yang sama dengan Alana dan Kaindra serta anaknya yang memerankan lakon dirinya yang peduli dengan anak-anak Rizky, Kalingga benar-benar seperti di tonjok di muka merasakan sesak, marah, cemburu, dan kecewa.
Kalingga benar-benar tidak terima istrinya dekat kembali dengan pria yang sedari dulu menyukainya, sudah pasti Kaindra akan mengambil kesempatan di tengah rumah tangganya yang sedang memburuk untuk bersikap menjadi pahlawan kesiangan menarik simpati dari istrinya yang tengah marah tersebut.
Astaga, Kalingga sekarang benar-benar ingin membanting ponselnya atau menghancurkan apapun yang ada di dekatnya.
Tidak, Kalingga tidak bisa melepaskan Alana bahkan dengan alasan konyol yang di cetuskan oleh Pramana barusan, apa-apaan coba seniornya tersebut berkata jika jodohnya dengan Alana hanya sementara sebelum kembali ke mantan masing-masing. Tidak, tidak ada kata perceraian di dalam hidup Kalingga.
Tapi tingkah bangsat Lo sendiri yang bikin Alana pergi, Bangsat.
Sekarang makan karma Lo bulat-bulat, apa yang Lo rasain sekarang itu yang di rasakan Alana setahun lebih belakangan ini.Suara yang ada di dalam kepala Kalingga terdengar mengejeknya saat pandangan Kalingga bertemu dengan potret di mana antara Alana dan Kalingga begitu bahagia, potret maternity di mana keduanya begitu bahagia, ya Kalingga dan Alana pernah sebahagia itu, ada masa di mana rumah mereka begitu hangat dengan tawa menyambut hadirnya sosok bayi di dalam kandungan Alana, dan potret yang masih setia Kalingga pajang adalah bukti di mana cinta mereka dulu begitu besar.
Dulu, dan kalau kamu lupa, Ngga. Kamu yang membuat semua hangat itu menjadi dingin.
Sekarang setelah dua kali suara di dalam kepala Kalingga mengejeknya, Lingga sama sekali tidak menyembunyikan kekesalannya lagi, dia bangkit sembari berusaha menghubungi Alana di iringi dengan tawa terpingkal-pingkal Pramana yang masih setia dengan celotehannya yang membuat Kalingga semakin panas.
Lama setelah banyak uring-uringan dan umpatan yang keluar dari bibir Kalingga untuk Kaindra yang kenapa harus masuk kembali ke dalam kehidupan Alana, ponsel yang sedari tadi di pegangnya dan sama sekali tidak memberikan respon kini menyala dengan sebuah panggilan masuk dari seorang yang Kalingga harap tidak mengganggunya untuk sementara waktu.
"Siapa? Akhirnya Alana berhasil kau hubungi? Mau dia angkat telepon kau?"
Dengan malas Kalingga mengangkat ponselnya, menunjukkan nama yang membuat Pramana sama sekali tidak menyembunyikan dengus bencinya.
"Bahhh, Janda kesayangan kau rupanya."

KAMU SEDANG MEMBACA
KALANA
Romansa"Dokter anak tapi tak kunjung punya anak, apalagi usia yang sudah menginjak angka tiga puluhan, mungkin takdirmu hanya sebagai penyelamat bukan sebagai seorang yang menimang." "Gelarmu boleh indah di belakang nama, tapi sayang gelar tertinggi sebaga...